PDI Perjuangan Ikut Angkat Bicara soal Kudeta

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (Foto: Youtube PDIP)

IDTODAY NEWS – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengeluarkan sikap resmi mereka terkait peristiwa kudeta yang terjadi belakangan ini. Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Namun kudeta ini bukan menanggapi situasi politik di dalam negeri. Seperti diketahui isu kudeta juga menghinggapi salah satu partai politik di Tanah Air dengan istilah kudeta, pengambilalihan hingga Kongres Luar Biasa (KLB Partai Demokrat.

Hasto dalam keterangannya tertulisnya yang diterima VIVA, PDIP amat menyayangkan buntut kudeta militer di Myanmar yang telah membawa korban jiwa di kalangan rakyat.

Baca Juga: Istana Bantah Wapres Ma’ruf Amin Tak Dilibatkan dalam Susun Aturan Investasi Miras

“Sampai hari ini setidaknya 54 orang korban jiwa dan 1700 orang ditangkap. Rakyat Myanmar merindukan demokrasi konstitusional yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi bagi pemerintahan negara. Atas dasar hal tersebut, setop kekerasan dan kedepankan supremasi sipil, di mana pemegang kekuasaan negara seharusnya lahir melalui proses pemilu yang demokratis, jujur dan adil,” kata Hasto, Jumat 5 Maret 2021.

Baca Juga  Legislator PDIP Minta Pemotongan Insentif Tenaga Kesehatan Dievaluasi

Kata Hasto, jalan demokrasi dipilih karena salah satunya jalan dalam menyelesaikan konflik dengan dialog dan musyawarah. PDIP kata dia berharap agar krisis demokrasi di Myanmar segera diakhiri. Dan tetap menghormati pemerintahan sebelumnya yang sudah terbentuk melalui Pemilu.

“Dalam politik, kebenaran politik harus menjadi dasar berdasarkan rules of the game yang harus dihormati bersama. PDI Perjuangan sendiri memiliki pengalaman bagaimana Pemilu 2004 dan 2009 diwarnai oleh berbagai kecurangan. Puncaknya pada tahun 2009 kecurangan sangat masif, dari manipulasi DPT. Penggunaan oknum penyelenggara pemilu, penggunaan Bansos dengan jumlah yang sangat fantastis dan lain-lain. Sehingga ada suatu partai yang perolehan suaranya bisa naik 300 persen di tengah kontestasi yang sangat ketat. Akhirnya kebenaran dalam politik ditegakkan, karena jalan demokrasi, jalan keyakinan bersama rakyat, sehingga PDI Perjuangan dapat memenangkan Pemilu dua kali berturut-turut,” tutur dia.

Baca Juga  Said Didu: Vaksin Sinovac Baru Uji Coba Sudah Diborong, Kalau Gagal Gimana?

Menurut Hasto, Myanmar pada tahun 1955 telah menjadi mitra penting Indonesia di dalam mengadakan Konferensi Asia Afrika. Oleh karenanya, ketika negara itu memilih demokrasi dan Pemilu sebagai jalan untuk mencari pemimpin, hal itu juga sebagai catatan sejarah.

“Pemerintah, terlebih PDI Perjuangan tidak akan campur tangan urusan dalam negeri negara lain sebagaimana menjadi spirit Dasa Sila Bandung. Namun sebagai komitmen bersama bagi terciptanya stabilitas di kawasan dan komitmen terhadap demokrasi dan HAM, serta mengingat rakyat telah menjadi korban maka PDI Perjuangan merekomendasikan kepada pemerintah untuk mengambil prakarsa. Lebih dengan memimpin berbagai upaya diplomasi melalui ASEAN guna menekan rezim militer di Myanwar agar tidak lagi melakukan tindak kekerasan, dan menghormati hasil Pemilu. Berbagai persoalan terkait kecurangan pemilu sebagaimana dituduhkan harus diselesaikan melalui jalan hukum dan dialog,” sambung Hasto.

Baca Juga: Polri Hentikan Kasus FPI dan Gugurkan Status Tersangka 6 Laskar yang Tewas

Sumber: viva.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan