Kategori
Politik

Biden Undang Jokowi untuk Beri Masukan Tangani Covid-19, Pernyataan Rizal Ramli soal Ganti Presiden Diungkit

IDTODAY NEWS – Pegiat media sosial, Yusuf Muhammad menanggapi soal Presiden Amerika Serikat, Joe Biden yang mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memberi masukan soal penanganan Covid-19.

Yusuf Muhammad mengungkit pernyataan ekonom senior, Rizal Ramli yang dulu mengatakan bahwa pandemi Covid-19 akan jika presiden diganti.

Ketika itu, Rizal Ramli juga menyarankan bahwa Indonesia Indonesia perlu belajar dari Amerika Serikat dalam hal menangani Covid-19.

Oleh sebab itu, Yusuf Muhammad menyindir Rizal Ramli karena kini Amerika Serikat justru minta masukan dari Indonesia.

“Dulu: Di Indonesia ada pecatan yang omongannya kayak ular beracun, ngebet minta ganti Presiden agar bisa atasi pandemi seperti Amerika,” katanya melalui akun Twitter Yusuf_dumdum_ pada Sabtu, 25 September 2021.

“Sekarang: Presiden Amerika Joe Biden undang Jokowi secara khusus minta masukan cara mengatasi pandemi,” lanjutnya.

Yusuf Muhammad pun menambahkan sindiran soal Rizal Ramli yang dipecat oleh Jokowi saat jadi Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya.

“Jadi tahu kan, kenapa dulu dipecat?” katanya.

Sebagai catatan, Yusuf Muhammad memang tidak menyebut nama Jokowi secara langsung dalam cuitannya.

Namun, ia melampirkan tangkapan layar berita soal pernyataan Rizal Ramli yang meminta presiden diganti.

Sebelumnya, Presiden Jokowi hadir di Global Covid-19 Summit atas undangan pribadi dari Presiden Joe Biden.

Presiden Amerika Serikat itu ingin Jokowi menyampaikan masukan terkait penanganan Covid-19-19.

“Pada kesempatan itu Bapak Presiden sebagai salah satu dari 4 pimpinan dunia yang dipilih secara pribadi oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk memberikan masukan bagaimana kita bisa segera mengatasi pandemi Covid-19 ini,” kata Menkes Budi Gunadi Sadikin pada Jumat, dilansir dari Detik News.

Dilansir dari Galamedia, Rizal Ramli melalui akun Twitternya pernah meminta masyarakat Indonesia untuk memetik pelajaran dari Amerika Serikat yang saat itu menyatakan diri bebas dari Covid-19.

“Pelajaran: Ganti Presiden kalau pengen corona cepat diselesaikan,” katanya, Selasa, 6 Juli 2021.

Sumber: terkini.id

Kategori
Dunia

Ada Ancaman Biologis yang Lebih Bahaya dari Covid-19, AS Persiapkan Diri dengan Dana Rp 930 Trilun

IDTODAY NEWS – Amerika Serikat (AS) tengah bersiap untuk membangun pertahanan dari ancaman biologis di masa depan, baik secara alami maupun disengaja, yang bisa lebih berbahaya dari pandemi Covid-19

Kemudian pada Jumat (3/9), pemerintah AS meluncurkan rencana bernilai 65,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 930 triliun untuk mempersiapkan diri.

Rencana itu diinisiasi oleh penasihat ilmiah utama Presiden Joe Biden, Eric Lander, yang merupakan Direktur Kantor Sains dan Teknologi.

Berbicara kepada wartawan pada Jumat, Lander mengatakan, krisis kesehatan Covid-19 yang sedang berlangsung di dunia merupakan hanya “masalah di permukaan”, sementara masih ada ancaman biologis lain di masa depan yang lebih buruk.

“Masalahnya termasuk kebutuhan untuk meningkatkan pendanaan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, memperkuat tenaga kerja kesehatan masyarakat, menghilangkan hambatan untuk mengakses, meningkatkan sistem data, mengatasi kesenjangan, meningkatkan komunikasi, dan meningkatkan jelas Lander, seperti dikutip Sputnik.

Menurut Lander, krisis kesehatan saat ini terjadi ketika kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan untuk merespons jauh lebih cepat daripada sebelumnya.

“Kami membutuhkan kemampuan yang lebih baik karena ada kemungkinan masuk akal bahwa pandemi serius lainnya, yang bisa lebih buruk daripada Covid-19, akan segera terjadi, bahkan mungkin dalam dekade berikutnya,” kata ahli genetika itu.

Lander kemudian meluncurkan rencana pendanaan kesiapsiagaan pandemi. Rencana pemerintahan Biden itu terkandung dalam dokumen 27 halaman berjudul “Kesiapsiagaan Pandemi Amerika: Mengubah Kemampuan Kita”, dan disusun menjadi lima “pilar”, menangani berbagai bagian sistem kesehatan masyarakat.

Untuk menjalankan rencana tersebut, diperlukan dana awal 15 miliar dolar AS hingga 20 miliar dolar AS, dengan biaya keseluruhan mencapai 65 miliar AS selama tujuh hingga 10 tahun ke depan.

Sejalan dengan rencana ambisius tersebut, miliaran dolar akan diinvestasikan untuk meningkatkan vaksin, infrastruktur kesehatan masyarakat, meningkatkan peralatan pelindung pribadi untuk melindungi dari sejumlah patogen.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Kata Jerry Massie, Analisa Jusuf Kalla Soal Afghanistan Ngawur

IDTODAY NEWS – Analisa mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla tentang Taliban dan pemerintahan Afghanistan dinilai ngawur.

Bahkan pakar politik Amerika Serikat, Jerry Massie mengaku tertawa saat mendengar pernyataan JK bahwa mundurnya Amerika Serikat dari Afghanistan karena AS ingin ada perang saudara antara kelompok Taliban dengan tentara Afghanistan.

“Saya hanya ketawa membaca analisis Jusuf Kalla,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Minggu (22/8).

Pengamat politik dari Political and Public Policy Studies (P3S) ini lantas mengurai apa yang terjadi di Afghanistan. Menurutnya, semua itu merupakan bagian dari strategi Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang olehnya disebut sebagai seorang demenesia.

Demenesia adalah kondisi penyakit yang ditandai dengan penurunan setidaknya dua fungsi otak, seperti hilangnya memori dan kemampuan menilai.

“Hampir 20 tahun mereka menduduki Afghanistan. Ada banyak veteran AS yang menentang kebijakan Biden,” tegas Jerry Massie.

Donald Trump, sambungnya, justru lebih elegan saat mendekati Taliban. Sebab, pendekatan itu dilakukan tanpa ada kekacauan dan pasukan AS tidak ditarik.

Kebijakan Joe Biden bahkan membuat Senator Partai Reoublik dari South Carolina Lindsey Graham dan Marjorie Taylor Greene dari Georgia mengirimkan pasal pemakzulan. Mereka ingin ada jaminan warga AS selamat saat kembali pulang.

“Jadi kaum konservatif menolak akan penarikan ini. Memang Menlu Anthony Blinken sangat berbahaya dia pernah ditolak mendiang Senator Jhon Mc Cain dari Arizona,” tegasnya.

Jerry Massie juga membantah pernyataan JK yang menyebut perang sipil di Afghanistan tidak terjadi karena militer pemerintah memilih pergi.

Faktanya, kini perang sipil sudah terjadi. Pejuang rakyat Afganistan bahkan telah menguasai 3 kota besar dari tangan Taliban. Namun perjuangan ini akan menjadi sia-sia, jika pemerintahan Joe Biden tidak ikut campur.

“Ini sama persis dengan ISIS di Suriah saat mantan Presiden AS Barrack Obama membiarkan Suriah jatuh ke tangan ISIS,” urainya.

Menyinggung soal keterlibatan China, Jerry Massie tidak menampik. Dia yakin China punya kepentingan besar di Afghanistan jika dilihat dari hubungan mesra mereka dengan Taliban.

Terlepas dari itu, dia ingin agar Indonesia menjaga dan memblokir pusat pelatihan-pelatihan militer dari orang Indonesia di Afganistan.

“Ingat, Taliban sudah menawarkan perlindungan bagi Alqaeda. Ini sangat berbahaya. Bisa saja kejadian penyerangan sama seperti 11 September di AS terulang lagi,” sambungnya.

“Intinya, tujuan AS bukan Civil War atau perang saudara. Analisis JK irrasional,” demikian Jerry Massie.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Tanggapi “Ramalan” Biden, Megawati: Saya Enggak Mau Negaraku Kelelep

IDTODAY NEWS – Pernyataan soal Jakarta tenggelam yang disampaikan Presiden AS, Joe Biden disikapi serius oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

“Spesifik loh, dia bilang Indonesia akan tenggelam 10 tahun lagi. Apa enggak garuk-garuk kepala. Apa yang harus kita lakukan?” tutur Megawati dalam peluncuran Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi secara virtual, Rabu (4/8).

Mega lantas meminta kepada semua pihak, termasuk elite PDI Perjuangan untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan hidup serta pemanasan global.

Soal pernyataan Joe Biden pun sudah disampaikan Mega kepada Presiden Joko Widodo. Menurut Mega, prediksi Jakarta tenggelam sejalan dengan rencana pemerintah yang akan memindahkan Ibukota Negara ke Kalimantan Timur.

“Saya enggak mau negaraku kelelep,” tegas Presiden kelima RI ini.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Singgung Prediksi Joe Biden Soal Jakarta Akan Tenggelam, Megawati: Saya Tidak Mau

IDTODAY NEWS – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang memprediksi Ibu Kota Indonesia, Jakarta, akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan. Kata Mega, penyataan Biden itu perlu menjadi renungan bersama.

“Spesifik loh, dia (Joe Biden) bilang Indonesia akan tenggelam 10 tahun lagi. Apa nggak garuk-garuk kepala. Apakah yang harus kita lakukan?” kata Megawati dalam sambutan Pelatihan Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Baguna DPP PDI Perjuangan sekaligus Peluncuran Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya Geo-Hidrometeorologi secara virtual, Rabu (4/8/2021).

Megawati menuturkan, Presiden AS saja bicara mengenai isu bencana. Karena itu, ia mengajak agar para elit di Indonesia juga membicarakan isu potensi bencana di tanah air.

“Denger Joe Biden ngomong sepuluh tahun lagi, tuh Presiden Amerika bagus itu bisa ngomong kayak gitu. Karena orang kita baru dengerin kalau orang asing ngomong. Kalau pemimpinnya sendiri ngomong dibuly-buly, dibilang begini lah, piye, betul nggak?” ucapnya.

Tak hanya itu, Mega mengaku sudah melaporkan ke Presiden Joko Widodo mengenai pernyataan Joe Biden tersebut. Sementara itu Pemerintah akan memindahkan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.

“Presiden apa sudah dengar ya berita ini. Terus kita kok disuruh cepat-cepat pindah ke Kalimantan itu Ibu Kota baru,” ujarnya.

Menurut Mega daratan Jakarta tidak tenggelam. Hanya muka air laut terus meninggi, sehingga membuat daratan Jakarta tertutup. Hal itu terjadi juga akibat penyedotan air tanah yang berlebihan, hingga dimasuki oleh air laut yang meningkat.

“Sekarang ini orang mikir pulaunya tenggelam, padahal yang jadi disasternya adalah naiknya air laut,” tutur Mega.

Mega mengatakan sejak menjadi Wakil Presiden RI, ia terus membicarakan isu lingkungan di Indonesia. Pasalnya kata dia, Indonesia adalah negara kepulauan, bukan benua.

Kemudian situasi pemanasan global memperburuk kondisi lingkungan hidup. Dan dampaknya tak hanya dirasakan oleh Indonesia, tapi banyak negara lain di dunia juga mengalami bencana alam yang dulunya tak pernah terjadi.

“Sekarang kita lihat di TV, yang namanya China banyak sekali mengalami banjir, Eropa mulai seperti itu. Itu bukan karena hanya akibat sungai meluap, tetapi ketika sungai meluap, air laut itu naik. Jadi air sungai tidak bisa ke muara,” kata dia.

Ketua Dewan Pengarah BPIP itu juga mengajak semua pihak, khususnya kader PDI Perjuangan untuk lebih melek mengerti isu lingkungan hidup serta pemanasan global. Ia mencontohkan bencana yang terjadi di NTT baru-baru ini, merupakan akibat dari perubahan iklim.

“Mengatasinya ini harus diukur, diubah. Saya bicara ke presiden, bapak ngomong new normal akibat pandemi ini. Saya kira kita juga akan masuk ke dalam sebuah tatanan new normal, antara lain bidang apa? Ya mengikuti bencana-bencana ini,” katanya.

Lebih lanjut, Mega menyatakan tak akan bosa membicarakan isu lingkungan hidup. Menurutnya, hal tersebut sebagai kewajibannya sebagai warga negara. Ia tak ingin prediksi Joe Biden terjadi.

“Saya nggak mau negaraku kelelep,” katanya.

Sumber: suara.com

Kategori
Politik

Sindiran Jakarta Tenggelam Sarat Politik, Saiful Anam: Biden Tahu Jokowi Sudah Karam Gegara Covid-19

IDTODAY NEWS – Ancaman kenaikan permukaan air laut yang bisa menenggelamkan Jakarta seperti diungkapkan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden perlu dilihat lebih luas secara politik.

Bagi pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam, bisa saja pernyataan Joe Biden tersebut sebagai sindiran terhadap minornya kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam mengatasi berbagai masalah di Tanah Air. Slaah satunya soal buruknya penanganan Covid-19.

“Jakarta tenggelam sindiran Biden untuk Jokowi. Biden tahu bahwa Jokowi sudah karam dalam menghadapi Covid-19,” ujar kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (4/8).

Menurut Saiful, kebijakan penanganan Covid-19 yang belum membuahkan hasil akan menenggelamkan legitimasi Presiden Jokowi. Tidak hanya bagi masyarakat Indonesia, melainkan juga bagi dunia internasional.

“Apalagi kita tahu pemerintah Indonesia lebih dekat dengan China ketimbang Amerika, sehingga Amerika merasa menjadi sahabat jauh pemerintahan Jokowi. Ini berbeda dengan era SBY yang dekat dengan Amerika,” jelas Saiful.

Oleh karenanya, pernyataan Biden tersebut tidak bisa dianggap remeh oleh pemerintah karena sebagai wujud perwakilan dunia internasional dalam memandang Indonesia.

“Saya kira harus hati-hati ya Jokowi. Kalau Biden sudah menyatakan Jakarta karam, jangan-jangan Jokowi tidak sampai 2024 atau masa jabatannya habis,” pungkas Saiful.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Presiden AS Joe Biden Sindir Jokowi, Bukan Gubernur DKI Anies Baswedan

IDTODAY NEWS – Pengamat politik Saiful Anam menyebut Presiden AS Joe Biden bukan menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tetapi menyindir Jokowi soal kondisi Jakarta.

Diketahui, peringatan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa wilayah Jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan karena naiknya permukaan air laut merupakan sindiran yang ditujukan kepada Presiden Jokowi.

Pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas), Saiful Anam lantas mengingatkan kembali tentang izin proyek reklamasi Pulau G Teluk Jakarta yang dilakukan di era Jokowi saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

“Saya kira itu sindiran (Joe Biden) untuk Jokowi, bukan untuk Anies. Anies sudah tepat dalam melakukan penghentian reklamasi. Sedangkan reklamasi kita tahu dimulai pada saat Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta,” ujarnya, Selasa (3/8).

Anies Baswedan pun, kata Saiful Anam, tidak perlu risau.

Sebab, perkataan Joe Biden ditujukan untuk Jokowi karena kebijakan-kebijakannya tentang reklamasi dan lebih condong dalam melakukan kerjasama dengan China.

“Untuk itu, Amerika Serikat melalui Biden merasa bahwa kebijakan Jokowi tersebut tidak tepat, sehingga Biden singgung Jakarta tenggelam,” pungkas Saiful.

Sumber: pojoksatu.id