IDTODAY NEWS – Ketum FPI KH Ahmad Shabri Lubis menyebut Habib Rizieq Syihab akan segera pulang ke Indonesia untuk memimpin revolusi. Muncul anggapan revolusi yang akan dipimpin Habib Rizieq adalah tindakan makar. Lalu apa respons FPI?

Ketua DPP FPI Slamet Maarif tidak menjelaskan rinci konsep revolusi yang dimaksud Shabri Lubis. Dia berbicara mengenai makna revolusi yang tidak selalu dianggap makar.

“(Presiden Joko Widodo) Jokowi ngomong revolusi sah saja, nggak dianggap makar (Revolusi Mental)? Kan bisa saja HRS (Habib Rizieq Syihab) pimpin revolusi akhlak atau revolusi sistem,” ujar Slamet Maarif kepada wartawan, Rabu (14/10/2020).

Lalu seperti apa konsep revolusi yang akan dipimpin Habib Rizieq? Slamet enggan menjelaskan rinci.

“Ya lihat nanti dong ketika (Habib Rizieq) pulang,” ucapnya.

Pernyataan Habib Rizieq segera pulang dan akan memimpin revolusi ini pertama kali diungkap oleh Ketum FPI KH Ahmad Shabri Lubis. Di atas mobil komando, Shabri menyatakan Habib Rizieq sebentar lagi pulang ke Tanah Air.

Baca Juga  Luhut Panjaitan ‘King of Angin Sorga’, Pengamat: Kelihatannya Akan Membuat LBP Panas Kupingnya

“Imam besar Habib Rizieq Syihab akan segera pulang ke Indonesia untuk memimpin revolusi,” kata Shabri dari atas mobil komando, Selasa (13/10).

Shabri menyebut cekal dan denda terkait Habib Rizieq di Saudi sudah dihapus. Tanpa merinci soal cekal dan denda yang dimaksud, dia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Arab Saudi.

“Dewan Pimpinan Pusat FPI dan umat Indonesia menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terhadap pemerintah Saudi dan semua pihak yang membantu Habib Rizieq Syihab, termasuk semua umat Islam yang mendoakan beliau agar selalu dilindungi dan segera pulang ke Indonesia,” ujarnya.

Anggapan Makar

Selain itu, beberapa tokoh mempertanyakan revolusi yang dimaksud. Salah satunya Ketua MPR Jazilul Fawaid, yang menyebut revolusi itu sebagai salah satu tindakan makar.

Baca Juga  Ketua Bantuan Hukum FPI: Semua Makanan Harus Dikirim dari Rumah

“Untuk pulang ke Indonesia saja belum tentu berani, apalagi mau mimpin revolusi,” kata Jazilul kepada wartawan Selasa (13/10).

Jazilul meminta Habib Rizieq tidak melakukan tindakan yang membuatnya berurusan dengan perkara hukum. Menurutnya, revolusi itu adalah bentuk makar.

“Cukuplah, jangan bertindak yang aneh. Nanti akan berhadapan lagi dengan konstitusi dan hukum. Revolusi itu makar, apalagi bila menggunakan massa dan kekerasan,” ujar Jazilul.

Dubes Pastikan HRS Masih Tertahan di Saudi

Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel, ikut menanggapi kabar cekal Habib Rizieq yang disebut telah dicabut dan sudah terbebas dari denda-denda. Agus mengungkapkan status Habib Rizieq dalam sistem portal imigrasi Kerajaan Arab Saudi masih ‘blinking merah’ atau belum bisa keluar dari negara tersebut.

Baca Juga  Keinginan Jokowi Agar Pilkada Tetap Digelar 2024 Justru Bisa Jadi Distabilitas Politik

“Berdasarkan komunikasi kami dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, bahwa sampai detik ini nama Mohammad Rizieq Syihab (MRS) dalam sistem portal imigrasi Kerajaan Arab Saudi masih ‘blinking merah’,” kata Agus yang sedang berada di Makkah kepada detikcom, Rabu (14/10).

“Blinking merah = belum bisa ke luar Saudi,” imbuhnya.

Agus mengungkapkan, dalam sistem portal imigrasi itu, tertulis alasan Habib Rizieq masih berstatus ‘blinking merah’. Di antaranya, visa habis dan melanggar undang-undang.

“Dengan tulisan ‘ta’syirat mutanahiyah’ (visa habis) dan dalam kolom lain tertulis: mukhalif (pelanggar UU). Bentuk pelanggaran: mutakhallif ziyarah (overstay dengan visa kunjungan). Ada juga kolom ‘ma’lumat al-mukhalif’ (data tentang pelanggar). Di kolom foto MRS ditulis ‘Surah al-Mukhalif’ foto pelanggar,” tuturnya.

Sumber: detik.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan