Kategori
Daerah

Bima Arya Cabut Laporan RS Ummi, Polisi: Oh Ngga Bisa, Ini Bukan Delik Aduan, Ini Pidana Murni

IDTODAY NEWS – Polisi menegaskan sejumlah saksi dan pihak-pihak yang berdamai terkait Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab di RS Ummi Bogor tetap dipanggil. Ini dikarenakan kasus pidana murni bukan delik aduan.

Kesepakatan perdamaian antara Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bogor dan Direksi RS Ummi Bogor, Minggu (29/11/2020), Polresta Bogor Kota tak mempedulikan dan akan tetap memproses kasus ini.

“Soal pencabutan laporan (Bima Arya sebagai Wali Kota Bogor yang juga Ketua Satgas Covid-19), oh nggak bisa, nggak bisa, ini bukan delik aduan, ini pidana murni,” tegas Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser, Senin (30/11/2020).

Artinya, kalau pidana murni nggak mungkin bisa dicabut. Pihak kepolisian berkewajiban menindaklanjuti laporan tersebut.

Baca Juga: Ada yang Lampiaskan Kedengkian Usai Anies Tertular Covid-19, Geisz: Sedikit Akhlak Pun Mereka Ga Miliki

Sumber: sindonews.com

Kategori
Daerah

Ketua DPRD Bogor Sentil Keras Bima Arya, Lebih Banyak Gaduhnya Dibanding Penyelesaian Masalah

IDTODAY NEWS – Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto menyayangkan penanganan Habib Rizieq Shihab (HRS) yang sempat dirawat di Rumah Sakit UMMI Kota Bogor.

Politikus PKS ini menyentil Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto yang melaporkan pihak RS UMMI ke polisi karena dianggap menutupi tes swab HRS.

“Saya melihat penanganan dan penyikapan dari Walikota terhadap perawatan IB HRS ini terkesan lebih banyak unsur kegaduhannya dibanding penyelesaian substansi dasarnya,” ucap Atang dalam keterangannya, Minggu (29/11).

“Seharusnya pendekatan yang dilakukan bisa lebih merangkul agar tidak muncul reaksi defensif dari pihak keluarga pasien maupun RS,” sambung Atang .

Menurutnya, penanganan bukan dengan cara demonstratif yang akhirnya menimbulkan suasana riuh rendah seperti sekarang ini.

Dikatakan Atang, seharusnya Bima Arya melakukan pendekatan persuasif, komunikasi intens, penanganan senyap, dan mengedepankan musyawarah.

“Kan yang terpenting adalah langkah-langkah taktis penanganan. Bukan pada ramainya pemberitaan,” tegas Atang.

Dari berbagai kasus penanganan covid-19 di Kota Bogor selama ini, Atang melihat baru kali ini sangat demonstratif.

Dikatakan Atang, sebelum-sebelumnya, jika ada yang suspek, probable, ataupun positif covid, dijalankan secara senyap, tapi produktif.

“Jadinya kan orang bertanya, kenapa untuk penanganan IB HRS jadi berbeda? Ada apa?,” imbuhnya.

Atang mengatakan, kalau mencegah adanya kerumunan, kan tidak ada kerumunan itu. Kalaupun ramai, bisa langsung ditertibkan.

“Kalau alasannya untuk kecepatan penanganan, di lapangan masih banyak juga warga yang kesulitan mendapatkan penanganan covid,” sebutnya.

Sebagai contoh, kata Atang, tidak semua warga yang kena tracing di swab test karena keterbatasan faskes.

Ada beberapa warga yang tidak bisa dirawat karena terbatasnya ruang perawatan, baik ruang ICU maupun ruang isolasi.

Jadi, kata Atang, perlu ada kerja sama yang konstruktif baik dari pemerintah maupun seluruh RS.

“Kita juga perlu berterima kasih kepada RSUD dan RS-RS swasta yang selama ini juga sudah mendukung program pemerintah, termasuk RS Ummi dan RS swasta yang lain,” katanya lagi.

Dalam konteks kekisruhan sekarang, Atang melihat dari dua sisi.

Sisi pertama, tim medis dan RS punya kewajiban untuk menjaga dan melindungi data pasien, sekaligus menangani secara tepat dari seluruh sisi medis. Semuanya diatur dalam UU.

Sisi kedua, guna pencegahan dan penanggulangan penyebaran covid-19, Satgas Covid juga perlu melakukan tindakan yang tepat.

“Hal tersebut juga amanat peraturan perundang-undangan. Jadi, tidak perlu dipertentangkan. Namun, perlu dimusyawarahkan dan dikomunikasikan secara baik, sehingga hasilnya akan produktif,” jelas Atang.

