IDTODAY NEWS – Dewan Pembina Perludem Titi Anggraini menyoroti operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK) terhadap Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdulah.

Titi kemudian memberikan beberapa catatan penting tentang terungkapnya kasus dugaan rasuah itu.

Beberapa faktor itu, diantaranya: lemahnya sistem pengawasan, tuntutan orang sekitar dan dampak dari tingginya biaya politik.

Baca Juga: Haedar Nashir: Artidjo Alkostar Penegak Hukum yang Sudah Selesai dengan Dirinya

“Perilaku koruptif bisa ditimbulkan banyak faktor. Personal, sistem pengawasan yang lemah, tuntutan orang sekitar, ataupun implikasi politik biaya tinggi yang sejatinya ilegal,” demikian kata Titi saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu malam (28/2).

Dalam analisa Titi, selama ini banyak dana yang muncul justru akibat aktivitas yang sulit dijangkau akuntabilitasnya.

Salah satu fakta di lapangan, kata Titi kerja pemenangan seorang calon kepala daerah tidak ditopang oleh dukungan partai politik pengusung.

Baca Juga  Independensi KPK Saat Ini Yang Membuat Febri Diansyah Mengundurkan Diri

Fakta politik itulah yang mengakibatkan logistik pemenangan dibebankan pada kandidatnya.

“Akhirnya perlu modal besar. Inilah yang jadi lingkaran setan dan sering menjebak figur-figur potensial terjebak praktik korup,” demikian analisa Titi.

Sementara itu berdasarkan keterangan para saksi dan bukti yang cukup, KPK menetapkan tiga orang tersangka suap dalam kasus proyek infrastruktur di Sulawesi Selatan.

Mereka adalah Nurdin Abdullah dan Edi Rahmat sebagai penerima dan Agung sebagai pemberi. Ketiganya saat ini ditahan di tiga lokasi berbeda.

Baca Juga  Bikin Gaduh, Rencana Amandemen UUD 1945 Khianati Amanat Reformasi

Baca Juga: OTT KPK Terhadap Nurdin Abdullah Menambah Beban Politik PDIP

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan