Kategori
Politik

Rizal Ramli: Katanya Mau Bela Petani, Kok Malah Bagi-Bagi Rente?

IDTODAY NEWS – Impor produk pertanian dan pangan yang kerap dilakukan pemerintah telah membuat petani menjadi korban. Barang-barang yang mereka produksi gagal bernilai jual lantaran banjir produk dari luar negeri.

Ekonom senior DR. Rizal Ramli menegaskan, penghentian impor produk pertanian dan pangan sebenarnya bukan hal yang rumit. Hanya saja, terkadang ada oknum yang tidak kuasa menahan godaan “uang kaget” dari kebijakan impor

“Karena banyak kepentingan, yang jadi korban petani kita. Ada yang ingin dapat uang, dapat komisi, sehingga kita impor-impor terus,” ujarnya kepada redaksi, Jumat (6/11).

Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini memastikan bahwa hampir di semua bidang impor pangan ada mafianya. Baik mafia daging, beras, minyak, buah, bawang, garam, dan lain sebagainya.

“Semuanya ada!” tegasnya.

Terakhir, mantan Menko Kemaritiman itu meminta Presiden Joko Widodo untuk jujur kepada para petani. Jokowi harus menepati janji untuk tidak impor pangan demi mensejahterakan petani.

“Pak Jokowi masih aja ngapusi. Katanya mau bela petani, tapi kebijakan sebaliknya. Ini kok malah bagi-bagi rente kepada kroni,” tuturnya.

“Malu-maluin ih,” demikian Rizal Ramli.

Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) telah meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar dapat mengusut kasus dugaan permainan penerbitan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) dan Surat Perizinan Impor (SPI).

Koordinator MAKI, Boyamin Saiman menduga ada keterlibatan politikus Nasdem dan Golkar dalam kasus izin impor yang diberikan oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

“Idealnya, kalau ada dugaan permainan hingga politisi itu memang KPK yang turun tangan,” kata Boyamin kepada wartawan.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Jokowi Marah soal Impor Garam: Dari Dulu Gitu Terus

IDTODAY NEWS – Presiden Jokowi menyindir kinerja anak buahnya yang terus mengimpor komoditas garam ke Tanah Air. Padahal, kata dia, untuk urusan impor harusnya bisa ditekan jika produksi nasionalnya diperbaiki.

“Masih rendahnya produksi garam nasional kita, sehingga kemudian cari yang paling gampang yaitu impor garam. Dari dulu gitu terus dan tidak pernah ada penyelesaian,” kata Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 5 Oktober 2020.

Menurut Jokowi, selain soal produksi, ia juga menyebut juga permalasahan lain pada kualitas garam. Garam rakyat yang diproduksi oleh petani tidak terserap oleh industri karena kualitasnya.

“Sebagai contoh dari kebutuhan garam nasional di tahun 2020 sebanyak 4 juta ton per tahun dan produksi garam nasional kita baru mencapai 2 juta ton akibatnya alokasi garam untuk kebutuhan industri masih tinggi yaitu 2,9 juta ton,” kata dia.

“Kemudian data per 22 September data yang terima masih 738.000 ton garam rakyat yang tidak terserap oleh industri kita. Ini agar dipikirkan solusinya hingga rakyat, garamnya bisa terbeli,” lanjutnya.

Jokowi pun meminta area pertanian garam diperluas. 10 Provinsi yang menjadi produsen garam harus dimaksimalkan. Ia menyebut, persoalan ketersediaan garam ini sudah diketahui sejak lama, tapi tidak dicarikan solusinya.

“Artinya penggunaan inovasi teknologi produksi terutama washing plant harus betul-betul kita kerjakan, sehingga pasca produksi itu betul- betul bisa memberikan ketersediaan, terutama dalam gudang penyimpanan,” lanjut Presiden Jokowi.

Sumber: viva.co

Kategori
Dunia

China Stop Impor Seafood dari Indonesia, Ada Virus Corona di Kemasannya

IDTODAY NEWS – Pemerintah China memutuskan menghentikan sementara impor produk hasil laut atau seafood dari Indonesia, setelah menemukan virus corona covid-19 pada kemasan makanan tersebut.

Menyadur Bloomberg, Jumat (18/9/2020), China untuk sementara menghentikan pembelian produk seafood dari PT Putri Indah selama sepekan ke depan.

Kantor bea cukai China dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa otoritas pemerintah telah menemukan partikel virus Corona pada kemasan hairtail beku.

Perusahaan yang berbasis di Sumatera Utara itu dilaporkan Bloomberg belum menanggapi permintaan komentar melalui SMS dan telepon.

Otoritas China telah menyelidiki daging impor, makanan laut, kemasan, dan wadah sebagai sumber potensial Covid-19 sejak Juni.

Mereka memandang serius produk-produk impor terkhusus makanan setelah berulang kali menemukan partikel virus bernama ilmiah Sars-CoV-2 itu dalam berbagai produk.

Dari lebih 500.000 sampel yang diperiksa otoritas China, hanya enam produk impor yang dinyatakan positif virus corona, kata bea cukai awal bulan ini.

Negara itu sebelumnya telah melarang impor produk termasuk daging beku, udang Ekuador, dan sayap ayam Brasil setelah dites positif mengandung Covid-19.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS sebelumnya mengatakan bahwa tidak ada bukti Covid-19 ditularkan melalui makanan atau kemasan makanan.

Namun, para peneliti China belakangan ini telah menemukan virus Corona bisa bertahan sekitar seminggu pada salmon dingin.

Temuan itu menjadi indikasi bahwa produk makanan yang terkontaminasi mungkin bisa menularkan virus ke manusia.

“Ikan yang terkontaminasi SARS-CoV-2 dari satu negara bisa dengan mudah menyebar ke negara lain dalam waktu seminggu,” kata para peneliti China dikutip dari Fox News.

“Sehingga salmon ini bisa menjadi salah satu sumber penularan internasional.”

Sebelumnya, pada Juni 2020, upermarket besar di Beijing termasuk Carrefour dan Wumart berhenti menjual salmon setelah ditemukan virus Corona di talenan pedagang grosir di Pasar Xinfadi Beijing.

Sumber: suara.com

Kategori
Ekonomi

Ribuan Ton Baja Impor Ber-SNI Palsu Disita, Gapensi: Rugikan Industri Nasional

IDTODAY NEWS – Ribuan ton baja impor ber-SNI palsu berhasil disita. Baja itu dinilai akan merugikan industri nasional. Pun, akan berdampak pada kualitas proyek infrastruktur.

Sekjen BPP Gapensi, Andi Rukman Karumpa mengatakan, baja merupakan komoditas impor terbesar ketiga Indonesia. Setidaknya ada lima negara pemasok baja impor yakni China, Jepang, Korea, Taiwan, dan Vietnam. Lima negara ini memasok kurang lebih 90 persen baja impor. Baja impor ini memang lebih murah 15-35 persen dari produk lokal.

“Tentu untuk menjaga hubungan bilateral negara kita dengan negara lain, hal ini sah-sah saja selama baja yang diimpor ke negara kita belum bisa diproduksi sendiri. Tetapi jangan impor baja yang negara kita bisa memproduksinya. Seperti besi siku untuk proyek tower listrik, H beam dan plat untuk jembatan dan jalan tol layang,” ungkapnya, Rabu (26/08/2020).

Kata Rukman, ketentuan impor besi baja yang diatur pada Permendag No 22 tahun 2018 namun menyebabkan penghapusan pertimbangan teknis. Hal ini menyebabkan impor baja semakin mudah dan tidak ada sistem kontrol izin impor. Padahal idealnya, produk baja yang beredar di Indonesia, apalagi yang dipergunakan dalam pembangunan infrastruktur harus ber-SNI.

“Sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri dan perlindungan konsumen guna meningkatkan TKDN kita. Namun kami sesalkan ada beberapa oknum yang impor baja lalu menempelkan label SNI terhadap produk tersebut yang selanjutnya dilempar ke konsumen dan mengaku baja tersebut produksi dalam negeri. Lebih parah lagi, jika ada produk tak ber-SNI beredar di pasar,” terangnya.

Waketum Kadin Indonesia Koordinator KTI ini menambahkan, dampak dari proyek infrastruktur yang tidak menggunakan produk baja ber-SNI akan mengakibatkan mutu dari proyek tersebut diragukan kualitasnya dan hal ini melanggar peraturan yang sudah ada serta merugikan pelaku industri baja nasional.

“Gapensi akan terus memberikan dukungan agar proyek infrastruktur kita menggunakan produksi dalam negeri. Jayalah Negeriku, Indonesia Sehat Ekonomi Bangkit,” tukasnya.

Sumber: fajar.co.id

Kategori
Ekonomi

Sajadah Impor China Obrak Abrik RI, Pabrik Lokal PHK Massal

IDTODAY NEWS – Derasnya impor produk sajadah dan karpet dari China dan Turki beberapa tahun terakhir membuat industri dalam negeri megap-megap. Karpet impor asal China dan Turki punya kelebihan harga yang murah, sehingga produk lokal susah bersaing dan terganggu produksinya.

Atas fenomena ini, Sekretaris Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil Rakhman mengatakan API mewakili industri karpet dan sajadah dalam negeri telah mengajukan permohonan safeguard ke Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) Kementerian Perdagangan (Kemendag).

“Kami harapkan dapat segera di kabulkan agar industri karpet sajadah dalam negeri dapat diselamatkan dan menghindari terjadinya banyak pemutusan hubungan kerja (PHK) yang masif,” kata Rizal dalam pernyataan resminya, Sabtu (22/8).

Catatan BPS telah terjadi lonjakan impor karpet dan penutup lantai tekstil lainnya pada periode tahun 2017 sampai 2019 dengan tren sebesar 25,2% yang menyebabkan ancaman kerugian serius pada Industri Dalam Negeri.

Kondisi ini mengakibatkan menurunnya pangsa pasar Domestik Industri Dalam Negeri akibat produk impor yang sejenis yang secara langsung bersaing dengan produk Industri Dalam Negeri.

Dampak banjir produk impor karpet dan sajadah tersebut mengakibatkan industri dalam negeri terpaksa mengurangi produksinya. Sehingga adanya penumpukan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam jumlah yang besar hampir di semua pabrik. Utilisasi dari kapasitas terpasang kurang dari 40%.

Dengan turunnya produksi maka otomatis telah terjadi pengurangan karyawan yang cukup banyak. Kinerja keuangan industri dalam negeri telah mengalami penurunan yang signifikan.

Menurut data dari BPS dalam tahun 2019 impor Produk Karpet dan Penutup Lantai Tekstil Lainnya mayoritas berasal dari China dan Turki, masing masing sebesar 63,43 % dan 19,16 % pangsa pasar di dalam negeri.

Harga rata rata produk impor dari China dan Turki adalah sebesar 2,5 dolar AS per kg dan 1,36 dolar AS per kg. “Yang sudah jelas jelas menunjukkan bahwa mayoritas produk produk yang diimpor adalah yang berkualitas rendah dan tidak sesuai dengan standar kesehatan dan keselamatan ( K3L ) seperti memakai bahan Foam/Busa ( yang mudah terbakar ) dan sisa sisa limbah industri tekstil ( yang tidak baik untuk kesehatan ) sebagai bahan alas karpet dan sajadah,” katanya.

Padahal di dalam negeri telah memproduksi barang barang berkualitas dan telah memiliki berbagai sertifikat dari dalam dan luar negeri, ini di buktikan dengan banyak produk produk dalam negeri telah terpasang di Hotel hotel bintang 5, Gedung gedung bioskop kelas atas, Bandara Udara, Masjid masjid, Perkantoran serta Otomotif.

Ketua Komite Karpet dan Sajadah API Jivat Khiani mengatakan beberapa tahun terakhir impor produk Karpet dan Sajadah telah menggerus pangsa pasar industri dalam negeri terutama dengan harga yang lebih rendah.

Selain membanjirnya produk produk impor, kami juga mengalami kendala yaitu adanya disharmonisasi tarif Bea Masuk impor yang di kenakan terhadap Bahan Baku utama berupa Polypropilene Resin yaitu sebesar 10 %, sedangkan tarif Bea Masuk impor untuk Benang Polypropilene lebih rendah yaitu sebesar 5 %.

Sedangkan untuk produk akhirnya yaitu barang jadi berupa Karpet dan Sajadah di kenakan tariff Bea Masuk impor sebesar 0 % dari negara negara yang mempunyai perjanjian dagang.

Sumber: cnbcindonesia.com

Kategori
Kesehatan

RI Akan Impor 50 Juta Dosis Calon Vaksin Covid-19 dari China

IDTODAY NEWS – PT Bio Farma (Persero) dipastikan menerima bulk atau konsentrat Ready to Fill (RTF) vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 50 juta dosis pada November 2020 sampai dengan Maret 2021 mendatang.

Kepastian itu ditandai dengan penandatanganan Prelimenary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Production of Covid-19 Vaccine, yang dilaksanakan pada 20 Agustus 2020 di Hainan, Tiongkok.

Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN), Erick Thohir, menyampaikan bahwa dalam perjanjian itu Bio Farma tidak hanya sekedar mengolah dan mendistribusikan saja, tetapi juga ada unsur transfer teknologi.

“Dalam kunjungan ini kita ingin memastikan transformasi dari industri kesehatan kita, di mana Bio Farma kerja sama dengan Sinovac adalah sebuah kerja sama yang win-win, bahwa menyepakati dengan Sinovac dalam hal transfer knowledge, transfer teknologi, ini yang perlu digarisbawahi,” ujar Erick dalam keterangan dilansir dari Antara, Sabtu (22/8/2020).

Pada 20 Agustus 2020, dilaksanakan dua penandatanganan perjanjian. Pertama, Indonesia dipastikan mendapatkan tambahan pasokan bulk vaksin Covid-19 hingga Maret 2021, tambahan pasokan sampai dengan akhir tahun 2021.

Perjanjian itu untuk menyepakati komitmen ketersediaan pasokan bulk vaccine hingga 50 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021.

Untuk dokumen kedua yang ditandatangani Sinovac dan Bio Farma adalah MoU untuk komitmen kapasitas bulk vaccine 2021 dimana Sinovac akan memberikan prioritas kepada Bio Farma untuk pasokan bulk vaccine hingga akhir tahun 2021.
Ada transfer teknologi

Erick mengungkapkan, Kementerian BUMN tak ingin selamanya Indonesia hanya menjadi negara konsumtif. Dia berharap ke depannya Indonesia bisa mandiri, termasuk dalam urusan produksi vaksin virus corona.

Erick menambahkan, jika nantinya terjadi transfer pengetahuan dan teknologi dari kerja sama ini, maka misi Indonesia untuk imunisasi massal vaksin Covid-19 di awal 2021 bisa terwujud.

“Ibu Menlu dan saya juga menekankan ketika ditemukan Sinovac kita memastikan transfer teknologi itu bukan hanya sekedar beli (impor), dan ini yang saya harapkan kita semua agar bisa bangkit,” kata Erick.

“Sesuai dengan timeline yang sudah dipastikan oleh Ibu Menlu tadi, bagaimana imunisasi buat masal dan Indonesia bisa segera tahun depan,” kata Erick lagi.

Sementara itu, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir, menyampaikan Bio Farma menantikan kiriman 10 juta dosis bulk vaksin Covid-19 pertama pada November 2020, dan pada Desember 2020 akan datang 10 juta dosis bulk berikutnya.

Kemudian, lanjut dia, pada bulan Januari 2021 hingga Maret 2021 akan datang 10 juta dosis bulk vaksin Covid-19 setiap bulannya, sehingga total yang akan diterima Bio Farma sampai dengan Maret 2021 adalah sebanyak 50 juta bulk vaksin Covid-19.

“Mari kita tuntaskan tugas besar kita untuk segera memproduksi vaksin dan mendistribusikannya bagi masyarakat Indonesia,” ujar Honesti.

Ia menambahkan bulk yang akan diterima oleh Bio Farma dalam bentuk RTF pada bulan November 2020 tidak akan langsung diproduksi, melainkan akan dilakukan serangkaian pengujian di Bio Farma dan proses registrasi di Badan POM, sampai pada akhirnya siap untuk diproduksi.

