Sempat Berseteru Dengan Bakamla, Cina Bantah Terobos ZEE Indonesia di Laut Cina Selatan

KN Nipah 321 mengusir kapal Coast Guard China yang kedapatan berkeliaran di ZEEI Laut Natuna Utara, yang merupakan wilayah yurisdiksi Indonesia, pada sabtu, 12 September 2020/Kompas

IDTODAY NEWS – Pemerintah Cina membantah tuduhan kapal coast guard-nya telah menerobos Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia di Laut Natuna Utara pekan lalu. Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, mengklaim kapal coast guard mereka masih beroperasi di wilayah yurisdiksi seharusnya.

“Kami hanya melakukan patroli normal seperti biasanya, di wilayah yurisdiksi kami. Hak dan kepentingan kami di perairan yang masuk Laut Cina Selatan tersebut sangat jelas,” ujar Wang Wenbin, dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 15 September 2020.

Diberitakan pada Sabtu kemarin, Kapal Patroli KN Nipah-321 milik Badan Keamanan Laut RI (Bakamla) mendapati kapal coast guard Cina CCG 5204 beroperasi di Laut Natuna Utara. Padahal, perairan tersebut sudah masuk yurisdiksi Indonesia dan tak ada pemberitahuan akan ada kapal Cina di sana.

Kapal Bakamla langsung mengejar kapal coast guard tersebut sembari mencoba menghubungi mereka via radio. Ketika radio tersambung dan kontak berhasil dilakukan, kapal coast guard Cina bersikeras masih melaut di yurisdiksi mereka yang disebut nine dash line. Akhirnya kapal tersebut diusir paksa.

Berdasarkan keterangan Reuters, posisi kapal coast guard Cina ketika terpantau Bakamla sudah 2000 kilometer dari wilayah kedaulatannya. Meski Cina tidak mencoba melakukan klaim apapun di sana, hal itu dikhawatirkan akan terulang mengingat langkah agresif di Laut Cina Selatan akhir-akhir ini.

Sepanjang pandemi virus Corona, Cina sudah melakukan banyak hal di Laut Cina Selatan. Beberapa di antaranya mulai dari menenggelamkan kapal Vietnam, membangun pulau militer buatan, mengganggu eksplorasi lepas laut, hingga menggelar latihan militer bersama untuk unjuk kemampuan.

Baca Juga  Jumlah Pemeluk Islam di Israel Meningkat, Ini Penyebabnya

Amerika menjadi salah satu negara yang memiliki perhatian khusus terhadap aktivitas Cina di Laut Cina Selatan. Berbagai upaya pun mereka lakukan, mulai dari memperkuat kerjasama pertahanan dengan negara-negara Asia Tenggara hingga mengirim dua kapal induk (USS Reagan dan USS Nimitz) untuk berpatroli di Laut Cina Selatan.

David R. Stillwell, Asisten Menteri Luar Negeri Amerika untuk Urusan Asia Pasifik, menegaskan kembali komitmen Amerika di Laut Cina Selatan pagi tadi. Ia menyatakan bahwa Amerika tidak akan membiarkan aksi ‘bullying’ dari Cina di Laut Cina Selatan dan berbagai kerjasama akan dilakukan untuk mendukung hal tersebut.

Baca Juga  Di Tengah Pandemik Covid-19, Hubungan Ekonomi Indonesia-China Makin 'Mesra'

Sumber: tempo

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan