IDTODAY NEWS – Pengamat Politik, Adi Prayitno menanggapi soal sejumlah politikus PDIP yang belakangan mengkritik Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) terkait penanganan pandemi Covid-19.

Adapun politikus PDIP yang dimaksud yakni Puan Maharani, Effendi Simbolon dan Masinton Pasaribu.

Adi menilai bahwa kritikan para politikus PDIP ini menandakan mulai adanya keretakan di internal koalisi Jokowi.

“Ini tanda-tanda, ya, semacam api-api kecil yang sudah muncul bahwa di internal koalisi Jokowi ini sudah mulai ada keretakan,” ungkapnya pada Rabu, 4 Agustus 2022, dilansir dari JPNN.com.

Adi menilai bahwa PDIP sebagai partai penguasa tentu tidak mungkin mengkritik Pemerintahan Jokowi secara terbuka dan vulgar tanpa ada penyebab.

“Pasti ada persoalan komunikasi yang enggak selesai, terutama soal penanganan Covid-19,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Adi mengatakan perlu ada perbaikan pola komunikasi antara presiden dengan para menteri guna meredam kritikan terkait penanganan Covid-19.

“Karena PDIP kalau sudah bereaksi, kalau sudah mengkritik secara terbuka, pasti ada sesuatu yang sudah dianggap extraordinary,” katanya.

Baca Juga  JK Sangat Berpeluang Nyapres, Pengamat: Kemungkinan Berhadapan Dengan Calon PDIP

Sebelumnya, pada Minggu, 1 Agustus 2021, Effendi Simbolon mengkritik Presiden Jokowi yang tak menerapkan lockdown sejak awal guna menekan penularan Covid-19.

Lalu, anggota Fraksi PDIP DPR RI, Masinton Pasaribu juga terang-terangan mengkritik pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan soal Covid-19 sudah terkendali.

“Kalau terkendali itu basic-nya harus jelas, dasarnya apa? Buktinya, kan, melonjak di mana-mana. Artinya, itu pernyataan yang menggampangkan soal. Sementara Covid-19 ini tidak bisa hari ini dibilang terkendali, tau-tau besok penyebarannya sangat cepat,” katanya, pada Rabu, 4 Agustus 2021.

Baca Juga  Benarkah Tiket Pesawat Habib Rizieq Dibatalkan? Begini Penjelasan Munarman

Ketua PDIP dan Ketua DPR RI Puan Maharani, juga mengkritik beberapa hal, salah satunya soal data anak-anak yang menjadi yatim/piatu karena Covid-19.

“Hingga saat ini saya belum melihat ada data khusus terkait anak-anak Indonesia yang kehilangan orang tua mereka karena Covid-19,” katanya pada Rabu, 4 Agustus 2021.

Sumber: terkini.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan