Kategori
Politik

5 TKA China Pembantai Buaya belum Tersangka, Pengamat: Pejabat Terkait Terkena Virus Komunis RRC

IDTODAY NEWS – Pejabat terkait terkena virus komunis RRC yang belum menetapkan tersangka lima TKA China yang membantai buaya dan dijadikan sup.

Demikian dikatakan pengamat politik Muslim Arbi dalam pernyataan kepada www.suaranasional.com, Selasa (31/8/2021). “Berdasarkan fakta lima TKA China membantai buaya dan seharusnya tersangka dan masuk penjara,” ungkapnya.

Menurut Muslim, lima TKA China itu belum tersangka menandakan bekingnya kurang. “Ada pejabat RI yang selalu melindungi TKA China,” papar Muslim.

Kata Muslim, pejabat yang menganakemaskan TKA China menjadi pengkhianat bangsa. “Kelakuan TKA yang melanggar hukum tidak ditindak secara cepat memunculkan kecemburuan sosial,” jelasnya.

Ia mengatakan, keberadaan TKA China menambah ketidakpercayaan rakyat kepada Rezim Jokowi. “Rakyat dibiarkan menganggur, TKA China dikasih pekerjaan,” papar Muslim.

Sumber: suaranasional.com

Kategori
Politik

Ditemukan Dokumen PKI dengan Target Mendirikan Negara Komunis!

IDTODAY NEWS – Seorang sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. DR. Aminuddin Kasdi, MS mengaku menemukan dokumen kecil berisi rencana pemberontakan PKI dengan target untuk mendirikan Negara Komunis di Indonesia, dan menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan isu-isu seolah-olah PKI itu tidak kejam.

“Masyarakat harus tetap waspada dengan isu-isu yang seolah-olah PKI itu tidak kejam, bukan antiagama dan tetap berjuang untuk NKRI,” DR Aminuddin Kasdi MS dalam suatu diskusi kecil di Surabaya beberapa waktu lalu sebagaimana dilansir Antara.

Menurut peneliti kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, 9 Januari 1948, semua isu yang mengaburkan kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) itu tidak didukung bukti historis.

“Saya justru menemukan dokumen kecil berisi rencana pemberontakan PKI dengan target untuk mendirikan Negara Komunis di Indonesia,” tegasnya.

Dokumen yang ditemukan itu berupa buku kecil atau buku saku tentang “ABC Revolusi” yang ditulis Comite Central PKI pada 1957 yang isinya menyebut tiga rencana revolusi atau pemberontakan oleh PKI untuk target Negara Komunis di Indonesia.

“Buku itu justru membuktikan bahwa rencana pemberontakan PKI yang diragukan sejumlah pihak itu ada dokumen historisnya, bahkan dokumen itu merinci tiga tahapan pemberontakan PKI yang semuanya gagal, lalu rumor pun diembuskan untuk mengaburkan fakta,” ujar penulis tesis “Masalah Tanah dan Keresahan Petani di Jawa Timur 1960-1965”.

Anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia Jawa Timur itu menyatakan, temuan dokumen yang sudah lusuh itu tak terbantahkan.

“Kalau ada orang NU yang dituduh melakukan pembunuhan, itu bukan direncanakan, tapi reaksi balik atas sikap PKI sendiri yang menyebabkan chaos saat itu,” tuturnya.

Mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII/1963-1965), GP Ansor (1965-1968), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI, 1965-1975), dan Muhammadiyah (1976) itu mengungkapkan, sikap PKI memang menyakitkan.

“PKI melakukan provokasi dengan ludruk yang temanya menyakitkan, seperti matinya Tuhan, malaikat yang tidak menikah karena belum dikhitan, dan banyak lagi,” tukasnya.

Oleh karena itu, ia menghimbau masyarakat agar jangan terpengaruh dengan provokasi politik yang didukung sejumlah media massa untuk membesarkan PKI guna mengaburkan sejarah, seperti menunjukkan bahwa orang PKI juga ada yang menciptakan salah satu lagu nasional.

“Kita jangan terpancing dengan sisa-sisa orang PKI di berbagai lini yang berusaha membangkitkan mimpi tentang Negara Komunis melalui media massa, buku-buku dan semacamnya yang seolah-olah benar dengan bersumber testimoni. Ada sisa-sisa PKI bercokol di media,” papar Guru Besar Sejarah Unesa itu.

Testimoni itu mungkin saja benar, dan ia menilai, namun testimoni itu bersumber dari individu-individu yang tidak mengetahui “skenario besar” dari PKI untuk mendirikan Negara Komunis di Indonesia.

“Saya bukan hanya testimoni, saya mempunyai bukti yang sangat gamblang dari dokumen PKI sendiri yang dikeluarkan CC PKI yang dipimpin DN Aidit itu. Jadi, rencana Negara Komunis Indonesia itu fakta historis,” tandasnya.

Dalam video wawancara khusus, Prof. Aminuddin Kasdi juga meluruskan propaganda yang beredar yang menyebut G 30 S PKI itu merupakan rekayasa dari Soeharto.

Baca Juga: Ucapkan Selamat Natal, Jokowi: Pandemi Beri Banyak Pelajaran

Sumber: keuangannews.id

Kategori
Politik

Ajak Gabung Habib Rizieq, Partai Masyumi Yakin Komunis Gaya Baru Bakal Pingsan

IDTODAY NEWS – Partai Masyumi mengundang Amien Rais, Ustadz Abdul Somad hingga Habib Rizieq Shihab untuk bergabung. Bila seluruh tokoh tersebut bersatu di Masyumi, maka komunis gaya baru akan pingsan.

Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII), KH Ahmad Cholil Ridwan mengatakan dirinya sudah berupaya mengajak UAS untuk menjadi anggota Majelis Syuro Masyumi. Kata Cholil, UAS mengaku siap.

“Mudah-mudahan UAS akan menjadi anggota Majelis Syuro. Karena beliau sudah bersedia menjadi narasumber di daurah (pelatihan) di Pekanbaru. Dan saya pernah berbisik kepada beliau, ‘ustadz saya mau diriin Partai Masyumi, ustadz jadi anggota majelis syuro ya’, (dijawab) ‘siap’,” ungkap Cholil usai deklarasi di acara Tasyakuran Milad ke-75 Masyumi, dilihat melalui konferensi video, Sabtu (7/11/2020).

Cholil berharap UAS benar-benar mau bergabung dengan Masyumi. Bahkan ia mendukung jika UAS ingin menduduki posisi Ketua Umum Partai Masyumi. “Mudah-mudahan Allah menguatkan hidayahnya kepada UAS, bahkan kalau menurut saya, seumpama dia (UAS) mau jadi ketua umum Masyumi, saya setuju,” jelasnya.

Tak hanya itu, Cholil juga sudah mengajak Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) beserta ormas Islam lainnya untuk memperkuat keberadaan Partai Masyumi. Jika tokoh dan ormas Islam bergabung di Masyumi, maka ia yakin komunis gaya baru akan “pingsan”.

“Kemudian 212 bergabung dengan Masyumi, Habib Rizieq mendukung partai Masyumi ini, Insya Allah tidak akan ada satu kekuatan parpol yang bisa mengalahkan Partai Masyumi di masa yang akan datang. Partai komunis gaya baru akan pingsan kalau mendengar Partai Masyumi bergabung dengan Partai Ummat, didukung PA 212, FPI,” kata dia.

Sumber: okezone.com

Kategori
Politik

Mahfud MD Sindir Gatot soal Komunis: Dulu Jadi Panglima Enggak Ditangkap?

IDTODAY NEWS – Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyentil Gatot Nurmantyo soal menjadi pemimpin yang tidak selalu bisa melakukan hal di luar kewenangannya.

Dikutip dari tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (21/20/2020), mulanya Mahfud MD menanyakan kritik dengan isu baru yang dilontarkan KAMI.

“Saya sama sekali tidak pernah tertarik untuk mengatakan misalnya ‘KAMI’ itu oposisi. Saya enggak, bukan apa-apa dia. Saya ingin tahu apa yang baru dari KAMI itu yang dikritik?” tanya Mahfud MD.

Ia menjelaskan, selama ini poin yang menjadi kritikan oleh koalisi yang dipimpin Gatot Nurmantyo yang saat itu juga diundang sebagai pengisi acara ILC hanya mengulang kritik-kritik lama.

“Soal oligarki? Itu kritik kita juga pada Pak Gatot ketika jadi panglima. Korupsi? Kritik kita juga dulu. Pro komunis? Juga dulu ada begitu. Anda liberal? Ada juga dulu,” papar Mahfud MD.

Ia merasa bahwa pemikiran dan kritik KAMI tidak memberikan terobosan baru bagi sistem demokrasi di Indonesia sehingga ia merasa koalisi tersebut belum begitu menyentilnya.

“Semua kritik itu sudah ada sehingga ini tidak merasa ‘wah ini ada pikiran baru dari kelompok ini’. Saya ingin tahu apa yang baru dari yang sudah-sudah,” ujar Mahfud MD.

Ia melanjutkan, setiap orang yang diberi amanah memimpin atau diberi kekuasaan akan sulit melakukan hal yang ingin dia lakukan karena sudah ada porsinya masing-masing.

“Saya ingin katakan, bukan hanya orang dikritik, bahkan orang yang sudah memimpin meskipun ideal sebelum memimpin, sesudah memimpin dapat dikatakan enggak bisa berbuat apa-apa di luar bidangnya,” ungkap Mahfud MD.

Menkopolhukam ini lantas mengambil contoh yang dialami oleh Mantan Ketua MPR RI Amien Rais.

“Pak Amin Rais hebat, lokomotif demokrasi. Tapi apakah dia bisa mengubah Indonesia? Selama dia menjadi ketua lembaga tertinggi negara enggak berubah. Korupsi masih banyak, krona-kroni masih banyak,” kata Mahfud.

Berpindah dari kasus Amien Rais, Mahfud melanjutkan mengambil contoh dengan yang dialami Gatot Nurmantyo.

“Pak Gatot, pernah jadi panglima. Mana komunisnya enggak ditangkap. Loh sekarang bicara komunis,” sindir Mahfud MD.

“Bukan Pak Gatot tidak mau. Dia tidak berwenang dibidang itu,” lanjutnya.

Menurut Mahfud, ketidakberdayaan paa pejabat mengambil alih pekerjaan bidang lain itu tak lain karena negara sekarang menganut sistem demokrasi.

“Nah itulah konsekuensi dari demokrasi, kalau mau beres tidak ada yang begitu-begitu. Kembalikan pemerintah jadi otoriter lagi. Sudah. Ambil kau lakukan apa yang kau mau lakukan, kita ikut,” pungkasnya.

Sumber: suara.com

Kategori
Politik

Menkominfo Dibully Netizen soal Hoax: Indonesia Negara Demokrasi Tapi Mirip Komunis

IDTODAY NEWS – Ucapan Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate tentang hoax dibully netizen di media sosial.

Netizen menganggap ucapan sang menteri tidak mencerminkan Indonesia sebagai negara demokrasi. Indonesia malah mirip seperti negara komunis.

Komentar netizen dipicu dari perdebatan sengit yang terjadi di acara Mata Najwa yang disiarkan Trans 7, Rabu 15 Oktober 2020 malam.

Perdebatan dalam acara yang mengangkat tema Cipta Kerja: Mana Fakta Mana Dusta itu terjadi antara Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Johnny Gerard Plate dengan Direktur YLBHI Afinawati.

Saat itu, Asfin diminta Najwa Shihab mengemukakan pendapatnya tentang disinformasi yang terjadi dalam UU Cipta Kerja.

Asfin kemudian memberikan catatan kelemahan dari UU Cipta Kerja lengkap dengan pasal per pasalnya. Ia juga mengingatkan pemerintah, jangan sampai darah pengunjuk rasa terus mengalir karena disinformasi ini.

“Contohnya PKWT, di aturan sebelumnya ada perlindungan maksimal 3 tahun. Walaupun praktiknya banyak perusahaan yang mengakali hingga akhirnya menjadi 6 tahun,” ungkap Aswin.

Parahnya di Omnibus Law UU Cipta Kerja sama sekali tidak disebutkan batas waktu. Wajar jika ada buruh yang kemudian melihat akan ada kontrak bertahun-tahun, bahkan seumur hidup.

Jika disinformasi ini yang terjadi, bisa jadi pemerintah melakukan hoax.

Aswin kemudian meminta pemerintah untuk tidak hanya melihat dari satu pasal. Tapi lihatlah secara detail.

“Misal, outsorching dihapus. TIdak ada lagi penunjang dan lain-lain. Hal itu katanya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP). Ya kita ga tahu seperti apa karena belum ada PP nya. Mau ditafsirkan seperti apa,” tutur dia.

Mendengar ucapan tersebut, Menkominfo Johnny Gerard Plate tidak terima. Ia melihat acara Mata Najwa hanya membahas masalah teknis.

Kategori
Politik

Agum Bicara Stategi Komunis: Berdamai jika Posisinya Belum Kuat, Lalu Merebut Kekuasaan Bila Sudah Kuat

IDTODAY NEWS – Bila ada perwira TNI yang paling kredibel bicara soal komunisme dan PKI, barangkali Jenderal (Purn) Agum Gumelar adalah salah satu orangnya. Saat masih berpangkat Kapten, alumnus AMN 1969 itu masuk tim khusus Satuan Tugas Intelijen Kopkamtib di bawah komando Brigjen Benny Moerdani. Salah satu tugas utamanya adalah membongkar jejaring PKI di Indonesia

“Selama di situ saya mengenali dengan baik apa dan bagaimana itu komunis,” kata Agum yang saat ini menjadi Ketua Umum Pepabri dalam Blak-blakan di detik.com, Senin (5/10/2020).

Komunisme di Indonesia, sambung dia, punya dua cara kerja yaitu secara legal lewat partai (PKI) yang dipimpin DN Aidit. Juga secara ilegal melalui biro khusus yang kemudian diketahui dipimpin oleh Syam Kamaruzaman. “Kita baru tahu ada yang namanya Biro Khusus dan Syam Kamaruzaman ya setelah membongkar jaringan itu,” ujarnya.

Kedua, PKI itu merupakan bagian dari gerakan komunis dunia. Dia terikat pada solidaritas internasional dan berkewajiban melaporkan segala kemajuan aktivitasnya ke pusat, yakni RRC atau Uni Soviet (Rusia).

Selain itu, secara umum komunis menjalankan tiga strategi yakni hidup berdampingan damai jika posisinya belum kuat, lalu merebut kekuasaan bila sudah kuat, serta tetap bergerak di bawah permukaan bila misi belum berhasil.

“Bila pada 1948 dan 1965 saja PKI gagal merebut kekuasaan padahal mendapat sokongan dari komunis internasional, apalagi sekarang yang kondisinya sudah berubah,” kata Agum.

Ia mengajak semua pihak melihat kenyataan di dunia saat ini. Juga kondisi di RRC yang menjadi pusat komunisme. Negeri “Tirai Bambu” itu sudah mengadopsi ekonomi pasar atau kapitalisme sejak dipimpin Deng Xiao Ping pada era 1980-an untuk mensejahterakan rakyatnya.

“Sekarang lihat saja kota-kota besar di China, serba gemerlap, meskipun masih menganut satu partai,” ujar Agum yang fasih berbahasa Mandarin karena pernah bertugas di Taiwan pada 1970-an.

Sumber: detik.com

Kategori
Politik

VIRAL.. Perwira TNI Sebut RI Dikuasai Cukong dan Berencana Menerapkan Oligarki Komunis untuk Melindungi Kepentingannya

IDTODAY NEWS – Viral video dari dua perwira TNI aktif yang menungkapkan unek-uneknya melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Video tersebut diunggah oleh akun facebook Anton Permana yang merupakan salah satu dari Keluarga Besar TNI. Disebutkan bahwa dua perwira TNI dalam video adalah Kolonel Soerajie dan Kapt Inf Gerardus Borlax.

“Berikut ini adalah dua Video yang lagi VIRAL dari dua perwira TNI aktif (Kolonel Soerajie dan Kapt Inf Gerardus Borlax) yang sudah begitu gelisah melihat kondisi bangsa hari ini. Setelah kemaren ratusan Purnawirawan TNI turun gunung, sekarang perlahan namun pasti para juniornya pun mulai berani tampil menyuarakan kebenaran untuk menyelamatkan bangsa ini… Dan ini pasti ada resikonya… Salut dan bangga buat para Prajurit TNI kita. Komando !!!” tulisa Anton Permana dalam caption video yang diposting di akun facebooknya.

Dalam salah satu video anggota TNI yang memakai baret hitam, ia menceritakan bagaimana negara Indonesia saat ini dalam penguasaan cukong.

“Assalamua’alaikum teman-teman… jadi memang kondisi negara kita ini dalam pandangan ilmu strategi memang sedang dalam

penguasaan cukong,” ujarnya.

Dia menyebut kekayaan negeri ini dikuasai para cukong. Dan dengan kondisi keterbukaan medsos membuat para cukong gelisah karena akan terbongkar kelakuan mereka, sehingga mereka ingin membuat sistem pemerintahan oligarki yang mempunyai kekuasaan mutlak, yaitu sistem komunis seperti di China. Di China itu memang kekuasaan mutlak, bahkan medsos dikendalikan penuh penguasa.

Dia mengatakan para cukong itu menggunakan oknum-oknum aparat.

“Aparat baik sipil maupun militer dijadikan keparat. Sehingga dibuat kacau situasinya seperti sekarang. Coba anda membela rakyat, anda akan dihujat, anda akan dihambat. Ini pekerjaan para cukong menggunakan oknum-oknum aparat,” ujarnya.

Selengkapnya berikut video yang diunggah akun facebook Anton Permana. Video ini juga beredar di twitter dan Youtube.

[Video]

Sumber: portal-islam.id