Kategori
Dunia

Kapal Perang Turki Tembakkan Rudal di Mediterania, Yunani Tak Berkutik

IDTODAY NEWS – Angkatan Bersenjata Turki hingga hari ini masih terus show of force di Laut Mediterania Timur. Mereka dengan gencar unjuk kekuatan di hadapan Yunani dan pendukungnya Prancis yang menolak keberadaan Angkatan Bersenjata Turki di Mediterani Timur.

Kementerian Pertahanan Turki menyatakan, kapal perang Turki jenis Fregat Gediz melakukan latihan di perairan Mediterania Timur. Kapal Fregat Gediz itu telah menembakkan misil pertahanan udara permukaan untuk menguji kesiapan operasionalnya di Laut Mediterania Timur.

“TCG (Kapal Republik Turki) Gediz berhasil melakukan latihan penembakan permukaan dan pertahanan udara di bawah aktivitas kesiapan operasional di Laut Mediterania Timur pada 17 September 2020,” kata Kementerian Pertahanan Turki dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu, 19 September 2020.

Namun hingga kini, Yunani maupun pendukungnya, Prancis tidak berkutik dengan latihan militer yang baru-baru ini dilakukan kapal perang Turki di Laut Mediterania Timur itu.

Sebagaimana diketahui, situasi di perairan Mediterania Timur saat ini terus mencekam. Pasukan Militer Turki masih bersiaga mengawal kapal peneliti eksplorasi sumber daya minyak dan gas ‘Oruc Reis’ yang saat ini tengah beroperasi di laut lepas Mediterania Timur.

Aktivitas Turki itu mendapatkan penolakan keras dari Yunani. Yunani mengklaim Turki telah melanggar kedaulatan Siprus Yunani, sehingga mereka sempat mengerahkan Angkatan Bersenjata Yunani di sejumlah titik untuk membayang-bayangi aktivitas militer Turki tersebut. Tidak hanya itu, penolakan Yunani itu didukung penuh oleh Prancis, bahkan Prancis diketahui telah mengerahkan armada tempurnya ke Laut Mediterania Timur untuk bersiap memukul mundur pasukan militer Turki yang tengah berada di Mediterania Timur.

Ketegangan setiap hari terus meningkat, perang besar di Mediterania Timur kemungkinan besar akan terjadi dalam waktu dekat ini jika masing-masing pihak masih terus bersikeras dengan keputusannya.

Sumber: viva.co.id

Kategori
Dunia

Eropa Minta Erdogan Jangan Cari Masalah di Mediterania

IDTODAY NEWS – Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tak meningkatkan ketegangan dengan negara tetangga. Turki dianggap cari masalah dengan klaim atas wilayah laut dan sumber daya alam di Mediterania Timur.

Peringatan Komisi Eropa muncul usai Erdogan mengatakan kapal pengebor Yavuz bakal meneruskan eksplorasi minyak dan gas hingga 12 Oktober. Padahal dunia internasional ingin memaksa Turki mundur dari upaya itu. Erdogan juga sempat memancing emosi Komisi Eropa dengan mengirim kapal riset didukung angkatan laut di wilayah laut Yunani.

“Turki akan selalu jadi tetangga penting, tapi walau kita dekat di peta ternyata jarak antara kita terus bertambah,” kata Ursula dilansir dari Arab News, Kamis (17/9).

Ursula menyiratkan Turki terus menambah masalah di Eropa. Segala kesulitan yang dialami Turki dipandangnya bukan menjadi dalih pembenaran untuk mengganggu kestabilan di Mediterania.

“Ya benar Turki berada dalam wilayah bermasalah. Dan benar Turki menampung jutaan pengungsi perang (Timur Tengah), yang mana kami dukung secara finansial. Tapi tidak ada dari hal ini yang bisa membenarkan usaha intimidasi (negara) tetangganya,” ujar Ursula.

Sebelumnya, Siprus yang merupakan negara kecil di Mediterania mengeluhkan intimidasi Turki. Siprus menuntut Eropa menjatuhkan sanksi pada Turki.

Sirpus mengklaim telah mencoba mengadakan pembicaraan dengan Turki demi mengatasi perbedaan. Namun, Siprus menolak tegas segala upaya intimidasi.

Sumber: republika

Kategori
Dunia

Tak Terima Turki Dikeroyok, Rusia Langsung Kirim Armada Perangnya ke Laut Mediterania Hadapi Militer Yunani-Prancis

IDTODAY NEWS – Militer Yunani melakukan manuver tempur ke wilayah perbatasan Turki.

Bukan hanya Yunani, militer Prancis juga mengerahkan kapal induk Charles de Gaulle ke perairan Laut Mediterania Timur pada Rabu 2 September 2020.

Baik militer Yunani-Prancis akan melakukan hantaman ke wilayah Turki dan merebut sebagian teritorinya.

Posisi Turki menjadi kini terjepit dan tidak disangka-sangka armada perang Rusia mendadak datang ke laut Mediterania bersiap menghadapi militer Yunani.

Tak hanya itu, ternyata Armada Angkatan Laut (AL) Rusia pun bakal menuju lokasi yang sama dengan alasan menggelar latihan di Mediterania timur pekan depan.

Langkah itu diyakini dapat memicu gesekan di tengah ketegangan di wilayah tersebut.

“Kapal perang Rusia akan melakukan latihan tembak antara 8-22 September dan 17-25 September,” kata situs angkatan laut Turki dilansir zonajakarta.com dari Bloomberg dan Galamedianews, Kamis (3/9/2020)

Igor Korotchenko, Kepala Pusat Analisis Perdagangan Senjata Dunia di Moskow, mengatakan latihan itu adalah unjuk kekuatan Rusia terhadap NATO dan bukan upaya untuk mendukung Turki.

Namun baik Yunani maupun Prancis melihat kekuatan tangguh Rusia di Mediterania berpotensi mengusir mereka dari wilayah yang disengketakan.

“Kami memang memiliki hubungan ekonomi dan pertahanan yang kuat dengan Turki, tetapi kebijakan kami adalah menghindari dukungan dari kedua belah pihak dalam perselisihan ini,” katanya melalui telepon.

Rusia akan mengawasi armada NATO, Yunani dan Prancis agar tak macam-macam dengan Beruang Merah Sputnik / V. Kiselev

“Turki cukup mampu menjaga kepentingannya sendiri,” tegas Igor.

Turki dan NATO tengah berselisih atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Ankara.

Turki juga bertentangan dengan Uni Eropa atas sengketa teritorialnya dengan anggota blok itu Yunani dan Siprus.

Kekuatan Uni Eropa, Prancis, baru-baru ini telah meningkatkan kehadiran militernya di wilayah tersebut untuk menopang negara-negara tersebut.

“Ada orang-orang yang datang dari ribuan kilometer dan mencoba untuk menggertak, mengklaim hak dan memainkan peran malaikat pelindung,” kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar dalam sebuah postingan di Twitter, dengan referensi yang jelas ke Prancis.

“(Turki) tidak mungkin menerima ini, mereka akan kembali secepat mereka datang,” imbuhnya.

Eksplorasi energi Turki di Mediterania timur telah memicu ketegangan dengan Yunani dan Siprus yang berakar pada interpretasi yang bertentangan tentang perbatasan laut, serta perseteruan antara Turki dan Siprus atas cadangan gas di sekitar pulau itu, yang sepertiga utaranya dikendalikan oleh pasukan Turki.

Ketegangan baru muncul minggu ini ketika Amerika Serikat (AS) melonggarkan embargo senjata yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Siprus.

Turki mengutuk langkah itu dan mendesak Washington untuk membatalkannya, dengan mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil “langkah timbal balik” untuk melindungi warga Siprus yang berbahasa Turki.

Pasukan Turki merebut sepertiga utara Siprus pada tahun 1974, menyusul upaya kudeta di mana junta militer di Athena berusaha untuk menyatukan Siprus dengan Yunani.

Republik Siprus secara resmi memiliki kedaulatan atas seluruh pulau, meskipun pada dasarnya tetap terbagi.*

Sumber: zonajakarta

Kategori
Dunia

Turki Dan Republik Turki Siprus Utara Gelar Latihan Militer Badai Mediterania

IDTODAY NEWS – Turki menggelar latihan militer tahunannya di Laut Mediterania Timur di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.

Latihan yang disebut dengan “Martyr Capt. Cengiz Topel Mediterranean Storm 2020” tersebut digelar selama lima hari, mulai dari Minggu (6/9) hingga Kamis (10/9). Nama diambil dari seorang pilot Angkatan Udara Turki yang menjadi martir selama konflik di pulau tersebut pada 1964.

Kementerian Pertahanan menjelaskan, latihan juga akan melibatkan Republik Turki Siprus Utara (TRNC), di mana semua matra dikerahkan.

“Tujuan dari latihan, yang direncanakan setiap tahun, ini adalah untuk mengembangkan pelatihan timbal balik, kerja sama dan interoperabilitas antara Komando Pasukan Perdamaian Siprus Turki dan Komando Pasukan Keamanan TRNC,” ujar kementerian seperti dikutip Anadolu Agency.

Strategisnya Laut Mediterania membuat Turki dan Yunani bersengketa. Kawasan tersebut merupakan gerbang ke Laut Merah dan Eropa. Selain itu, wilayah tersebut juga diyakini memiliki cadangan sumber daya gas yang melimpah.

Perselisihan antara Turki dan Yunani membuat Pulau Siprus terbelah pada 1963 menjadi Siprus-Turki dan Siprus-Yunani.

Dalam beberapa waktu terakhir, ketegangan di Mediterani Timur meningkat ketika Yunani dan rekan-rekannya di Eropa berusaha untuk memblokir upaya eksplorasi energi yang dilakukan oleh Turki.

Pengumuman latihan militer oleh Turki muncul setelah NATO mendesak Turki dan Yunani untuk melakukan dialog di Brussels. Sedangkan, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel mengusulkan pembukaan konferensi multilateral di Mediterania Timur dengan negara-negara Uni Eropa, Turki, serta mitra lain di kawasan.

Sumber: rmol.id

Kategori
Dunia

Tak Mau Main-main, Turki Siapkan Perang Besar Jika Militer Prancis Nekat ke Mediterania

IDTODAY NEWS – Ternyata Turki sudah sangat siap menghadapi serangan Yunani dan Prancis terkait sengketa di Laut Mediterania timur.

Panglima perang Turki, Jenderal Hulusi Akar menyatakan, negaranya tak akan menerima kehadiran pasukan Prancis di perairan Laut Mediterania timur.

Menurut Jenderal Akar, militer Turki telah siap menghadapi kemungkinan terburuk dari sengketa itu termasuk jika harus bertempur dengan militer Prancis. Dan dia memastikan, tak seorang pun tentara Prancis yang bisa datang.

Jikapun militer Prancis tetap nekat, maka Turki sudah menyiapkan perang besar untuk memulangkan mereka, kembali ke negaranya.

Jenderal Akar sangat yakin, Prancis tidak akan berani berperang melawan Turki terkait sengketa maritim yang terjadi antara Turki dengan Yunani.

Baginya, semua ancaman yang dilayangkan Prancis kepada Turki terkait tindakan militer, hanya sebuah omong kosong dan cuma sebuah gertakan saja.

“Ada orang yang datang dari ribuan kilometer dan mencoba menggertak, membuat klaim, untuk bertindak sebagai malaikat pelindung. Ini tidak bisa diterima. Mereka datang dan pergi saat mereka datang,” katanya dalam siaran resmi Kementerian Pertahanan Turki yang diterima VIVA Militer, Jumat 4 September 2020.

Ancaman Jenderal Akar ini sepertinya bukan bualan belaka, terbuka Turki memang telah menyiapkan Pusat Operasi Udara Terpadu. Tempat ini merupakan pusat komando tempur dan pusat pemantauan keamanan seluruh wilayah Turki termasuk perairan Laut Mediterania timur.

Bahkan, Jenderal Akar telah mengumpulkan semua panglima perang semua angkatan di tempati itu. Mulai dari Kepala Staf Umum, Jenderal Yasar Guler; Panglima Angkatan Darat, Jenderal Umit Dundar; Komandan Angkatan Laut, Laksamana Adnan Ozbal; dan Komandan Angkatan Udara, Jenderal Hasan Kucukakyuz.