Setelah proses-proses itu selesai, Bio Farma akan melanjutkan proses filling and packaging untuk menjadi produk akhir, sehingga didalamnya terdapat komponen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), dan transfer teknologi dalam bidang fill/finish bulk dengan transfer teknologi pengujian.

Sebelumnya dikutip dari Harian Kompas, sebanyak 2.400 calon vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd, tiba di Indonesia pada 19 Juli lalu. Bakal vaksin itu sedang diuji klinis di laboratorium di dalam negeri.

Kedatangan ribuan kandidat vaksin tersebut diharapkan membuat peluang produksi vaksin virus corona di Indonesia bisa dilakukan pada awal tahun depan. Uji klinis di Indonesia akan dilakukan selama 6 bulan.

Untuk melawan pandemi Covid-19, Sinovac mengembangkan vaksin CoronaVac. Dalam uji coba di laboratorium di China, vaksin ini diketahui bisa menciptakan respon kekebalan melawan infeksi virus corona di dalam tubuh. Vaksin corona buatan Sinovac saat ini sudah masuk pada pengujian tahap ketiga.

Sebelum uji klinis dilakukan, sejumlah tahapan lain harus disiapkan, seperti pengujian di laboratorium Bio Farma. Menurut rencana, uji klinis dilakukan di Pusat Uji Klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

Pengujian melibatkan 1.620 subyek riset berusia 18-59 tahun dengan kriteria tertentu. Sisa kandidat vaksin akan digunakan untuk pengujian di beberapa laboratorium lain, seperti laboratorium di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional.

Dalam uji klinis kandidat vaksin Covid-19, Bio Farma jadi sponsor dan menggandeng Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan sebagai penasihat medis dan pelaksanaan uji titer antibodi netralisasi.

BUMN produsen vaksin ini juga bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai regulator dan fakultas kedokteran dalam uji klinis vaksin.

Proses pengujian vaksin tersebut itu sendiri saat ini telah disuntikan ke 1.620 relawan. Proses pengujiannya dilakukan di Bandung, Jawa Barat.

Sumber: kompas.com

Kategori
Ekonomi

Impor Turun, Defisit Perdagangan Indonesia Dengan China Menyusut 46 Persen

IDTODAY NEWS – Di tengah pandemik Covid-19, defisit perdagangan Indonesia dengan China justru bisa ditekan, bahkan hingga 46,08 persen untuk semester pertama 2020.

Menyusutnya defisit perdagangan Indonesia dengan China disebabkan oleh meningkatnya ekspor dan menurunnya impor yang terjadi selama masa-masa pembatasan ketat untuk mencegah penyebaran virus corona.

Hal tersebut diungkap oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat melakukan konferensi pers virtual pada Kamis malam (20/8), ketika melakukan kunjungan ke Hainan, China.

“Dari waktu ke waktu, kita terus berupaya menurunkan angka defisit perdagangan kita. Angka ekspor Indonesia ke RRT mengalami peningkatan sebesar 11,74 persen pada semester pertama 2020,”ujar Retno.

Artinya, angka ekspor Indonesia ke China bertambah dari 12,32 miliar dolar AS pada semester pertama 2019, menjadi 13,77 miliar dolar AS pada 2020 untuk periode yang sama.

“Dengan peningkatan ekspor ini dan dengan terjadinya penurunan impor RRT ke Indonesia sebesar minus 11,86 persen. Maka angka defisit Indonesia dapat ditekan sebesar 46,08 persen,” jelasnya.

Terkait investasi, Retno menyebut, China masih menduduki peringkat kedua untuk investasi terbesar Indonesia setelah Singapura. Namun, terjadi peningkatan pada enam bulan pertama 2020.

Pada semester pertama 2020, investasi China ke Indonesia meningkat sebesar 9 persen menjadi 2,4 miliar dolar AS dari 2,2 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.

Untuk memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi, Retno menyampaikan usulan pembentukan Joint Working Group for Trade yang berfungsi untuk menghilangkan hambatan perdagangan dan memfasilitas semakin terbukanya pasar China bagi produk Indonesia.

Sumber: rmol.id