IDTODAY NEWS – Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo yang menyinggung proyeksi ekonomi di tahun 2022 dirasa aneh oleh Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM). Di mana pada tahun tersebut pertumbuhan ekonomi ditargetkan sebesar 5,0 persen hingga 5,5 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022.

Angka ini memang lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2021, yakni 5 persen. Hanya saja, kata Ketua Majelis ProDEM Iwan Sumule, angkanya justru menurun drastis jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 yang berada di angka 7,07 persen.

Baca Juga  Kapolri Terbitkan Maklumat Pelucutan FPI

Padahal, sambung Iwan Sumule, laju ekonomi itu hampir menyamai era Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di tahun 2004 yang berada di angka 7,16 persen dan melebihi proyeksi IMF sebesar 6 persen.

“Lucunya, angka kemiskinan justru naik ketika pertumbuhan ekonomi meroket di era Jokowi. Dan pidato Jokowi, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 malah turun jadi 5 persen,” ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (16/8).

Seharusnya, kata Iwan Sumule, proyeksi yang disampaikan melebihi realisasi 7,07 persen yang telah dicapai.

Dengan pengumuman ini, seolah Presiden Joko Widodo mengamini bahwa pertumbuhan yang meroket tersebut hanya fatamorgana. Apalagi, di saat laju ekonomi meroket, angka kemiskinan justru meningkat.

Artinya, jika proyeksi ekonomi diturunkan menjadi 5 persen di tahun 2022, maka akan sulit kemiskinan berkurang.

“Realisasi pertumbuhan 7,07 persen saja angka kemiskinan meningkat,” ujarnya.

Baca Juga  ICW: Jokowi Tak Jadikan Pemberantasan Korupsi sebagai Agenda Utama!

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan