Setahun Berperang Lawan Covid-19, Doni Monardo Beber Tantangan Terbesar

Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo saat rapat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (29/12). (Foto: dokumentasi Satgas COVID-19)

IDTODAY NEWS – Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo menyebut bahwa tantangan terbesar dalam penanganan Corona selama setahun bermacam-macam.

Menurut Doni, salah satu tantangan terbesar di awal kemunculan virus Corona bagi pihaknya yaitu mengenai keakuratan data.

Kata Doni, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Keppres Nomor 12 pada 13 Maret 2020, hampir semua rumah sakit kekurangan APD.”Kita (pemerintah, red) tidak tahu jumlah APD yang tersedia, padahal akhir Januari sudah melakukan pertemuan untuk mengtahui kekuatan kita di bidang perlengkapan hazmat dan masker,” kata Doni yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa (9/8).

Baca Juga: Ikrar Janji Setia Untuk AHY, Demokrat Tangsel Akan Sisir Kader Pembelot

Masalah kekurangan APD tersebut akhirnya mendapat solusi dari Bea Cukai yang memberikan info terkait ekspor APD dari negara lain sejumlah 230 ribu unit.

Dalam waktu yang tidak lama, ribuan APD itu terdistribusi ke seluruh Indonesia atas bantuan dari Panglima TNI dan seluruh armada TNI AU.

“Keluhan dokter dan nakes yang sudah berguguran karena tidak memiliki alat perlengkapan memadai akhirnya terpenuhi,” ujar Doni.

Tantangan selanjutnya berupa spesimen PCR Swab yang sedikit karena pemerintah tak membelinya dalam jumlah besar. Dukungan dari dunia usaha akhirnya muncul untuk membantu pemerintah mendatangkan rapid tes dari negara lain.

Baca Juga  Jokowi Pilih Baju Adat Lampung, Maruf Amin Setelan Sunda

“Semua pihak bahu-membahu, bahkan ada yang menyewa pesawat untuk mendatangkan rapid test dari negara lain,” ucapnya.

Tantangan lainnya berupa kebijakan yang berubah-ubah membuat banyak negara menjadi bimbang. Doni mencontohkan seperti saat dia memberikan kebijakan mengenai Covid-19, yang tidak terpapar dilarang memakai masker.”WHO kebijakan berubah-ubah, saya pertama kali memakai masker dilarang. Masker hanya untuk yang sakit, yang sehat jangan pakai masker. Memang banyak sekali pengalaman yang kita hadapi, tapi berjalannya waktu bisa tahu dan situasi membaik,” kata Doni.

Baca Juga  Arief Poyuono Minta Jokowi Pecat Budi Gunadi, Bankir Yang Tak Paham Kesehatan

Tantangan terbesar untuk saat ini, kata Doni, berupa penurunan angka kematian akibat Covid-19, meski rata-rata secara global sudah di 0,48 persen.

Doni menjelaskan, beberapa provinsi menyumbang angka kematian cukup banyak, terutama di Jatim, Jateng, dan DKI Jakarta. Meski presentase sedikit, kasus akumulatif Covid-19 tertinggi ada di Jatim.

“92 persen di Jatim komorbid diabet. Di sini kita belajar, Covid-19 bisa menimbulkan kematian bagi komorbid terutama ginjal, jantung, diabet, hipertensi, dan penyakit lainnya,” jelasnya.

Baca Juga: Kata Jimly Asshiddiqie, Sistem Pemilu Dan Kepartaian Perlu Ditata Dengan Revisi UU Metode Omnibus

Sumber: fajar.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan