IDTODAY NEWS – Aksi kelompok orang yang menamakan diri ‘Relawan Jokowi Bersatu’ mengadukan Najwa Shihab ke polisi justru balik diserang. Para politikus pro Jokowi ramai-ramai membela Najwa.
Seperti diketahui, Relawan Jokowi Bersatu mempersoalkan aksi Najwa Shihab mewawancara ‘bangku kosong’ yang dianggap seolah-olah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam program ‘Mata Najwa’. Mereka lalu mendatangi Polda Metro Jaya untuk mempolisikan Najwa.
Namun, laporan mereka ditolak. Polisi mengarahkan Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Devi Soembarto, untuk melapor ke Dewan Pers karena Najwa Shihab adalah seorang jurnalis, yang dilindungi oleh UU Pers.
Politikus dari parpol pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun angkat bicara. Mereka menilai pelaporan itu tidak diperlukan.
Berikut rangkumannya:
PKB
Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Abdul Kadir Karding menilai aksi Najwa mewawancarai bangku kosong merupakan bentuk kreativitas pers. Secara pribadi, Karding menilai tindakan Najwa masih dalam batas wajar. Dia tidak mempersoalkannya.
“Soal apa yang dilakukan Mbak Najwa, menurut saya sih, ya, secara pribadi, itu masih dalam batas-batas bagian dari kegiatan pers, yang masih memenuhi aturan dan kode etik pers. Walaupun tentu, nanti hasil akhir kita serahkan kepada penilaian Dewan Pers seperti apa,” kata Karding.
Golkar
Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Golkar Meutya Hafid angkat bicara soal upaya pelaporan yang dilakukan Relawan Jokowi Bersatu atas Najwa Shihab. Meutya menilai pelaporan tersebut sebagai tindakan yang kurang kerjaan.
Meutya juga menilai para relawan tidak perlu membawa nama Jokowi saat hendak melaporkan Najwa Shihab. Ia mengimbau para relawan menggunakan nama pribadi.
“Saya ketika masa kampanye juga bagian Tim Kampanye Nasional Pak Jokowi. Jadi saya rasa jangan membawa nama Pak Jokowi dalam hal ini. Jika memang mau melapor ke Dewan Pers, silakan secara pribadi,” tutur Meutya.
NasDem
Anggota Komisi I DPR F-NasDem Willy Aditya menilai pelaporan atas Najwa Shihab tidak relevan. Kritik dalam demokrasi dinilai hal yang biasa. Selain itu, karena Jokowi sudah menjadi presiden, laporan dengan mengatasnamakan relawan akan menjadi bias.
“Mestinya sudah nggak ada lagi model relawan-relawan itu. Pak Jokowi itu sudah jadi Presiden RI. Ia milik dan pemimpin bangsa ini seutuhnya. Sekarang dia sudah kepala negara, salah satu bentuk representasi negara ini. Ia harus dibela-didukung ketika ada yang melecehkannya sebagai itu (presiden). Ia perlu dihormati dan dihargai sebagai itu. Dan itu harus oleh bangsa ini seutuhnya. Jadi kalau lapor-melapor masih dengan identitas seperti relawan itu, bias jadinya,” ujarnya.
PDIP
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP, Charles Honoris menilai pelaporan polisi tersebut berlebihan atau lebay. Menurut Charles, siaran ‘bangku kosong’ yang dilakukan Najwa Shihab merupakan bentuk kreativitas. Terlebih, karena pejabat yang bersangkutan sulit diakses untuk melakukan wawancara.
“Yang saya lihat dari wawancara Najwa kemarin adalah kreativitas seorang jurnalis yang sulit mendapatkan akses wawancara seorang pejabat,” ujarnya.
Sumber: detik.com