“Bahkan di beberapa daerah yang tidak melakukan pilkada itu justru terinfeksi Covid besar, memang di daerah-daerah yang menggelar pilkada infeksi Covid besar juga, jadi tidak ada kaitan sebenarnya antara besarnya terinfeksi Covid dengan penyelenggaraan pilkada, seperti data yang sudah kita lihat tadi. Kenapa? kita berusaha sungguh-sungguh untuk itu,” sambungnya.
Mahfud mengingatkan, tahapan pilkada belum selesai. Karena itu, semua pihak perlu waspada dan bersikap hati-hati.
“Teruskan kewaspadaan seperti yang sudah dilakukan selama ini, pertama penyebaran Covid. Penyebaran Covid itu akan terus terjadi dan harus dikendali sampai batas tertentu dan alhamdulillah dua hari lalu kita sudah punya vaksin yang sudah datang sebanyak 1,2 juta kemudian bertambah jadi 3 juta, paling lambatnya Januari sudah mulai penyuntikan. Itu akan lebih mudah mengendalikan penyebaran infeksi virus,” ujarnya.
“Oleh sebab itu kita harus berhati-hati, bagaimana pun yang sekarang kita bisa pakai adalah protokol kesehatan. Kalau dari jumlah yang didapat pemerintah tadi kan terbatas sampai dengan bulan Januari belum lagi pelatihan penyuntikannya, pembagian prioritas, itu masih lama. Oleh sebab itu tadi yang saya lihat rata-rata sudah 90 persen ketaatan terhadap prokes saya kira supaya dipertahankan kalau perlu ditingkatkan,” tandasnya.
Terakhir, Mahfud MD menyampaikan apresiasi kepada KPU, Bawaslu, kepala daerah baik provinsi, kabupaten/kota, pangdam, polisi serta pihak yang terlibat hingga BNPB juga Satgas dalam Pilkada Serentak 2020.
Baca Juga: Anak Mantan Kapolri Jenderal Dai Bahtiar Unggul Sementara di Pilkada Indramayu
Sumber: pojoksatu.id