Pemerintah Akan Hapus Sejarah dari Mata Pelajaran Wajib di SMA, Tagar #JASMERAH Menggeloora

Taggar Jas Merah trending di Twitter pada Sabtu (19/9/2020) pagi pukul 07.54 WIB. Banyak netizen mempertanyakan pelajaran sejarah dihapus dari kurikulum baru, benarkah? (Foto: Twitter/ @ndthelove)

IDTODAY NEWS – Taggar #JasMerah mendadak viral dan trending di Twitter pada Sabtu (19/9/2020) pagi pukul 07.54 WIB.

Tercatat, 4.546 netizen menggunakan taggar Jas Merah yang vira di akun media sosial Twitter.

Dalam taggar #JasMerah, banyak netizen mempertanyakan wacana pelajaran sejarah dihapus dari kurikulum baru.

Netizen pun memprotes jika pelajaran sejarah dihapus dari kurikulum baru dari Kemendikbud.

Namun apakah benar pelajaran sejarah dihapus dari kurikulum baru?

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kemendikbud Totok Suprayitno akhirnya buka suara soal ramainya pelajaran sejarah dihapus dari kurikulum baru Kemendikbud.

Baca Juga  Beredar Unggahan Medsos “Al-Quran Salah Cetak”, Kemenag Langsung Jawab Begini

Dirinya membantah kabar pelajaran sejarah akan ke luar dari kurikulum

Menurutnya, pelajaran sejarah tetap akan diajarkan dan diterapkan di setiap generasi.

“Kemendikbud mengutamakan sejarah sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan serta perjalanan hidup bangsa Indonesia, pada saat ini dan yang akan datang,” ujar Totok melalui keterangan tertulis, Sabtu (19/9/2020).

Totok mengatakan sejarah merupakan bagian penting dari bangsa Indonesia. Sehingga tidak dapat dipisahkan dari kurikulum pembelajaran.

Baca Juga  Kemendikbud Bantah Pelajaran Sejarah akan Dihapus dari Kurikulum

“Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar sehingga menjadi bagian kurikulum pendidikan. Nilai-nilai yang dipelajari dalam sejarah merupakan salah satu kunci pengembangan karakter bangsa,” ucap Totok.

Saat ini, Kemendikbud masih mengkaji rencana penyederhanaan kurikulum pendidikan.

Totok mengatakan penyederhanaan kurikulum masih dalam tahapan awal karena membutuhkan proses dan pembahasan yang panjang.

“Rencana penyederhanaan kurikulum masih berada dalam tahap kajian akademis,” ungkap Totok.

Totok menambahkan penggodokan penyederhanaan kurikulum dilakukan dengan prinsip kehati-hatian serta akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan.

Baca Juga  Heboh, Tagar #JokowiTurun Trending di Twitter Hari ini, Bukti Kekecewaan Masyarakat?

“Dalam proses perencanaan dan diskusi ini, tentunya Kemendikbud sangat mengharapkan dan mengapresiasi masukan dari seluruh pemangku kepentingan pendidikan, termasuk organisasi, pakar, dan pengamat pendidikan, yang merupakan bagian penting dalam pengambilan kebijakan pendidikan,” kata Totok.

Sebelumnya, kabar mengenai penempatan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran di SMA terungkap pada draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional tertanggal 25 Agustus 2020.

Sumber: tribunnews.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan