Pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut bahwa semangat dakwah ulama Indonesia harus merangkul, bukan memukul menjadi sorotan publik, ada yang pro dan ada juga yang kontra.
Alasannya, pendapat yang disampaikan presiden Jokowi tersebut seakan kontras dengan apa yang tercermin dalam kepemimpinannya sebagai kepala negara.
Seperti diberitakan oleh RMOL.ID, Haris Rusly Moti di akun Twitter pribadinya pun menyoroti “Jadi presiden itu harus juga jadi pemimpin yang membina dan mengarahkan, serta mempersatukan rakyat, bukan membelah dan adu domba rakyat,” ungkapnya.
Namun demikian, ia pesimis hal tersebut terwujud bila seorang kepala negara tidak memiliki gagasan yang besar untuk bangsa.
“Kalau tak punya gagasan besar, apa yang bisa diarahkan,” tegasnya.
Sindiran Haris tersebut merujuk pada pernyataan Presiden Jokowi dalam pembukaan Musyawarah Nasional ke-10 Majelis Ulama Indonesia yang disampaikan secara virtual, Rabu malam (25/11).
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyebut corak keislaman Indonesia identik dengan pendekatan dakwah kultural yang persuasif dan damai.
“Hal ini menunjukkan bahwa semangat dakwah keislaman kita adalah merangkul, bukan memukul. Karena hakikat berdakwah adalah mengajak umat ke jalan kebaikan sesuai akhlak mulia Rasulullah SAW,” jelas Jokowi. (bdr/rmol)