IDTODAY NEWS – Ketua Cyber Indonesia Muannas Alaidid membalas Novel Baswedan yang mengomentari meninggalnya Ustaz Maaher At- Tahuwailibi di Rutan Bareskrim Polri.

Sebelumnya, komentar penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu diunggah melalui akun Twitter pribadinya, @nazaqistsha, Selasa (9/2/2021).

“Innalillahi Wainnailaihi Rojiun Ustadz Maaher meninggal di rutan Polri,” tulis Novel.

Mantan anggota Polri itu mempertanyakan perlakuan polisi terhadap Maaher.

Menurutnya, semestinya polisi tidak memaksakan penahanan terhadap Maaher jika memang yang bersangkutan sakit.

“Padahal kasusnya penghinaan, ditahan, lalu sakit. Orang sakit, kenapa dipaksakan ditahan?” heran dia.

Novel pun lantas mengecam institusi yang menjadi awal karirnya itu.

“Aparat jangan keterlaluanlah.. Apalagi dengan Ustadz. Ini bukan sepele lho..,” kecam Novel Baswedan.

Cuitan itu lantas disambar Muannas Aladid yang mempertanyakan aksi Novel Baswedan saat masih anggota Polri aktif.

Saat itu, Novel yang menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bengkulu pada 2004 silam.

Dalam kasus tersebut, Novel Baswedan diduga melakukan penyiksaan terhadap para tersangka pencuri sarang burung walet.

Penyiksaan yang dilakukan itu mengakibatkan salah satu tersangka meninggal dunia dan mengakibatkan cacat permanen pada tersangka lainnnya.

“Kenapa ditembak, diinjak hingga disetrum kemaluannya?” balas Muannas kepada Novel.

Menurutnya, kendati melakukan tindak pidana, tetap tidak dibenarkan melakukan penyiksan terhadap para pelaku.

“Ini ‘jeritan’ korban penembakan sarang walet dimana Anda diduga terlibat,” sambung Muannas.

Kondisi para pelaku pencurian sarang burung walet itu pun berbanding terbalik dengan yang dialami Maaher selama menjalani penahanan.

Baca Juga  Tidak Hanya HRS, Aparat Juga Harus Tegas Terhadap Putra Jokowi Gibran

“Sedang Maheer berkali-kali sudah nyataka di sejumlah media diperlakukan baik selama berada di tahanan,” kata dia.

“Termasuk perawatan yang diberikan RS Polri kramat jati,” tandas Muannas.

Sementara, Pihak keluarga membantah kabar yang menyebutkan bahwa Ustaz Maaher At-Thuwailibi meninggal lantaran disiksa di dalam Rutan Bareskrim Polri.

Sebaliknya, keluarga memastikan bahwa selama menjalani penahanan, pemilik nama asli Soni Ernata itu selalu diperlakukan dengan baik.

Hal itu disampaikan kakak ipar Ustaz Maaher, Jamal, usai pemakaman di Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Quran, Cipondoh, Tangerang, Banten, Selasa (9/2/2021).

“Almarhum gak disiksa. Sejauh ini penyidik perlakuannya baik,” tegasnya.

Keluarga pun meminta agar tidak ada pihak-pihak yang ‘menggoreng’ meninggalnya Ustaz Maaher untuk kepentingan tertentu.

Jika masih ada yang menyebut bahwa almarhum mendapat penyiksaan, maka keluarga memastikan bahwa itu adalah hoax.

“Tolong teman-teman media bantu nge-counter hoax-hoax itu lah,” pintanya.

“Iya ngebantah, nggak bener itu semua (Ustaz Maaher disiksa),” tegasnya lagi.

Selama ini, kata Jamal, kakak iparnya itu menderita sakit TB Usus jauh sebelum ditangkap polisi.

Tapi setelah ditengkap, rawat jalan rutin yang dijalani Maaher itu terhenti.

“Sejak (ditangkap) itu rawat jalannya putus dan obatnya yang harusnya rutin jadi putus,” bebernya.

Kondisi itu pula yang kemudian membuat kondisi Maaher semakin menurun.

“Klimaksnya semalam beliau meninggal di rutan Bareskrim,” papar dia.

Baca Juga: Pilih Mana? Polisi Blak-blakan tapi Nama Baik Keluarga Ustadz Maaher Tercemar atau Stop Goreng?

Sumber: pojoksatu.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan