IDTODAY NEWS – Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny Kabur Harman angkat bicara terkait banyaknya partai politik yang balik kanan mendukung penolakan revisi Undang Undang Pemilihan Umum (Pemilu).

Melalui cuitan di laman Twitternya, Benny mentautkan berita hasil survei Indikator yang mengatakan bahwa 63,2 persen setuju pemilihan kepala daerah (Pilkada) digelar berbeda dengan pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres).

Baca Juga  Moeldoko Beri Kesempatan 5 Hari ke ICW untuk Minta Maaf

Hanya 28,9 persen yang setuju Pilkada digelar bersamaan dengan Pileg dan Pilpres.

Benny kemudian mengungkapka sebuah pertanyaan apakah kebijakan publik tentang Pemilu mengikudi kehendak rakyat atau hanya kepentingan elite semata.

“Tapi apakah kebijakan publik mengikuti kehendak rakyat atau hanya mengikuti keinginan elit semata? Pemegang kuasa politik sepertinya tuli dengan opini publik. Rakyat Monitor!,” demikian kata Benny K Harman, Selasa malam (9/2).

Baca Juga  Djarot: PDIP Ingin Pilkada Di 2024, Tapi Buka Peluang Revisi UU Pemilu

Saat ini partai anggota Koalisi pemerintah ramai-ramai balik badan dengan mengikuti sikap pemerintah yang menolak adanya revisi Undang Undang Pemilu.

Diawali oleh PPP dan PKB, kemudian PDIP, Nasdem dan juga Partai Golkar.

Jika tidak ada revisi UU Pemilu, itu artinya Pilkada tahun 2022 dan 2023 tiada dan dijalankan bersamaan di tahun 2024.

Baca Juga: Pemerintah Siap Dikritik Keras, YLBHI Minta Buzzer Ditertibkan

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan