IDTODAY NEWS – Komika Pandji Pragiwaksono tengah menjadi perbincangan usai video pernyataannya yang membandingkan FPI dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Pasalnya, ia menyebut bahwa FPI lebih dekat dengan masyarakat. Sedangkan NU dan Muhammadiyah tidak.

Pernyataan itu disampaikan Pandji melalui video diskusi dirinya dengan mantan anggota FPI yang diunggah melalui akun Youtube pribadinya, Rabu (20/1/2021).

Menanggapi hal ini, Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid balas menyebut Pandji sebagai komedian karbitan.

“Ini tuduhan, kemaren ada Haikal Hassan terus Mbak You, sekarang komedian karbitan,” ujar Muannas dikutip dari akun Twitter pribadinya.

Muannas menyatakan, perbandingan yang dilakukan Pandji itu tidak sepadan.

Sebab, baik NU dan Muhammadiyah, sudah tak terbilang lagi jasanya untuk kemerdekaan dan pembangunan di tanah air.

“Jasa NU dan Muhammadiyah terhadap bangsa ini besar tak sepadan dibanding FPI,” sambungnya.

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu meminta Pandji segera meminta maaf kepada NU dan Muhammadiyah.

“Jadilah komedian yang baik, jangan komentarin dan menghukumi sesuatu yang anda @pandji tidak ketahui, dzolim Anda,” tegasnya.

Baca Juga  Viral Foto Faiz Laskar yang Ditembak Polisi Jagoan Silat

Muannas juga menyatakan bahwa NU dan Muhammadiyah sangat berjasa ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan kehidupan masyarakat.

“Saran saya untuk para pembohong dan pengadu domba sebaiknya MINTA MAAF kepada ke-2 ormas Islam terbesar tersebut,” sambungnya.

Untuk diketahui, dalam video tersebut, Pandji menyatakan, pembubaran FPI itu bukan langkah tepat karena hanya akan melahirkan bentuk ormas yang berbeda.

“Ngebubarin itu percuma, karena nanti akan ada yang lain lagi, Front Pejuang Islam atau lainnya. Ngebubarin percuma kaya nutup situs bokep, entar juga kebuka lagi ga ada ujungnya gitu,” ujar Pandji.

Menurutnya, banyak simpatisan FPI di tengah masyarakat, utamanya dari kalangan bawah.

Itu karena FPI selalu ada ketika masyarakat kalangan bawah meminta bantuan.

Kata Pandji Pragiwaksono, pendapat itu dia dengar dari Sosiolog Thamrin Amal Tomagola ketika diwawancarainya di Hard Rock FM Jakarta tahun 2012 lalu.

“FPI itu dekat dengan masyarakat. ini gue dengar dari Pak Thamrin Tomagola, dulu tahun 2012,” ujarnya.

Pandji lantas menceritakan, misalnya ada anak mau masuk di sebuah sekolah, tapi tidak bisa masuk, biasanya orang tuanya mendatangi FPI untuk minta surat.

Selanjutnya, FPI membuatkan surat yang kemudian dibawa orang tuanya untuk diserahkan kepada pihak sekolah.

“Itu anak (akhirnya) bisa masuk, terlepas dari isi surat itu menakutkan atau tidak, tapi nolong warga gitu,” ujar Pandji.

Pandji melanjutkan, FPI terkenal dan disukai di masyarakat kalangan bawah ketika para elit dari ormas Islam besar, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah jauh dari masyarakat.

“FPI itu hadir gara-gara dua ormas besar Islam (NU dan Muhamamdiyah) jauh dari rakyat. Mereka elit-elit politik,” ucap Pandji.

“Sementara FPI itu dekat (dengan masyarakat). Kalau ada yang sakit, ada warga yang sakit mau berobat, ga punya duit, ke FPI,”

“Kadang-kadang FPI ngasih duit, kadang FPI ngasih surat. suratnya dibawa ke dokter jadi diterima,” ujarnya.

Pandji melanjutkan, menurut Tamrin Tomagola, pintu ulama-ulama dari kalangan FPI selalu terbuka untuk membantu masyarakat yang sedang kesusahan.

Sementara NU dan Muhammadiyah, terlalu elitis, sehingga masyarakat enggan untuk mendekat.

Baca Juga  Politikus Demokrat: NU Organisasi Besar, Mudah-mudahan Maafkan Gus Nur

“Kata Pak Tamrin Tomagola, pintu rumahnya ulama-ulama FPI kebuka untuk warga, jadi orang kalau mau datang bisa.”

“Nah, yang NU dan Muhammadiyah yang terlalu tinggi dan elitis, warga tuh ngga kesitu, warga justru ke FPI. Makanya mereka pada pro FPI, karena FPI ada ketika mereka butuhkan,” ungkap pria 41 tahun ini.

Menurutnya, jika pemerintah tidak mau melihat FPI eksis, maka harus menyelesaikan masalah sosial lingkungan.

“Makanya gue bilang, bubarin FPI itu gampang tapi gak menyelesaikan masalahnya karena FPI menyediakan bantuan ketika rakyat lagi butuh selama elu ga kasi bantuan ketika rakyat lagi butuh, maka rakyat akan cari ormas lain untuk dapat bantuan,” ucap Pandji.

“Jadi kalau lu ga mau ormas itu tambah gede, tambah kekuatan, ya elu harus bisa menyelesaikan masalah sosial di lingkungan elu.”

“Karena ketidak kepedulian lu terkait pemasalahan sosial, akan berbalik dalam bentuk pemasalahan sosial lagi,” ujarnya lagi.

Baca Juga: Hari Ini, Komjen Listyo Ditetapkan sebagai Kapolri

Sumber: pojoksatu.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan