IDTODAY NEWS – Setelah Presiden Emanuel Macron melontarkan pernyataan yang menghina Rasulullah, kini Prancis berada dalam kondisi sulit. Selain diboikot dunia Islam, penyebaran Covid-19 meningkat tajam hingga membuat negara itu kembali lockdown mulai Jumat (30/10/2020) besok.

Macron Menghina Nabi Muhammad

Pada 25 Oktober 2020, Presiden Prancis Emanuel Macron melontarkan pernyataan yang dinilai menghina Nabi Muhammad dan menyakiti umat Islam. Menurut Macron, menggambar Nabi Muhammad adalah kebebasan berekspresi.

“Salah satu warga kami dibunuh hari ini karena dia mengajarkan murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi,” ucap Macron, seperti dikutip Reuters.

Macron menyatakan tidak akan melarang Majalah Carlie Hebdo menerbitkan kartun yang menghina Nabi Muhammad. Ia bahkan menyebut agama Islam sedang mengalami krisis.

“Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis saat ini, di seluruh dunia,” kata Macron.

Prancis Diboikot

Pernyataan Presiden Prancis Emanuel Macron itu pun memicu reaksi keras dari dunia Islam. Negara-negara Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk (GCC) memboikot produk Prancis. Akibatnya, kerugian yang ditanggung Prancis diperkirakan mencapai $ 22 milyar.

Baca Juga  Israel Buang 80 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 ketika Palestina Kesulitan Mendapatkannya

Direktur Pusat Studi dan Riset Ekonomi Teluk yang berbasis di Kuwait, Abdulaziz Al-Muzaini, memperkirakan ekonomi Prancis akan mengalami kerugian besar yang diperkirakan sekitar $ 22 miliar jika boikot dilanjutkan selama sebulan. Belum lagi jika negeri-negeri muslim yang lain ikut memboikot.

Prancis mendesak negara-negara Timur Tengah untuk megakhiri seruan boikot mereka terhadap produk Prancis.

Kementerian luar negeri Prancis mengatakan bahwa seruan boikot itu “tak berdasar.” Seruan memboikot Prancis, kata Kemenlu Prancis, merupakan kampanye yang “didorong oleh minoritas radikal”.

BBC melansir, saat ini produk Prancis telah dihapus dari beberapa toko di Kuwait, Yordania, dan Qatar. Sementara, protes terhadap pernyataan Macron pecah di Libya, Suriah, hingga Jalur Gaza.

Baca Juga  Tolak Vaksin Sinovac Asal China, Warga Brasil: Kami Bukan Kelinci Percobaan

Sejumlah langkah pejabat Prancis menunjukkan mereka kalang kabut menghadapi seruan boikot yang meluas itu. Duta Besar Prancis untuk Swedia, Etienne de Gonneville, menyebut negaranya adalah negara Muslim. (Baca: Kalang Kabut Hadapi Boikot, Prancis: Hentikan Boikot, Kami Negara Muslim)

Prancis juga mendekati Al Azhar, meminta bantuan Grand Syaikh Al Azhar Syaikh Ahmad Thayyib untuk menghentikan pemboikotan. Namun, permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh Syaikh Ahmad Thayyib. (Baca: KalangKabut, Prancis Minta Bantuan Grand Syaikh Al Azhar Hentikan Pemboikotan)

Dihantam Gelombang II Covid-19

Selain menghadai pemboikotan yang terus meluas, Prancis juga dihadapkan pada gelombang kedua Covid-19 yang datang secara tiba-tiba. Kasus penyebaran virus corona kembali menyebar cepat di Prancis.

Menghadapi hantaman pandemi ini, Prancis akan kembali memberlakukan karantina wilayah alias lockdown.

Baca Juga  Protes Pemerintah Tak Becus Tangani Covid-19, Warga Malaysia Kibarkan Bendera Hitam

“Saya telah memutuskan kita perlu kembali ke penguncian untuk menghentikan virus,” kata Presiden Prancis Emanuel Macron dikutip dari Reuters, Kamis (29/10/2020).

Menurut Macron, penyebaran virus terjadi dengan cepat dan sulit diperkirakan.

“Kita semua berada di posisi yang sama: dihantam pandemi gelombang kedua yang kita tahu akan lebih sulit, lebih mematikan daripada gelombang pertama,” kata Macron.

Prancis mulai memberlakukan lockdown pada Jumat (30/10/2020) besok. (Baca: DihantamGelombang II Covid-19, Prancis Kembali Lockdown)

Seluruh warga diwajibkan tinggal di rumah. Pengecualian akan diberikan bagi mereka yang perlu membeli barang-barang penting, mendapatkan layanan medis, atau berolahraga hingga satu jam sehari.

Warga diizinkan pergi bekerja hanya untuk pekerjaan tidak bisa dilakukan dari rumah. Seperti sebelumnya, siapa pun yang meninggalkan rumah harus membawa dokumen bukti mengapa ia harus keluar rumah.

Sumber: tarbiyah.net

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan