Menurut Iwel Sastra, sepertinya Mahfud berani memberikan izin penjemputan HRS di bandara karena menerima data yang salah.
“Mengacu kepada pernyataan Mahfud ketika berbincang khusus dengan Ade Armando di Cokro TV, Mahfud dengan yakin mengatakan bahwa pendukung HRS sedikit,” katanya.
“Faktanya sangat berbeda di lapangan ketika HRS datang massa yang menjemput membludak,” sambung Iwel Sastra.
Kemudian ‘persetujuan’ Mahfud inilah, kata Iwel Sastra, yang menimbulkan masalah selanjutnya.
“Berbagai kegiatan HRS dihadiri oleh banyak massa. Sehingga kemudian menimbulkan ketidaknyamanan berbagai pihak,” ujarnya.
Akan tetapi, pendapat berbeda disampaikan Wakil Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni.
“Anggapan yang menyebut bahwa Mahfud adalah penyebab dari kerumunan ini ya kurang tepat,” ujarnya.
Menurut sosok yang dijuliki Sultan Tanjung Priok ini, sebagai Menko Polhukam, Mahfud juga sudah memberikan peringatan.
“Pak Mahfud sebagai Menko Polhukamkalau ditanya boleh atau nggak jemput, ya pasti boleh, tapi kan harus tertib,” ujarnya.