Atang menyarankan sebaiknya walikota beserta jajaran maupun RS Ummi bisa duduk bersama agar tidak terjadi hal yang sama di kemudian hari.

“Keduanya perlu introspeksi. Perlu perbaiki kekurangan masing-masing. Turunkan tensi. Kedepankan kebersamaan,” ucap Atang.

“Hindari unsur-unsur demonstratif agar tidak saling defensif dan merasa benar masing-masing. Karena yang terasa gaduhnya, sementara hal dan tujuan substantif jadi tidak tertangani,” tandas Atang.

Baca Juga: Gak Ada Kapoknya Serang Anies, Teddy Gusnaidi: Anias Gagal Tutupi Bangkai, Jual Ayat dan Mayat

Sumber: pojoksatu

Kategori
Daerah

Tim Dokter Rizieq Shihab Minta Bima Arya Belajar Etika Kedokteran

IDTODAY NEWS – Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee atau MER-C, Sarbini Abdul Murad meminta Wali Kota Bogor Bima Arya belajar etika kedokteran. Sarbini sebelumnya menilai Bima Arya mengintervensi tim dokter dan Rumah Sakit Ummi, Bogor, terkait penanganan medis pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

“Wali Kota Bogor perlu belajar etika kedokteran tentang independensi tenaga medis dalam bekerja,” kata Sarbini dalam keterangan tertulis, Ahad, 29 November 2020.

Selain independensi tenaga medis, Sarbini mengatakan pasien juga berhak menerima atau menolak semua upaya pemeriksaan dan pengobatan yang akan diberikan tanpa ada intervensi atau tekanan pihak mana pun. Ia mengatakan profesionalitas tenaga medis dan penghormatan hak pasien bahkan berlaku di daerah bencana dan peperangan.

Menurut Sarbini, Bima Arya seharusnya mempercayakan perawatan Rizieq Shihab kepada tim medis. Ia beralasan tim medis mengetahui langkah-langkah apa yang perlu atau tak perlu dilakukan terhadap pasien.

Sarbini mengatakan MER-C mengirim Rizieq ke RS Ummi, Bogor, untuk beristirahat. Ia pun menilai tindakan Bima Arya justru mengganggu Rizieq yang sedang beristirahat, selain mengintervensi tim dokter dan rumah sakit.

“Wali Kota Bogor juga tidak beretika dalam mempublikasi kondisi pasien kepada publik, sehingga menimbulkan kesimpangsiuran dan keresahan bagi masyarakat,” ujar dia.

Bima Arya sebelumnya memberikan serentetan pernyataan terkait Rizieq Shihab yang dirawat di wilayahnya. Politikus Partai Amanat Nasional inilah yang mengungkap informasi bahwa Rizieq dirawat di Rumah Sakit Ummi, Bogor, tatkala sejumlah juru bicara FPI membantah.

Bima bahkan mendatangi RS Ummi untuk menanyai sikap keluarga Rizieq yang menolak tes usap terhadap mantan ketua umum FPI itu. Terakhir, Pemerintah Kota Bogor melaporkan RS Ummi ke Kepolisian Resor Kota Bogor lantaran dianggap tertutup dan tak berkoordinasi dalam swab test Rizieq.

Baca Juga: Tim Dokter Kecam Bima Arya Intervensi Tindakan Medis Habib Rizieq,, “Tak Beretika!”

Sumber: tempo

Kategori
Daerah

Tim Dokter Kecam Bima Arya Intervensi Tindakan Medis Habib Rizieq,, “Tak Beretika!”

IDTODAY NEWS – Tim medis independen yang menangani pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, MER-C mengecam perlakuan Wali Kota Bogor Bima Arya yang dinilai mengintervensi penanganan medis dan tidak beretika.

Pernyataan tersebut mengacu pada tindakan Bima yang menyatakan bakal mendatangi RS Ummi jika Rizieq menolak diswab, dan mengungkap kondisi medis imam besar di kalangan FPI itu.

“MER-C mengirim beliau untuk beristirahat di RS. Namun mendapatkan perlakuan yang kurang beretika dan melanggar hak pasien dari wali kota Bogor dengan melakukan intervensi terhadap tim medis yang sedang bekerja, sehingga mengganggu pasien yang sedang beristirahat,” kata Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad dalam keterangan tertulis, Minggu (29/11).

“Wali kota Bogor juga tidak beretika dalam mempublikasi kondisi pasien kepada publik, sehingga menimbulkan kesimpangsiuran dan keresahan bagi masyarakat,” lanjutnya.

Sarbini mengatakan Bima perlu mempelajari etika kedokteran, dimana tim medis harus menghargai hak pasien untuk menerima atau menolak upaya pemeriksaan dan pengobatan tanpa intervensi atau tekanan dari publik.

Ia meminta pria yang juga menjabat Kepala Satgas Penanganan Covid-19 Bogor itu mempercayakan penanganan Rizieq kepada rumah sakit dan tim medis yang mengetahui langkah yang perlu dan tidak perlu dilakukan.

“Saat ini semua pemeriksaan yang perlu dilakukan tengah berjalan dan pengobatan akan dijalankan sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemukan,” tuturnya.

Sarbini menambahkan, keluarga Rizieq merupakan pihak yang berwenang untuk menyampaikan kondisi kesehatan. Bahkan, lanjutnya, kewenangan tersebut juga tak dimiliki oleh rumah sakit ataupun dokter.

Kategori
Daerah

MER-C: Perlakuan Wali Kota Bogor ke Habib Rizieq Kurang Beretika

IDTODAY NEWS – MER-C menyayangkan sikap Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang dinilai kurang beretika terhadap Habib Rizieq Shihab (HRS).

MER-C sendiri merupakan organisasi yang dipercaya HRS untuk pemeriksaan dan pengawalan kesehatan.

Hal itu disampaikan Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad kepada wartawan, Minggu (29/11/2020).

“Namun mendapatkan perlakuan yang kurang beretika dan melanggar hak pasien dari Wali Kota Bogor,” katanya.

Sarbini menilai, Bima Arya telah melakukan intervensi terhadap tim medis yang sedang bekerja.

“Sehingga menganggu pasien yang sedang beristirahat,” sambungnya dikutip PojokSatu.id dari RMOL.

Yang dimaksud Sarbini adalah langkah Bima Arya yang mempublikasikan kondisi pasien kepada publik.

Sehingga kemudian justru menimbulkan kesimpangsiuran dan keresahan bagi masyarakat.

Menurutnya, Bima Arya perlu belajar etika kedokteran tentang independensi tenaga medis dalam bekerja dan hak pasien.

Untuk menerima atau menolak atas semua upaya pemeriksaan dan pengobatan yang akan diberikan tanpa ada intervensi atau tekanan pihak manapun.

MER-C menyayangkan sikap Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang dinilai kurang beretika terhadap Habib Rizieq Shihab (HRS).

MER-C sendiri merupakan organisasi yang dipercaya HRS untuk pemeriksaan dan pengawalan kesehatan.

Hal itu disampaikan Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad kepada wartawan, Minggu (29/11/2020).

“Namun mendapatkan perlakuan yang kurang beretika dan melanggar hak pasien dari Wali Kota Bogor,” katanya.

Sarbini menilai, Bima Arya telah melakukan intervensi terhadap tim medis yang sedang bekerja.

“Sehingga menganggu pasien yang sedang beristirahat,” sambungnya dikutip PojokSatu.id dari RMOL.

Yang dimaksud Sarbini adalah langkah Bima Arya yang mempublikasikan kondisi pasien kepada publik.

Sehingga kemudian justru menimbulkan kesimpangsiuran dan keresahan bagi masyarakat.

Menurutnya, Bima Arya perlu belajar etika kedokteran tentang independensi tenaga medis dalam bekerja dan hak pasien.

Untuk menerima atau menolak atas semua upaya pemeriksaan dan pengobatan yang akan diberikan tanpa ada intervensi atau tekanan pihak manapun.

Baca Juga: Swab Test Habib Rizieq Jadi Polemik, PKS: Cuitan Presiden Jokowi Soal Privasi Pasien Masih Relevan

Sumber: pojoksatu.id

Kategori
Daerah

Kasus Corona di Bogor Melonjak Drastis, Bima Arya Malah Hanya ‘Sibuk’ Urus Swab Test Di RS UMMI

IDTODAY NEWS – Jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Bogor melonjak drastis. Dalam sehari Kota Bogor kembali melaporkan 49 orang terinfeksi COVID-19 pada 28 November 2020.

Dengan demikian total kasus positif COVID-19 di Kota Bogor sejak awal pandemi COVID-19 hingga Sabtu 28 November 2020, telah menembus angka 3.255 orang.

“Rincian kasus positif di Kota Bogor yakni masih sakit 573 orang, selesai isolasi/sembuh 2.585 orang dan meninggal dunia 97 orang,” ungkap Juru Bicara Pemkot Bogor untuk Siaga Corona dalam keterangan pers tertulisnya.

Ditengah melonjaknya angka kasus positif, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto selaku Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 malah sibuk mengurus hasil swab test Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq yang sedang dirawat di RS UMMI.

Bahkan, kabar terbaru Bima Arya melaporkan RS UMMI Bogor ke kepolisian karena diduga menghalangi atau menghambat tugas tim Satgas COVID-19 Kota Bogor.

Dalam laporan tersebut, RS UMMI Bogor dinilai tidak memberikan penjelasan yang utuh terkait protokol proses penanganan terhadap pasien tersebut.

Sehingga, Satgas Covid-19 tidak bisa menjalankan tugas sesuai dengan prosedur penanganan covid-19.

Bima Arya menuturkan, sejauh ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak diberikan informasi terkait swab Rizieq Syihab. Hal itu melanggar tata cara penanganan covid-19 yang diatur dalam undang-undang.

“Karena kita tidak memperoleh informasi terkait banyak hal. Yang utamanya adalah pelaksanaan swab (Habib Rizieq) itu sendiri.”

“Kan semestinya begini, seluruh kegiatan penanganan COVID-19 wajib diketahui satgas. Siapa yang melakukan swab, berapa orang, nah jadi banyak hal yang tidak disampaikan secara terbuka,” kata Bima.

Kata dia, saat ini Satgas COVID-19 sudah membuat laporan tertulis kepada polisi dan yang pasti jalur hukum ditempuh sesuai dengan kewenangan Pemkot Bogor

“Langkah-langkah kita tentunya harus sesuai hukum. Spiritnya itu adalah memastikan penanganan covid-19 berjalan dengan maksimal di Kota Bogor. Kita melangkah kewenangan kita, berdasarkan aturan,” tambah Bima Arya.

Sementara itu, Perwira Urusan Humas Polresta Bogor Kota Ipda Rachmat Gumilar membenarkan adanya laporan tersebut.

Saat ini, polisi tengah mempersiapkan administrasi proses penyelidikan untuk memeriksa saksi-saksi terkait laporan polisi yang telah diterima.

“Benar Polresta Bogor Kota telah menerima laporan tentang adanya dugaan pelanggaran dilaporkan dari pihak gugus tugas.”

“Penyidik sedang siapkan admisnistrasi penyelidikan untuk memanggil saksi-saksi yang terkait dengan pelanggaran terutama dari pihak rumah sakit.”

“Untuk lebih jelasnya silahkan mencari informasi ke pihak pelapor,” tuturnya.

Baca Juga: 70 Calon Kepala Daerah Terinfeksi Corona, 6 Meninggal, Kok Cuma HRS Diuber-uber?

Sumber: isubogor

Kategori
Daerah

Berseteru dengan HRS, Video Bima Arya Dangdutan Tak Pakai Masker Viral Lagi

IDTODAY NEWS – Di tengah perseteruan Habib Rizieq (HRS) dengan Walikota Bogor Bima Arya tentang hasil tes swab HRS di RS Ummi, muncul lagi video Bima Arya dangdutan tak pakai masker.

Video itu diunggah beberapa orang di linimasa Twitter, Sabtu (28/11) di tengah hangatnya hubungan HRS dengan Bima Arya.

Salah satu akun yang mengunggah itu antara lain @cybSqu, dan menautkan atau mengikutsertakan akun Bima Arya dalam postingan itu.

Seperti diketahui, video Walikota Bogor Bima Arya kepergok lagi dangdutan di tengah pandemi virus corona viral di media sosial beberapa waktu lalu.

Parahnya, Bima Arya dangdutan di tengah keramaian tapi tak pakai masker.

Video yang beredar itu menyebar luas di sejumlah grup WhatsApp, Senin (5/10/2020) lalu.

Video berdurasi 14 detik itu diketahui berlokasi di sebuah cafe dan restoran Green Garden, Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.

Terlihat Bima Arya berjoget sambil bernyanyi lagu dangdut ‘Darah Muda’ yang memang lagu kesukaannya.

Di lokasi itu, Bima Arya dan sejumlah pengunjung tidak menggunakan masker sama sekali. Ada yang memakai masker, tapi dipakai di dagu.

Ketika dikonfirmasi, Bima Arya mengatakan saat itu dirinya sedang menghadiri acara dengan kerabatnya.

“Saya sedang makan siang dengan kerabat. Ada live musiknya dan saya diminta nyanyi,” katanya.

Bima Arya juga mengklaim bahwa acara itu tidak melanggar protokol kesehatan Covid-19.

Karena Orang-orang yang berada di video itu semuanya menggunakan masker.

“Tidak ada pelanggaran protokol kesehatan. Semua pakai masker kecuali yang sedang makan. Jarak juga dijaga,” jelasnya.

Pemerintah Kota Bogor juga memberikan ruang untuk pemusik di siang hari.

“Pemkot berikan ruang untuk pemusik di siang hari, karena malam hari kan tidak boleh. Ada pembatasan aktivitas,” tukasnya saat Oktober lalu.

Baca Juga: Tetap Pasang Baliho Habib Rizieq, Warung Makar Milik Tokoh Tionghoa Akhirnya Ditutup

Sumber: pojoksatu.id