Kategori
Politik

Isu Reshuffle Rabu Pon 8 Maret, Andika Perkasa hingga Putri Akom Masuk Kabinet?

IDTODAY NEWS – Isu reshuffle kabinet menyeruak jelang Rabu Pon—hari pasaran Jawa— pada 8 Maret 2023. Selain Menpora Zainudin Amali yang akan mundur, isu lain juga mengemuka.

Sumber kumparan menyebut, eks Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa jadi kandidat kuat pengganti Menkominfo Johnny G Plate. Plate di bulan sebelumnya sudah dikait-kaitkan akan ‘masuk kotak’. Namun, hingga berita ini dirilis Plate masih aman.

Lantas, sejauh mana isu Andika Perkasa akan menjadi Menkominfo?

Anggota Komisi I DPR yang membidangi komunikasi dan pertahanan, Bobby Adhityo Rizaldi, menilai Andika memang punya kompetensi untuk masuk ke dalam kabinet.

“Tentu Pak Andika memiliki kapasitas untuk menjadi anggota kabinet, baik dari jejak rekam karier militer yang cemerlang sampai posisi puncak sebagai Panglima, dan juga latar belakang akademik yang mumpuni,” ucap Bobby kepada kumparan, Senin (6/3).

“Tentu akan menjadi relevan bila beliau ditugaskan dalam formasi yang sesuai dengan pengalaman-pengalaman kepemimpinan leadership-nya,” imbuhnya.

Namun terkait kepastian, tak ada yang tahu. Semua berpulang kepada Presiden Jokowi.

Sementara itu, anggota Komisi I DPR dari PDIP, TB Hasanuddin, mengaku belum menerima informasi seputar isu tersebut.

“Belum tahu. Silakan tanya ke sumbernya,” elaknya.

Karier Andika di TNI terbilang gemilang. Berbagai jabatan strategis pernah diembannya, mulai dari Komandan Paspampres, KSAD, hingga Panglima TNI.

Terkait bidang informasi, Andika juga pernah menjadi jubir TNI AD alias Kadispenad. Ia menjadi orang terdepan ketika isu-isu terkait TNI mengemuka.

Pengganti Menpora

Selain soal Andika, reshuffle kabinet yang diisukan pekan ini juga ramai membicarakan mundurnya Menpora Zainudin Amali. Amali berniat mundur karena lebih memilih menjadi Waketum PSSI.

Namun, surat pengunduran diri Amali sampai berita ini dirilis belum sampai ke meja Jokowi.

Zainudin Amali saat dikonfirmasi soal reshuffle bakal digelar Rabu lusa, mengaku belum mengetahui.

Sumber: kumparan

Kategori
Politik

Andika Perkasa Dan AHY Ternyata Ikut Membidani Universitas Pertahanan

IDTODAY NEWS – Hampir semua orang tahu tentang Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah. Inilah kawah Candradimuka untuk mendidik para perwira militer yang menjadi tulang punggung TNI. Tapi masih banyak yang baru tahu tentang Universitas Pertahanan (Unhan), ketika terjadi kehebohan saat kampus itu menganugerahi Presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri gelar Profesor Honoris Causa.

Berbeda dengan Akmil yang sudah berdiri sejak tahun 1945, Unhan baru berdiri tahun 2009, 64 tahun sejak Indonesia merdeka.

Didirikan atas inisiatif mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Unhan kini tegak kokoh berdiri di kawasan Sentul, Bogor. Indonesia patut berbangga karena hanya 19 negara di dunia ini yang memiliki universitas pertahanan (defence university).

Tapi siapa yang berperan penting mendirikan Unhan? Dari berbagai sumber diketahui Presiden SBY menugaskan gurubesar UI yang sempat menjadi Menteri Pertahanan Prof. Yuwono Sudarsono dan Letjen TNI Syarifuddin Tippe, yang kelak menjadi Rektor pertama Unhan.

Tentu saja dua orang senior ini tidak mungkin bekerja sendiri. Channel MPS di Youtube mengungkapkan bahwa di level teknis operasional, ada sekelompok kecil perwira muda yang pagi siang malam bekerja mewujudkan kerja besar ini.

“Diantaranya adalah Letkol Andika Perkasa, sekarang Jenderal TNI, yang jadi KSAD dan salah satu calon Panglima TNI. Satu lagi adalah AHY, yang waktu itu berpangkat Kapten,” ungkap kata Mayor (Purn) Muhammad Saleh Karaeng Sila, Sabtu (17/7).

Saleh lulus Akmil tahun 1990, kakak kelas AHY (2000), dan adik kelas Jenderal Andika (1987).

Bukan kebetulan mereka dipilih untuk mengerjakan tugas pelik ini, mengingat arahan Presiden SBY untuk menjadikan Universitas Pertahanan sebagai lembaga berstandar kelas dunia dengan berbasis riset yang melestarikan nilai-nilai kebangsaan.

Letkol Andika dan Kapten Agus Harimurti Yudhoyono dikenal sebagai perwira-perwira muda yang cerdas, menguasai bahasa asing dan sempat mendapat tugas pendidikan lanjutan di luar negeri, selepas Akmil.

“Mereka berdua keliling yang ke berbagai tempat untuk melakukan studi banding,” ujar Saleh.

Letkol Andika, Kapten AHY dan sejumlah kecil perwira militer lainnya berupaya menjembatani studi pertahanan yang kompleks, bersifat multidisipliner dan terus berkembang mengikuti perubahan geopolitik global, dengan kebutuhan kajian pertahanan yang riil sesuai dengan situasi dan kondisi Indonesia.

Kerjasama dilakukan dengan beberapa universitas serupa di luar negeri. Bahkan ketika memulai perkuliahan, para mahasiswa angkatan pertama masih diajar oleh dosen terbang dari luar negeri.

Kini, Unhan menyediakan akses pendidikan bidang pertahanan dan bela negara; mengembangkan ilmu pertahanan dan bela negara sebagai kajian interdisipliner serta menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Sumer: rmol.id