IDTODAY NEWS – Menandai 60 tahun persahabatan Kuba dengan Indonesia, Kedutaan Besar Kuba pada hari ini, Rabu (13/8) mengenang jejak perjalanan Panglima Tertinggi negara itu dengan Indoneia.

Dalam laman resmi Kedutaan, Kuba mengapresiasi persahabatan yang telah terbina sejak masa Presiden RI pertama, Sukarno.

Sebagai kepala negara pertama yang mengunjungi Kuba setelah kemenangan revolusi dan Perang Dingin (13 Mei 1960), Sukarno banyak memberikan pencerahan dan semangat patriotisme kepada Kuba.

Baca Juga  Gawat, Militer India Kepung Tentara China di Ladakh

Perdana Menteri Kuba saat itu, Fidel Castro, menyambut Sukarno di bandara Havana. Selama kunjungan yang bersejarah itu, dibicarakan mengenai kerja sama yang berkelanjutan dan bersinergi. Pertemuan itu telah melahirkan rasa kekaguman satu sama lainnya, karena menemuka persamaan dalam prinsip kemerdekaan dan anti-imperialis.

Satu hal yang tidak terlupakan dalam sejarah Kuba adalah ketika Sukarno menyerahkan sebuah keris tradisional, lambang kekuasaan dan kebanggan etnis, kepada Fidel.

Baca Juga  Hari Pertama Jadi Presiden, Joe Biden Cabut Larangan Masuk Negara Muslim

“Tuan Sukarno, negara ini memiliki tekad sendiri untuk melakukan perubahan, kami merasa harus merdeka dari Amerika Serikat. Kami semakin berjaga-jaga untuk tidak membiarkan rudal Amerika menyerang kami,” ujar Fidel setelah menerima keris itu.

Sukarno pun menjawabnya dengan sebuah kalimat yang dalam, yang membuka mata Kuba akan prinsip seorang kepala negara akan kedaulatan bangsanya.

“Yang Mulia Castro, sebuah negara harus merdeka terlebih dahulu. Itulah syarat terbesar sebuah Revolusi,” kata Sukarno.

Baca Juga  Erdogan Ngotot Perang, Turki Dituduh Mau Rampas Pulau-pulau Yunani

Percakapan dua kepala negara itu menandai jejak sejarah persahabatan yang abadi hingga kini. Kedua negara kemudian menjadi melakukan kerja sama yang solid, berdasarkan rasa saling menghormati dan kesepakatan tentang isu-isu dalam agenda internasional.

Kuba mengakui peran Indonesia sebagai cikal bakal Gerakan Non Blok dan mengapresiasi posisinya yang kokoh dan berani dalam menolak blokade ekonomi, komersial, dan finansial yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap negara Kuba.

Baca Juga  Perang Kata Trump-Xi Jinping di Tengah Sidang Umum PBB

Sumber: rmol.id

Follow Berita dari IDTODAY.CO di Google News

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *