Kategori
Politik

Bertemu Menhan AS, Prabowo Sepakat Perkuat Kerja Sama Bilateral pada Isu Strategis

IDTODAY NEWS – Hubungan bilateral pertahanan Indonesia dan Amerika Serikat di tengah kompleksnya iklim geopolitik terus dirajut.

Hal ini dilakukan Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto saat bertemu dengan Menhan Amerika Serikat (AS) Lloyd James Austin III di Gedung Pentagon, Virginia, AS pada Kamis (24/8).

Pada pertemuan itu, keduanya membicarakan kemitraan strategis yang telah berlangsung selama bertahun-tahun termasuk hubungan bilateral di tengah kompleksnya iklim geopolitik.

“Menteri Austin dan Menteri Prabowo menegaskan kembali pentingnya modernisasi militer Indonesia dan membahas niat bersama untuk memperkuat interoperabilitas melalui kemampuan pertahanan,” tulis pernyataan bersama kedua negara dikutip Jumat (25/8).

Peningkatan kekuatan pertahanan dilakukan seperti peningkatan pesawat tempur, pesawat tempur multi-peran baru, dan tambahan pesawat angkut sayap tetap dan putar.

Kedua negara juga menyepakati kekuatan pilar pertahanan kemitraan strategis dan tekad yang sama untuk lebih mempererat hubungan, dan memastikan hubungan tersebut tetap kuat serta bisa meraih peluang di masa depan dan bisa mengatasi tantangan yang muncul dalam iklim geopolitik yang semakin kompleks.

Dalam pertemuan ini, kedua negara juga memperingati hubungan diplomatik AS-Indonesia yang sudah memasuki usia 75 tahun.

Di mana kedua negara telah menggelar lebih dari 220 pertemuan pertahanan, mulai dari pertukaran pakar hingga latihan multilateral seperti Garuda Shield.

Bukan hanya itu, kedua menteri juga membahas terkait konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina.

Sumber : Rmol

Kategori
Dunia

Setelah Pakta AUKUS, China Jadikan Australia Target Serangan Nuklir

IDTODAY NEWS – Terlepas dari perpecahan internal antara negara-negara sekutu, pakta AUKUS (Australia-Inggris-Amerika Serikat) ditujukan untuk melawan China.

Dukungan Inggris dan AS agar Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir ditanggapi keras oleh China. Bahkan surat kabar milik Partai Komunis China, Global Times, menyebut Australia menjadi target potensial untuk serangan nuklir.

Di artikel berjudul “Nuke sub deal could make Australia potential nuclear war target”, Global Times menyebut para ahli militer China memperingatkan bahwa AUKUS dapat menjadikan Australia sebagai target serangan nuklir jika perang nuklir pecah.

“Bahkan ketika Washington mengatakan tidak akan mempersenjatai Canberra dengan senjata nuklir karena mudah bagi AS untuk melengkapi Australia dengan senjata nuklir dan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam ketika Australia memiliki kapal selam”, lapor New York Post.

Jurubicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa AUKUS sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional, mengintensifkan perlombaan senjata, dan merusak Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir.

“China akan memperhatikan perkembangan kesepakatan AUKUS. Negara-negara terkait harus meninggalkan Perang Dingin dan mentalitas zero-sum game mereka, jika tidak, mereka akan mengangkat batu yang jatuh di kaki mereka sendiri,” tambah Zhao.

Pada Rabu (15/9), Presiden AS Joe Biden mengumumkan kesepakatan trilateral dengan Inggris dan Australia. Pakta AUKUS itu juga menjadi titik nyala bagi goyahnya hubungan di antara negara-negara sekutu Barat, dengan memicu kemarahan Prancis.

Itu lantaran AUKUS membuat Prancis kehilangan kontrak pembuatan kapal selam konvensional dengan Australia.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Bertemu Wakil Dubes India, Hasto Cerita soal PDI-P yang Dinilainya Kerap Jadi Sasaran Kelompok Garis Keras

IDTODAY NEWS – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menggelar pertemuan dengan pihak Kedutaan Besar India di kantor pusat partai, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (6/9/2021).

Salah satu agenda pertemuan yakni membahas perkembangan situasi Afghanistan setelah kelompok Taliban berkuasa.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI-P Hasto Kristiyanto berpendapat, partainya mendorong penguatan demokratisasi dan dukungan atas kebhinekaan sebagai strategi paling efektif untuk membendung gerakan radikalisme di mana pun berada.

“Kami konsisten untuk mendorong nasionalisme dengan semangat persamaan hak semua warga negara. Kami mengakui dan melihat bagaimana PDI-P mendorong modernasi,” kata Hasto dalam keterangannya, Senin (6/9/2021).

Hasto mengaitkan kondisi Afghanistan dengan partainya yang kerap menjadi target kampanye negatif kelompok garis keras.

Padahal, kata Hasto, partainya teguh memegang Pancasila dan kebhinekaan. Namun, partainya tetap menjadi target dari kelompok garis keras.

“Namun, serangan itu justru membuktikan bahwa strategi paling efektif membendung gerakan radikalisme adalah dengan terus memperkuat demokratisasi dan dukungan atas kebhinekaan,” ucap dia.

Oleh karena itu, menurut dia, PDI-P memahami betul dampak kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan di Afghanistan.

Selain itu, pembicaraan antara DPP PDI-P dan Kedubes India membahas hal lain seperti e-voting hingga penanganan pandemi Covid-19.

Wakil Duta Besar India di Indonesia Basir Ahmad mengatakan, India sudah lama merencanakan dan membahas soal e-voting.

Untuk itu, ia mengundang jajaran DPP PDI-P jika hendak mempelajari soal e-voting dengan datang langsung ke India.

“Silakan berkunjung ke India,” kata Basir.

Pembicaraan juga menyentuh isu Laut China Selatan dan militer.

Hasto mengatakan, India memiliki strategi yang menarik karena menjalin kerja sama militer, dengan Rusia dan Amerika Serikat (AS) sekaligus.

Dalam keterangan pers, Basir disebut tak banyak menjawab soal hubungan militer negaranya dengan Rusia dan AS.

Namun, Basir menekankan bahwa pihaknya justru ingin belajar ke Indonesia yang dinilainya bisa menyampaikan pesan dan posisi diplomasi yang jelas di dunia internasional.

“Indonesia selalu kami anggap sebagai partner strategis,” ucap Basir.

Kemudian, pembicaraan masuk pada persoalan Covid-19. Baik Hasto maupun Basir sama-sama bercerita pengalaman menghadapi pandemi dan dampak terhadap perekonomian.

Basir mengatakan, India siap bekerja sama dengan Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19, termasuk kemungkinan membangun pabrik manufaktur vaksin Covid-19 di Indonesia.

Hasto mengapresiasi hal tersebut dan menyatakan bahwa Indonesia selalu membuka diri untuk bekerja sama dengan India.

“Kami mendukung penguatan kerja sama Indonesia dan India,” ucap Hasto.

Sumber: kompas.com

Kategori
Dunia

Memanas! Amerika Serikat Ungkapkan Afghanistan Menuju Perang Sipil

IDTODAY NEWS – Memanas! Amerika Serikat ungkapkan Afghanistan menuju perang sipil. Pasca militer asing yang dipimpin Amerika Serikat (AS) angkat kaki dari Afghanistan, ketegangan antara kelompok Taliban dan pasukan oposisi di Afghanistan semakin memanas.

Pasalnya, telah terjadi pertempuran untuk menguasai wilayah Lembah Panjshir di utara Kabul, provinsi terakhir di negara tersebut yang belum dikuasai Taliban.

Kondisi tersebut membuat pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) memberi peringatan akan adanya potensi perang sipil.

Kelapa Staf Gabungan AS Jendral Mar Milley turut menyoroti ketegangan yang terus meningkat di Afghanistan.

“Militer kami memperkirakan situasi yang terjadi berpotensi berkembangan ke arah perang sipil. Saya tidak tahu apakah Taliban dapat mengonsolidasikan kekuatan dan memiliki pemerintahan yang stabil,” bebernya, seperti dilansir dari Reuters via CNBCIndonesia, Minggu 5 September 2021.

Seperti diketahui, Lembah Panjshir sejauh ini memang belum pernah dikuasai Taliban, bahkan ketika mereka berkuasa di Afghanistan pada 1996 hingga 2001.

Panjshir adalah salah satu dari 34 provinsi di Afganistan, letaknya di bagian timur laut dan terbagi menjadi tujuh distrik dan 512 desa.

Baik Taliban maupun kelompok oposisi saling mengeklaim unggul dalam perebutan wilayah tersebut. Namun, kemenangan dari masing-masing pihak hingga saat ini belum dapat dipastikan.

Di satu sisi, juru bicara Taliban Bilal Karimi mengatakan pihaknya telah berhasil menguasai distrik Khinj dan Unabah, sehingga Taliban kini memegang kendali atas empat dari tujuh distrik di provinsi tersebut.

“Para Mujahidin (pejuang Taliban) terus bergerak masuk (di provinsi tersebut),” ungkapnya melalui Twitter, dikutip Reuters.

Di sisi lain, kelompok oposisi yang menamai diri mereka National Resistance Front of Afghanistan, menyatakan sempat dikepung ‘ribuan teroris’ di jalur Khawak, dan Taliban telah meninggalkan ribuan kendaraan dan peralatannnya di area Dashte Rewak.

Juru bicara kelompok perlawanan tersebut, Fahim Dashti pun menyatakan bentrokan masih terus terjadi.

Sementara itu, pemimpin kelompok perlawanan Ahmad Massoud dalam unggahan Facebook menjelaskan, wilayah Panjshir masih dalam posisi yang kuat sambil memuji demonstrasi di Herat yang dilakukan kelompok perempuan untuk memperjuangkan haknya.

Massoud dikenal sebagai pemimpin militer Afghanistan. Namanya terkenal lantaran berperan dalam memukul mundur pasukan Uni Soviet dari Afghanistan dalam Perang Soviet-Afghanistan yang membuatnya mendapat sebutan ‘Singa Panjshir’.

Sumber: terkini.id

Kategori
Dunia

Ada Ancaman Biologis yang Lebih Bahaya dari Covid-19, AS Persiapkan Diri dengan Dana Rp 930 Trilun

IDTODAY NEWS – Amerika Serikat (AS) tengah bersiap untuk membangun pertahanan dari ancaman biologis di masa depan, baik secara alami maupun disengaja, yang bisa lebih berbahaya dari pandemi Covid-19

Kemudian pada Jumat (3/9), pemerintah AS meluncurkan rencana bernilai 65,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 930 triliun untuk mempersiapkan diri.

Rencana itu diinisiasi oleh penasihat ilmiah utama Presiden Joe Biden, Eric Lander, yang merupakan Direktur Kantor Sains dan Teknologi.

Berbicara kepada wartawan pada Jumat, Lander mengatakan, krisis kesehatan Covid-19 yang sedang berlangsung di dunia merupakan hanya “masalah di permukaan”, sementara masih ada ancaman biologis lain di masa depan yang lebih buruk.

“Masalahnya termasuk kebutuhan untuk meningkatkan pendanaan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, memperkuat tenaga kerja kesehatan masyarakat, menghilangkan hambatan untuk mengakses, meningkatkan sistem data, mengatasi kesenjangan, meningkatkan komunikasi, dan meningkatkan jelas Lander, seperti dikutip Sputnik.

Menurut Lander, krisis kesehatan saat ini terjadi ketika kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan untuk merespons jauh lebih cepat daripada sebelumnya.

“Kami membutuhkan kemampuan yang lebih baik karena ada kemungkinan masuk akal bahwa pandemi serius lainnya, yang bisa lebih buruk daripada Covid-19, akan segera terjadi, bahkan mungkin dalam dekade berikutnya,” kata ahli genetika itu.

Lander kemudian meluncurkan rencana pendanaan kesiapsiagaan pandemi. Rencana pemerintahan Biden itu terkandung dalam dokumen 27 halaman berjudul “Kesiapsiagaan Pandemi Amerika: Mengubah Kemampuan Kita”, dan disusun menjadi lima “pilar”, menangani berbagai bagian sistem kesehatan masyarakat.

Untuk menjalankan rencana tersebut, diperlukan dana awal 15 miliar dolar AS hingga 20 miliar dolar AS, dengan biaya keseluruhan mencapai 65 miliar AS selama tujuh hingga 10 tahun ke depan.

Sejalan dengan rencana ambisius tersebut, miliaran dolar akan diinvestasikan untuk meningkatkan vaksin, infrastruktur kesehatan masyarakat, meningkatkan peralatan pelindung pribadi untuk melindungi dari sejumlah patogen.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Pakar Politik AS Jerry Massie: Saya Ketawa Membaca Analisis Jusuf Kalla

IDTODAY NEWS – Pakar politik Amerika Serikat, Jerry Massie menanggapi analisa mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tentang Taliban dan pemerintahan Afghanistan.

Jerry Massie mengaku tertawa saat mendengar pernyataan JK bahwa mundurnya Amerika Serikat dari Afghanistan karena AS ingin ada perang saudara antara kelompok Taliban dengan tentara Afghanistan.

“Saya hanya ketawa membaca analisis Jusuf Kalla,” ujar Jerry Massie, dipansir kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (22/8).

Pengamat politik dari Political and Public Policy Studies (P3S) ini lantas mengurai apa yang terjadi di Afghanistan.

Menurutnya, semua itu merupakan bagian dari strategi Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang disebutnya sebagai seorang demenesia.

Demenesia adalah kondisi penyakit yang ditandai dengan penurunan setidaknya dua fungsi otak, seperti hilangnya memori dan kemampuan menilai.

“Hampir 20 tahun mereka menduduki Afghanistan. Ada banyak veteran AS yang menentang kebijakan Biden,” tegas Jerry Massie.

Donald Trump, sambungnya, justru lebih elegan saat mendekati Taliban. Sebab, pendekatan itu dilakukan tanpa ada kekacauan dan pasukan AS tidak ditarik.

Kebijakan Joe Biden bahkan membuat Senator Partai Reoublik dari South Carolina Lindsey Graham dan Marjorie Taylor Greene dari Georgia mengirimkan pasal pemakzulan. Mereka ingin ada jaminan warga AS selamat saat kembali pulang.

“Jadi kaum konservatif menolak akan penarikan ini. Memang Menlu Anthony Blinken sangat berbahaya dia pernah ditolak mendiang Senator Jhon Mc Cain dari Arizona,” tegasnya.

Jerry Massie juga membantah pernyataan JK yang menyebut perang sipil di Afghanistan tidak terjadi karena militer pemerintah memilih pergi.

Faktanya, kini perang sipil sudah terjadi. Pejuang rakyat Afganistan bahkan telah menguasai 3 kota besar dari tangan Taliban. Namun perjuangan ini akan menjadi sia-sia, jika pemerintahan Joe Biden tidak ikut campur.

“Ini sama persis dengan ISIS di Suriah saat mantan Presiden AS Barrack Obama membiarkan Suriah jatuh ke tangan ISIS,” urainya.

Menyinggung soal keterlibatan China, Jerry Massie tidak menampik. Dia yakin China punya kepentingan besar di Afghanistan jika dilihat dari hubungan mesra mereka dengan Taliban.

Terlepas dari itu, dia ingin agar Indonesia menjaga dan memblokir pusat pelatihan-pelatihan militer dari orang Indonesia di Afganistan.

“Ingat, Taliban sudah menawarkan perlindungan bagi Alqaeda. Ini sangat berbahaya. Bisa saja kejadian penyerangan sama seperti 11 September di AS terulang lagi,” sambungnya.

“Intinya, tujuan AS bukan Civil War atau perang saudara. Analisis JK irrasional,” demikian Jerry Massie.

Sumber: pojoksatu.id

Kategori
Dunia

JK: Amerika Serikat Mundur Dari Afghanistan Khawatir Sejarah Perang Vietnam Terulang

IDTODAY NEWS – Pihak yang paling diresahkan dengan situasi Afghanistan adalah Amerika Serikat. Keresahan itu tidak lain mereka yang tidak pernah bisa menang dalam konflik atau perang dalam strategi gerilya.

Begitu dikatakan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dalam webinar bertema “Masa Depan Afghanistan dan Peran Diplomasi Perdamaian Indonesia”, Sabtu (21/8).

“Tapi yang paling resah di Afghanistan itu justru Amerika. Dia tidak mau seperti Vietnam pulang terbirit-birit,” ujar JK.

Dikatakan JK, kegagalan Amerika Serikat dalam perang gerilya diantaranya terjadi saat perang Vietnam dan Afghanistan saat ini dengan berhadapan dengan Taliban.

“Amerika dia bisa menangkan perang besar tapi dia tidak pernah menang perang sistem, perang gerilya. Apakah itu Vietnam, Afghanistan, Irak atau Libya, tidak pernah (menang),” katanya.

JK menduga di Afghanistan, dalam perang melawan Taliban yang berlangsung setidaknya 20 tahun, menjadi perang terpanjang dalam sejarah yang tidak berhasil dimenangkan AS.

Keputusan untuk menarik mundur pasukan dari Afghanistan, kata dia, tidak lain karena keresahan dan kekhawatiran Amerika Serikat akan terulangnya catatan kekalahan di Vietnam.

“Karena itu, dia menerima suatu perundingan yang pada akhir tahun lalu disetujui bahwa Amerika akan meninggalkan Afghanistan,” pungkasnya.

Selain JK, pembicara yang dihadirkan pada webinar itu ada Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Ketua PP Muhammadiyah Sudarnoto, akademisi Universitas Indonesia Yon Machmudi dan akademisi Universitas Moestopo Ryantori.

Sumber: rmol.id