IDTODAY.CO – Ferdinand Hutahaean menyebut bahwa tokoh Muhammadiyah, Din Syamsuddin memperalat ayat-ayat Alquran sesuai asumsinya yang belum tentu benar.

Jikapun asumsi Din benar, kata Ferdinand, maka ia yakin bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak masuk kategori yang dimaksudkan.

“Saya prihatin dan kasihan melihat orang seperti Pak Din ini. Memperalat ayat-ayat sesuai asumsinya yang belum tentu maknanya seperti itu,” katanya melalui akun FerdinandHaean3 pada Minggu, 4 Mei 2021.

“Dan kalaupun itu maksudnya, saya yakin pemerintahan Pak Jjokowi tidak masuk kategori yang disebut,” sambungnya.

Ferdinand pun mengingatkan bahwa negara akan hancur apabila agama digunakan sebagai alat politik untuk berkuasa.

“Negara akan hancur jika gama digunakan alat politik untuk berkuasa,” kata mantan politikus Partak Demokrat itu.

Bersama pernyataannya, Ferdinand membagikan sebuah cuitan yang melampirkan video Din Syamsuddin.

Dalam video itu, Din Syamsuddin berbicara mengenai kondisi kehidupan kebangsaan Indonesia akhir-akhir ini.

“Saya merenung dan sampai kepada suatu kesimpulan. Ini namanya kesimpulan, sangat subjektif, relatif. Saya menggunakan istilah ‘tangan langit sudah menerpa di bumi’,” kata Din.

“Dan ini sedang berlangsung secara teleologis, bukan teologis, ke arah kejatuhan. Ini udah nggak soft lagi ngomong begini, nih,” tambahnya.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu lantas membacakan Surah al-A’raf ayat 182 yang berbunyi:

“Wallazina kazzabu bi’ayatina sanastadrijuhum min haisu la ya’lamun.”

Dilansir Terkini.id dari Tafsir Web, berikut terjemahan ayat di atas:

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.”

Adapun, Din Syamsuddin menafsirkan ayat di atas dalam konteks penguasa yang menciptakan negara menjadi negara kekuasaan semata.

“Dan mereka yang mendustai ayat-ayat kami, ayat-ayat kebenaran, ayat-ayat keadilan, mereka yang dustai itu, yang tadi kemudian mengkristalkan diri menjadi penguasa dan menciptakan negara menjadi negara kekuasaan semata-mata, itulah orang-orang yang mendustai ayat kami, kata Allah,” jelas Din.

“Apa balasan terhadap mereka? Allah kemudian akan membiarkan mereka perlahan-lahan sampai mentok, istidraj, sementara mereka tidak mengetahui, tidak sadar,” sambungnya.

Sumber: terkini.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan