Kategori
Politik

Ali Ngabalin Beri Saran Sentul City: Gas Full aja, Kadrun Siap-siap Jenguk Rocky Gerung di Penjara

IDTODAY NEWS – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mendukung PT Sentul City Tbk yang melayangkan somasi kepada Rocky Gerung.

Bahkan, ia menyarankan Sentul City tak tanggung-tanggung dalam kasus sengketa lahan ini agar bisa sampai ke pengadilan.

“Sama Sentul City, saya sudah bilang di Twitter kan, gas full aja,” kata Ali Ngabalin kepada RMOL (jaringan PojokSatu.id), Minggu (12/9/2021).

Sementara, Ali juga mengingatkan para pendukung Rocky agar bersiap-siap menjenguk junjungannya di sel tahanan.

Oleh Ali Ngabalin, pendukung Rocky Gerung itu diberi nama kadrun.

Sebutan ini sempat ramai digunakan pendukung Joko Widodo pada Pilpres 2019 untuk menyebut para pendukung Prabowo Subianto.

Sementara Rocky Gerung, oleh Ali Ngabalin disebut sebagai maha guru kadrun.

“Dia (Rocky Gerung) kan maha gurunya kadrun kan. Kadrun itu mau berpendapat tunggu setelah Rocky berpendapat. Jadi maha gurunya, junjungannya,” tegasnya.

Politisi asal Papua Barat ini juga menegaskan persoalan yang dihadapi Rocky saat ini bukanlah masalah politik.

Bukan jua masalah kebebasan berpendapat dan bersikap. Tapi masalah hak kepemilikan tanah atau lahan.

“Dia (Rocky) bangun di atas tanah yang dia tidak tahu peruntukannya, atau dia tidak tahu tentang kepemilikan yang sah dan lain-lain,”

“Kan dikasih waktu itu 7×24 jam kan informasinya. Ya harus bergeser, jangan lagi tinggal,” kata Ali Ngabalin.

Persoalan yang dialami Rocky Gerung itu, dinilai Ali Ngabalin bukti bahwa Tuhan Maha Adil terhadap orang-orang yang kera kali mengatakan bahwa pemerintahan Joko Widodo itu dungu.

“Sekarang kena loh. Mulutmu itu adalah harimaumu, dan Tuhan Maha Mendengar. Supaya Rocky ngerti gitu,” tegas Ali.

“Bukan persoalan politik, bukan persoalan kebebasan berpendapat dan cengkraman pemerintah. Sekarang kita tanya, Rocky, yang dungu itu siapa?” tandas Ali Ngabalin.

Sumber: pojoksatu.id

Kategori
Politik

Indeks Demokrasi Jakarta Tertinggi, Refly Harun Curiga BPS Bakal Dicap Kadrun

IDTODAY NEWS – Pakar hukum tata negara, Refly Harun mengapresiasi pencapaian DKI Jakarta sebagai provinsi dengan indeks demokrasi tertinggi di Indonesia, yakni sebesar 89,21. Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan selalu meraih posisi teratas dalam hal ini.

Refly menduga akan ada kelompok yang menuding Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai ‘kadrun’ atau ‘taliban’.

“Wah luar biasa ya. Ini dari BPS, apakah BPS nya kadrun? Atau Taliban, disusupi Taliban atau radikal gitu ya,” kata Refly Harun, dikutip dari kanal YouTube-nya, Senin (6/9).

Dia menyadari Anies Baswedan selalu dicurigai sebagai ekstremis karena berhadapan dengan pihak Istana.

“Pokoknya yang berbau Anies Baswedan selalu dicurigai sebagai ekstrem kanan. Apa kabar mereka yang tidak suka dengan Anies Baswedan? Karena memang fenomena Anies ini adalah fenomena yang aneh ya, selalu dihadap-hadapkan dengan istana,” jelasnya.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Politik

Ingatkan Kadrun, Denny Siregar: Bentar Lagi September Ditunggu Tagar PKI

IDTODAY NEWS – Pegiat media sosial, Denny Siregar kembali menyindir pihak yang disebutnya ‘kadal gurun’ alias kadrun terkait Partai Komunis Indonesia (PKI).

Denny Siregar lewat cuitannya di Twitter, Sabtu 21 Agustus 2021, mengingatkan kadrun bahwa sebentar lagi memasuki bulan September yang diketahui merupakan momen G30S PKI.

Oleh karena itu, Denny pun menunggu para kadrun mengkampanyekan tagar PKI dan Komunis di bulan tersebut.

“Drun, bentar lagi September. Kami menunggu tagar PKI dan Komunisnya… Maaf, sekadar mengingatkan,” cuit Denny Siregar.

Diketahui, Denny Siregar lewat unggahannya di media sosial kerap menyindir pihak-pihak yang disebutnya kadrun.

Denny juga sempat mengaku sangat enggan membalas komentar para kadrun. Sebab, ia menilai komentar mereka tidak jelas dan keluar dari inti masalah.

“Gua males banget jawab komen kadrun. Udaah komennya gak jelas, keluar dari inti masalah, sekalinya gua niat banget jelasin supaya dia ngerti, eh dia komen balik, ‘Cieeee ngegasss…’ Berasa mo slepet bijinya,” katanya melalui akun Dennysiregar7 pada beberapa waktu lalu.

Selain itu, Denny juga sempat menyindir kekuatan massa kadrun di Pilpres. Menurutnya, kekuatan yang dimiliki kaum kadal gurun itu sebenarnya semu.

“Kekuatan massa kadrun itu semu,” tutur Denny Siregar.

Penilaiannya dilontarkan Denny Siregar lantaran melihat massa kadrun yang terlihat besar dan garang di jalan, namun selalu kalah di Pemilihan Presiden (Pilpres).

“Kelihatannya aja besar dan garang di jalan. Teriak-takbir takbir sambil videokan untuk menambah semangat mereka sendiri, sekaligus mencoba menebar ketakutan kalau mereka itu besar. Tapi pas di uji di Pilpres? Eh, kalah terus,” ujarnya.

Sumber: terkini.id

Kategori
Politik

Gatot Nurmantyo Tak Masalah Disebut Kadrun: Allah Tahu yang Saya Lakukan

IDTODAY NEWS – Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku tak masalah jika dirinya disebut sebagai kadrun.

Sebutan ini ramai dituduhkan terhadapnya usai tampil saat mendampingi Presiden Joko Widodo saat menemui massa Aksi 212 pada tahun 2016 lalu.

Kepada Karni Ilyas, Gatot menceritakan alasan dirinya waktu itu mengenakan peci putih saat mendampingi presiden.

“Bagi saya, saya memegang teguh doktrin yang selalu saya terima yaitu asas tujuan. Apabila asas tujuan tercapai, risiko semuanya itu kalau cuma ke saya sendiri, saya mau dibilang apa,” kata Gatot dilansir dari kanal YouTube Karni Ilyas Club, Sabtu (12/10/2020).

Ia mengaku banyak sebutan yang menempel padanya saat itu dari kedua belah pihak. Termasuk dari kalangan massa 212 itu sendiri.

“Di 212 pun saya juga dibilangnya orangnya pemerintah. Jadi saya ‘tidak disukai keduanya’ itu risiko lah,” jelas dia.

Pun demikian dengan sebutan kadrun yang disematkan orang-orang kepadanya. Gatot mengaku tak mempermasalahkan sebutan tersebut.

“Biasa saja begitu, seperti mau dibilang apa atau apa. Pada saat usia sekarang ini, mau dibilang kadrun, ya Allah tahulah apa yang saya lakukan, itu saja kunci saya. Makanya saya santai-santai saja,” ujar Gatot.

Istilah kadrun yang merupakan singkatan dari kadal gurun sohor usai pemilihan kepala daerah Jakarta tahun 2012 hingga pemilu presiden 2019. Istilah ini mengorbit setelah ramai kampret dan cebong — sebutan untuk kelompok pro dan oposisi.

Gatot Nurmantyo adalah seorang Jenderal TNI yang resmi menjabat sejak 8 Juli 2015. Ia menggantikan jenderal sebelumnya yang dipegang oleh Moeldoko.

Sebelum menjadi Jenderal TNI, Gatot Nurmantyo adalah seorang Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada tanggal 31 Maret 2018, Gatot Nurmantyo memutuskan untuk pensiun dari dunia militer dan membuka kesempatan dirinya untuk bergabung dan turut terjun di dunia politik Indonesia.

Kekinian, Gatot Nurmantyo bergabung dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia atau disingkat KAMI. Ia mendapat jabatan sebagai Presidium KAMI.

Mantan Jenderal TNI ini juga hadir dalam Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digelar di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa, (18/8/2020). Gatot datang bersama beberapa tokoh lainnya, seperti Rocky Gerung, Din Syamsuddin dan Said Didu.

Sumber: suara.com

Kategori
Politik

Ahok Singgung soal Kadrun, Tengku Zul Tulis Reaksi Keras

IDTODAY NEWS – Pernyataan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang menyebut-nyebut kadrun membuat Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Ustadz Tengku Zulkarnain angkat bicara.

Tengku Zul berpendapat tidak seharusnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu menggunakan frasa ‘kadrun’ dalam pernyataannya baru-baru ini.

“Ahok sebut Kadrun akan demo jika dia jadi Dirut Pertamina. Jika benar dia sebut kata “kadrun” sungguh Ahok tidak tahu diri..” kata Tengku Zul dikutip dari Twitter-nya, Jumat (18/9/2020).

Lebih lanjut, Tengku Zul juga menuliskan pesan yang cukup pedas kepada Ahok terkait identitasnya.

“Ahok, ente diterima tinggal di NKRI saja mestinya sudah syukur, sadarlah diri,” sambung dia.

Sebelumnya, pernyataan Ahok menuai kritikan publik saat dirinya membeberkan permasalahan internal korporasi Pertamina. Ahok didasari keinginan supaya tata kelola BUMN tersebut benar-benar profesional.

Salah satu pernyataan Ahok yang kemudian menjadi polemik ialah kalau dia menjadi direktur utama perusahaan pelat merahitu akan banyak yang ribut, “kadrun-kadrun mau demo, mau bikin gaduh lagi Republik ini.”

“Persoalannya kalau saya jadi dirut, ribut. Kadrun-kadrun mau demo, mau bikin gaduh lagi Republik ini,” kata Ahok channel YouTube POIN.

Pernyataan Ahok pun memantik kegaduhan baru. Pakar telematika Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo mengkritik ucapan Ahok.

“Tweeps, begini ini kalau dalam kearifan lokal bahasa daerah disebut sebagai “Durung dadi uwong, sebab ora nggenah. Mesti isone mung kokehan polah lan gawe bubrah.” Belum jadi Manusia, karena tidak benar (baca: waras), pasti bisanya cuman kebanyakan tingkah dan bikin rusak,” kata Roy Suryo.

Reaksi yang hampir sama juga dilontarkan anggota Fraksi Gerindra DPR Fadli Zon. Dia bertanya-tanya mungkinkah Ahok memang sengaja ingin membuat gaduh.

“Cara komunikasi seperti ini selain rasis juga memecah belah. Atau mungkin memang sengaja?” kata dia.

Istilah kadrun dikenal sebagai kepanjangan dari kadal gurun. Terminologi kadrun menjadi tenar setelah hajatan pemilihan kepala daerah Jakarta tahun 2012 sampai pemilu presiden tahun 2019.

Sebutan ini terkenal menyusul ramai penggunaan kata kampret dan cebong — term untuk kelompok pro dan oposisi.

Sumber: suara.com