IDTODAY NEWS – Perusahaan minyak milik BUMN, PT. Pertamina (Persero) tidak terdaftar dalam deretan 500 perusahaan dengan pendapatan kotor terbesar di dunia versi Fortune Global 500.
Sebelumnya, Pertamina mendapatkan rangking 175 dalam daftar bergengsi dunia tersebut.
Bagi tokoh aktivis Papua, Natalius Pigai, penurunan prestasi Pertamina tersebut akibat salah kelola BUMN oleh pemerintah.
Pigai menilai pemerintah tidak cermat dalam menempatkan orang pada jabatan strategis.
Bahkan, ada orang yang gagal kelola perusahaan BUMN yang kemudian menjadi tangan kanan Presiden Joko Widodo.
“Fadroel Rachman jadi komisaris utama Adhi Karya, (perusahaan) nyaris bangkrut (Fadroel)) dihadiahi (jadi) jurubicara presiden,” ujar Pigai di akun Twitternya, Senin (17/8).
Dia pun menyinggung soal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang ditunjuk pemerintah menjadi komisaris utama Pertamina.
Katanya, apakah setelah Pertamina menurun prestasinya lantas Ahok akan mendapat jabatan lain.
“Ahok komisaris utama (Pertamina). Pertamina dìdowngraded, bisa saja (Ahok) dihadiahi menteri,” katanya.
Sambungnya, Presiden Jokowi pun perlu merenung sejenak untuk menentukan arah BUMN ke depan. Terlebih, Indonesia tengah merayakan HUT ke 75.
“Apakah Negara kita dipimpin oleh personality disorder or megalomania? Renung Pak Jokowi,” pungkasnya.
Sumber: pojoksatu.id