IDTODAY NEWS – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD dianggap gagal karena tidak peduli terhadap derita rakyat.

Mahfud kembali mendapat sorotan karena masih sempat menonton sinetron “Ikatan Cinta” di tengah PPKM Darurat.

Analis sosial dan politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun mengatakan, Mahfud kehilangan sensitifitas pada keadaan rakyat jelata.

“Maaf, postingan Mahfud MD di Twitter itu menunjukan bahwa di lapisan elit kekuasaan sedang terjadi semacam pengabaian pada derita rakyat. Kehilangan sensitifitasnya pada keadaan rakyat jelata,” ujar Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (16/7).

Cuitan tentang sinetron “Ikatan Cinta” itu diunggah Mahfud, Kamis (15/7). Mahfud menilai sinetron tersebut asyik ditonton, tapi alur ceritanya berputar-putar, dan pemahaman hukum penulis cerita kurang pas.

“PPKM memberi kesempatan kepada saya nonton serial sinetron Ikatan Cinta. Asyik juga sih, meski agak muter-muter. Tapi pemahaman hukum penulis cerita kurang pas. Sarah yang mengaku dan minta dihukum karena membunuh Roy langsung ditahan. Padahal pengakuan dalam hukum pidana itu bukan bukti yang kuat,” twit Mahfud.

Baca Juga  Tolak Vaksin, Rocky Gerung: Publik Anggap Suara Ribka Tjiptaning Suara Ibu Mega

“Pembunuh Roy adalah Elsa. Sarah, ibu Elsa, mengaku sebagai pembunuhnya dan minta dihukum demi melindungi Elsa. Lah, dalam hukum pidana tak sembarang orang mengaku lalu ditahan. Kalau begitu nanti banyak orang berbuat jahat lalu menyuruh (membayar) orang untuk mengaku sehingga pelaku yang sebenarnya bebas,” sambung dia melanjutkan.

Jelas Ubedilah Badrun, postingan Mahfud tersebut dalam situasi normal pun dianggap tidak pantas dilakukan oleh seorang Menko, apalagi saat ini dalam situasi rakyat sedang menderita akibat pandemi dan krisis ekonomi.

Baca Juga  Pengacara Haikal Hassan Bakal Laporkan Balik Husin Shihab ke Polisi

“Betul bahwa Mahfud MD adalah manusia biasa, tetapi dia seorang pejabat publik, apalagi sebagai Menko. Ketika bersedia menjadi pejabat publik maka dia secara rasional, moral dan hukum memiliki tanggungjawab besar di hadapan publik yang memerlukan sikap yang bijak dan hati-hati. Tentu saja mesti peduli pada keadaan rakyat banyak. Ini Mahfud MD gagal menunjukan itu,” ucap Ubedilah.

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan