Populi Center: Risma Seperti Sedang Kampanye, Bekerja Untuk Popularitas

Mensos Risma blusukan di kawasan Tol Panjang Gedong Pluit, Jakarta. ©2020 (Foto: Merdeka.com)

IDTODAY NEWS – Gaya Tri Rismaharini memimpin Kementerian Sosial menjadi sorotan. Khususnya soal blusukan menemui tunawisma di kawasan ibu kota Jakarta.

Pengamat Politik sekaligus Direktur Populi Center, Usep S Akhyar mengatakan, harusnya Risma fokus dan sadar bahwa saat ini dirinya seorang Menteri. Terlebih, menteri sebelumnya menjadi sorotan karena ditangkap KPK usai korupsi kasus bansos.

Dia menilai, Risma lebih baik langsung bekerja memperbaiki sistem di Kemensos, misalnya soal anggaran dan birokrasi.

“Sebaiknya Ibu Risma fokus dalam perbaikan sistem penganggaran dan birokrasi Kemensos. Jangan hanya sekadar bekerja untuk popularitas belaka. Ya, itu bagus tapi kan akhirnya, orang membacanya, oh, ini untuk mempersiapkan diri menjadi pesaing dari kandidat tertentu, Pilgub misalnya,” kata Usep saat dihubungi merdeka.com, Rabu (6/1).

Pada 28 Desember lalu, Risma mendatangi pemulung di kolong jembatan belakang kantornya, di Kementerian Sosial, Jakarta Pusat. Kemudian, 4 Januari, Risma melakukan blusukan kembali ke Kawasan Sudirman-Thamrin. Aksinya ini menuai banyak kritik.

Baca Juga  Profil dan Kekayaan Calon Kapolri Listyo Sigit yang Jalani Fit and Proper Test

Menurut Usep, aksi blusukan Risma tersebut lebih merepresentasikan gaya bekerja seorang pemimpin daerah. Sehingga, dia menilai, Risma masih belum bisa meninggalkan gaya bekerjanya sebagai Wali Kota Surabaya.

“Artinya kan, gaya kepemimpinannya masih kebawa ketika memimpin suatu daerah. Padahal sekarang beliau memimpin suatu kementerian. Kemensos kemarin pejabatnya terkena OTT, hal tersebut harusnya yang menjadi perhatian serius,” ujarnya.

Aksi blusukan yang dilakukan Risma, menurut Usep, tidaklah akan memperbaiki citranya 100 persen. Sebab, kata Usep, masyarakat kini semakin cerdas. Bahkan masyarakat menilai aksi Risma hanyalah pencitraan semata.

Usep sangat menyayangkan hal itu. Padahal, kata Usep, kinerja Risma saat menjadi Wali Kota Surabaya sudah baik. Nama dan citra seorang Tri Rismaharini juga sudah baik.

“Saya kira masyarakat juga bisa menilai. Akhirnya kan beliau capek juga. Sekarang muncul juga data ternyata di kolong jembatan Surabaya masih banyak pengemis. Beliau jadi seperti sedang kampanye. Sudah kelihatan sekali ya, kan akhirnya dia capek sendiri menepisnya. Habis waktunya untuk itu,” ujarnya.

Bukan hanya itu, aksi Risma ini juga dinilai semakin menunjukkan bahwa dirinya akan segera menggantikan poisisi Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Padahal, kata Usep, citra Risma akan dengan sendirinya naik bila dia melaksanakan tugasnya sebagai Mensos dengan baik. Sehingga menurutnya, sangat disayangkan bila Risma malah sibuk blusukan dan tidak fokus untuk memperbaiki internal Kemensos.

Baca Juga  Kunjungi RS Fatmawati Anies Baswedan Izin Menkes sebagai Adab dan Etika, Netizen: Bau-Bau Sindiran

“Kemudian dia jadi dibanding-bandingkan dengan Pak Anies. Ya memang peluang dia di Pilgub sebenarnya ada saja, tapi persaingan itu malah menganggu fokus pekerjaan utama yang harusnya diselesaikan dulu. Kalau dia punya orientasi menggantikan Pak Anies, ya tinggal kerja-kerja saja. Dia harus kerjakan dulu kesempatan yang saat ini ia pegang sebagai Mensos dan harus punya prestasi. Saya kira masyarakat juga bisa menilai kok setelah itu,” kata dia.

“Pekerjaan pokoknya harus selesaikan dulu tugasnya sebagai Mensos. Jika ada kerja-kerja populis untuk menaikkan popularitas, pastikan dulu tidak ada korupsi lagi. Pastikan penyaluran bansos tidak lama dan lebih baik,” kata Usep.

Baca Juga: Anies Minta Dinsos Cek Identitas Pengemis yang Ditemukan Mensos Risma di Sudirman-Thamrin

Sumber: merdeka.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan