Kategori
Peristiwa

Usai Terima Maaf Bupati Gresik, Suami Susul Istri yang Meninggal Saat Hamil ke Alam Baka

IDTODAY NEWS – Kisah tragis meninggalnya Mazrotul Afiroh (31), warga Desa Gredek Kecamatan Duduksampeyan Gresik, menarik simpati banyak orang. Termasuk Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (Gus Yani).

Mazro yang sedang hamil 7 bulan–plus terinveksi Covid–meninggal lantaran tidak mendapatkan kamar ICU rumah sakit. Bahkan bayinya di dalam kandungan pun ikut meninggal, Rabu (14/07/2021) dini hari.

Kesedihan keluarganya tidak juga berhenti. Setelah Mazro, giliran suaminya, Fahrudin yang menyusul istrinya itu ke alam baka, Kamis (15/07/2021) dini hari. Ia juga positif Covid-19 dan diduga mengalami kelelahan.

Padahal, sebelum kematiannya, Fahrudin melakukan video call dengan bupati Gresik. Saat itu, Gus Yani mengucapkan duka cita yang mendalam kepada Fahrudin. Bupati Gresik itu melakukan video call karena Fahrudin masih menjalani isolasi mandri (Isoman) di rumahnya.

“Saya turut berduka cita. Atas nama Pemkab Gresik juga mohon maaf sebesar-besarnya,” kata Gus Yani dalam video call bersama Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Duduksampeyan dan Kepala Desa (Kades) Gredek Muhammad Bahrul Ghofar, Kamis (15/07/2021).

Orang nomor satu di Gresik itu, juga mendoakan almarhum bersama bayinya yang meninggal dengan husnul khotimah. “Insya Allah almarhum dan bayinya husnul khotimah,” tutur Gus Yani, dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com.

Selain mendoakan almarhumah Mazrotul Afiroh dan bayi dalam kandungan, Gus Yani juga mendoakan Fahrudin agar cepat sembuh. “Panjenengan saiki kudu sehat, sing tabah nggeh,” kata Gus Yani.

Mendapat ucapan duka cita dari Bupati Gresik. Fahrudin mengucapkan terimakasih atas perhatiannya. Seperti diketahui, Fahrudin dalam sehari sudah kehilangan dua orang yang dicintainya.

Pada Selasa (13/7) kehilangan bayinya yang masih dikandungan berumur 7 bulan, dan kedua istri tercintanya Mazrotul Afiroh meninggal dunia di RSUD Ibnu Sina Gresik.

Sumber: suara.com

Kategori
Daerah Peristiwa

Kiainya Dihina, Ratusan Santri Gresik Geruduk Rumah Nawawi Kasiadi

IDTODAY NEWS – Ratusan orang alumni pondok pesantren (ponpes) Mambaus Sholihin dan Forum Silaturrahim Santri (Forsis) Gresik, mengepung rumah Nawawi Kasiadi, warga Desa Hulaan, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Sabtu petang (5/12).

Pengepungan ini dipicu oleh hinaan yang dilakukan Nawawi Kasiadi terhadap KH Masbuhin Faqih, yang notabene salah satu kiai sepuh NU Gresik sekaligus pengasuh Ponpes Mamba’us Sholihin.

“Kami mengecam keras pelaku penghina kiai Masbuhin Faqih, beliau adalah salah satu masyayikh dan kiaai sepuh NU di Gresik. Apa yang dilakukan Nawawi Kasiadi ini sudah melampaui batas dan sangat melukai hati kami sebagai para santrinya,” kata Shodiq, salah seorang santri yang ikut melakukan pengepungan, dikutip Kantor Berita RMOLJatim.

Bahkan Marzuki, seorang santri lain yang ikut dalam aksi tersebut, dengan nada geram meminta pelaku penghina KH Masbuhin Faqih harus meminta maaf dan mempertanggungjawabkan ucapannya.

“Kita semua para santri sangat menghomati beliau (KH Masbuhin Faqih, red), karena guru sekaligus kiai sepuh panutan yang tidak diragukan lagi kesholihannya dan keilmuannya. Bahkan, kontribusi beliau dalam membangun Gresik, yang memiliki julukan kota santri,” tegasnya.

Penghinaan terhadap KH Masbuhin Faqih bermula dari unggahan video KH. Masbuhin Faqih yang merestui pencalonan Gus Yani (Fandi Ahmad Yani) sebagai calon Bupati Gresik pada Pilkada 2020 di grup Whatsapp (WA) warga nahdliyin (NU) Gresik.

Usai menyaksikan video di WA itu, Nawawi Kasiadi lalu mengomentari video tersebut dengan nada sinis dan menghina. Sehingga, memicu reaksi keras dari para santri maupun alumni Ponpes Mambaus Sholihin dan berujung pelaporan ke pihak kepolisian.

Berikut kutipan pernyataan yang diduga berisi hinaan yang diunggah Nawawi Kasiadi di grup WA:

“Ngomonge wis gak teteh….ngomong opo Ngomong ngae wis gak jelas kok Sik Melik ngurusi politik..sadar…..sadar….umur Riko kari mek sak gongan…

Baca Juga: Hot News: KPK Tetapkan Mensos Juliari Batubara Tersangka Suap Bansos Corona

Sumber: rmol.id

Kategori
Peristiwa

Tak Ada Jembatan, Warga Gresik Terpaksa Hanyutkan Keranda Jenazah di Sungai

IDTODAY NEWS – Jenazah yang dihanyutkan ke sungai karena tidak ada jembatan terjadi di Dusun Gorekanlor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur viral di media sosial.

Dari video yang beredar, sejumlah warga mengantarkan jenazah Nenek Kasti Warga RT 6, RW 12 di anak Kali Lamong untuk pemakaman di makam dusun yang letaknya di seberang anak Kali Lamong.

Bila hujan lebat dan air naik, memang sungai tersebut air pasang. Tidak ada jembatan penghubung antardusun membuat warga terpaksa menghanyutkan jenazah untuk dimakamkan di dusun sebelah.

Keponakan mendiang Nenek Kasti, Suwoni membenarkan, untuk pemakaman almarhum Nenek Kasti terpaksa harus dihanyutkan di anak Kali Lamong dengan ban bekas untuk menyeberangi.

“Ya terpaksa harus dihanyutkan untuk nyeberang ke anak Kali Lamong Mas karena tak ada jembatan. Kondisi ini sudah terjadi puluhan tahun. Tidak ada jembatan,” ujar dia, seperti dikutip dari Times Indonesia, Jumat (4/12/2020).

Suwono mengatakan, Nenek Kasti (70), tutup usia pada Rabu, 2 Desember 2020 sekitar pukul 20.30 WIB. Lantaran sudah malam dan pemakaman harus menyeberangi anak Kali Lamong, pemakaman diputuskan pada Kamis, 3 Desember 2020.

“Sehingga, Kamis, 3 Desember 2020, sekitar pukul 09.30 WIB jenazah almarhumah Nenek Kasti baru dimakamkan,” tutur dia.

Suwono mengatakan, di Dusun Gorekan Lor ada dua makam. Satu makam dekat dengan dusun dan satu makam lagi berada di seberang sungai.

Kalau musim hujan tiba seperti sekarang kemudian anak Kali Lamong meluap, makam di sebelah dusun tak bisa dimanfatkan untuk pemakaman, sebab kalau digali airnya terus keluar dari tanah.

“Makanya, kalau warga Gorekan Lor meninggal pada musim hujan dan anak Kali Lamong meluap ya pemakaman harus nyeberang anak Kali Lamong dengan cara dihanyutkan dengan ban bekas. Kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun,” ujar dia

Warga Gorekanlor sudah berkali-kali mengadukan persoalan ini kepada pemerintah agar dibuatkan jembatan. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan. Suwono menuturkan, pemerintah menjanjikan akan membelikan tanah untuk makam jika tak memungkinkan membuat jembatan. “Dengan dana ratusan juta gak terwujud sampai sekarang,” ujar Suwono.

Baca Juga: Debat Sengit, Natalius Pigai Vs Yorrys soal Deklarasi Benny Wenda

Sumber: liputan6.com