IDTODAY NEWS – Dampak pandemi virus corona baru (Covid-19) menghantam dunia Pendidikan. Pemerintah pun tampak mencari format terbaiknya menghadapi situasi yang hingga saat ini masih kewalahan dalam mengambil kebijakan. Tanpa terkecuali institusi pendidikan di pesantren.

Menyikapi hal itu, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar selaku Panglima Santri, mengatakan bahwa dunia pesantren juga terkena imbas dampak pandemi Covid-19. Proses belajar mengajar di pesantren berhenti, santri dipulangkan, jadwal dan tahapan-tahapan di pesantren berantakan, dan ekonomi masyarakat sekitar pun sekita berhenti.

Baca Juga  Ungkap Kekuatan Anies Baswedan untuk 2024, Pengamat: Brand-nya Kuat

“Sebuah situasi yang benar-benar mengancam keberlangsungan pendidikan pesantren dan karenanya harus segera dicari terobosan inovatif yang bisa menutup celah itu,” kata Gus AMI, sapaan Muhaimin Iskandar, dalam peringatan Hari Santri Nasional di Malang Jawa Timur, Kamis (22/10).

Menurut Gus AMI, selain perjuangan bidang anggaran untuk pesantren yang selama ini telah dilakukan, salah satu terobosan inovatif yang bisa dilakukan adalah dengan memberi pesantren-pesantren infrastruktur yang memungkinkan mereka untuk tetap bisa menjalankan tradisi pesantren meskipun online.

“Mekanisme online ini saya kira menjadi pilihan yang paling mungkin dilakukan di tengah kondisi yang mengharuskan kita untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Pilihan ini harus diambil untuk menghindari lost generation di pesantren,” kata Gus Ami.

Wakil ketua DPR RI Bidang Kesra ini menegaskan, tepat di hari santri ini, PKB meluncurkan sebuah platform digital yakni Santrinet bersama Wakil Ketua Umum DPP PKB Ida Fauziyah

Menurut Gus AMI, aplikasi ini adalah terobosan alternatif untuk menutup celah-celah yang selama pandemi tak mungkin dilakukan.

Baca Juga  Usai Bertemu Kapolri Jenderal Sigit, Ketua Muhammadiyah: Umat Minta Abu Janda Ditangkap

Melalui platform ini juga, dijelaskan Gus AMI, seluruh santri di seluruh Indonesia tetap bisa menjalankan tradisi-tradisi yang selama ini ada di pesantren, khususnya dalam belajar mengajar.

Ia mencontohkan, santri bisa mengakses dan membaca kitab-kitab, membaca pelajaran-pelajaran pesantren, mulai fiqh, ilmu alat, tafsir, hadist, Tarikh, serta ilmu-ilmu lain.

“Tetapi syaratnya harus daftar dulu. Santri harus melek teknologi, ini nggak bisa ditawar,” terangnya.

Sumber: rmol.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan