Kategori
Daerah

Fraksi PDIP DPRD DKI: Risma Ditunjuk Jadi Mensos, Bukan Calon Gubernur

IDTODAY NEWS – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono meyakini Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma bakal fokus pada jabatannya saat ini. Menurut Gembong, Risma belum memikirkan untuk maju menjadi calon gubernur DKI pada Pilkada mendatang.

“Risma ditunjuk untuk menjadi Mensos. Bukan sebagai cagub. Jadi akan fokus menyelesaikan tugasnya sampai selesai jadi Mensos,” kata Gembong saat dihubungi, Senin, 11 Januari 2021

Menurut Gembong, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah membidik Risma untuk masuk di kabinetnya sejak lama. Namun saat itu Risma menolak karena ingin menyelesaikan tugasnya menjadi Wali Kota Surabaya.

Risma akhirnya ditarik Jokowi menjadi menteri setelah ada perubahan formasi kabinet menteri beberapa waktu lalu. Risma pun menyambutnya di penghujung purna tugasnya sebagai wali kota.

“Jadi sekarang Bu Risma ditugaskan fokus menjadi Mensos. Jangan diganggu soal cagub dulu,” ujarnya. Terkait dengan adanya relawan yang mengusung Risma menjadi calon gubernur pada Pilkada DKI selanjutnya, Gembong mengatakan, “Relawan kan namanya saja relawan. Siapa yang bisa mengatur.”

Kata Gembong, keputusan Risma bakal maju menjadi calon gubernur DKI atau tidak sepenuhnya bakal diserahkan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. “Gubernur kan tergantung pimpinan partai? Apakah Bu Mega merekomendasikan Bu Risma?”

Sebelumnya, relawan Pasutri mendukung Risma menjadi calon gubernur DKI 2022. Pasutri merupakan singkatan dari Pasukan Tri Rismaharini.

Masa jabatan Gubernur DKI Anies Baswedan memang habis tahun depan. Pilkada serentak rencananya dihelat pada 2024 bersamaan dengan pemilihan presiden alias Pilpres. Kursi kepala daerah yang kosong pada 2022 atau 2023 akan diisi oleh pelaksana tugas.

BACA: Polri Dalami Dugaan Penumpang Sriwijaya SJ 182 Gunakan Identitas Orang Lain

Sumber: tempo

Kategori
Politik

Risma Pekerjakan PMKS Di BUMN, Said Didu: BUMN Butuh Profesionalisme Dan Keahlian

IDTODAY NEWS – Menteri Sosial Tri Rismaharini fasilitasi lima penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) atau gelandangan dan pemulung yang ditemukan di Jakarta untuk bekerja di anak perusahaan BUMN.

Risma mempekerjakan lima PMKS itu di PT PP Property yang mengembangkan kawasan Grand Kamala Lagoon.

Kebijakan Risma itu pun membuat mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu terheran.

Said Didu menilai, selama ini perusahaan BUMN memilih pekerja berdasarkan keahlian dan profesionalitas.

“Gawat kalau gelandangan dijadikan pintu masuk bekerja di BUMN.
BUMN itu butuh profesionalisme dan keahlian Bu,” cuit Said Didu di akun Twitter milinya, Jumat (8/1).

Sebelumnya, Mensos Risma menyebutkan, bahwa lima PMKS itu dipekerjakan sebagai tukang kebun dan petugas kebersihan.

“Kita akan mempekerjakan lima pemulung yang kita temukan dari berbagai kawasan. Dia bisa bekerja, saya sudah akseskan ke pekerja, dan sudah bekerja lima orang di situ,” ujar Risma.

Sebelum dipekerjakan, mereka terlebih dahulu ditampung di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pemulung (BRSEGP) Pangudi Luhur Bekasi, Bekasi Timur.

Risma menyatakan bahwa memberikan para PMKS pekerjaan merupakan salah satu cara untuk menuntaskan kemiskinan bagi mereka yang terbiasa hidup di jalan.

“Kemudian, rencananya begini. Selama ini sebetulnya mereka yang berhak menerima bantuan itu. Karena mereka di teorinya, mereka ini kemiskinan kronis. Dia tunawisma dan tidak ada pekerjaan, maka dari itu kita proses bantuannya,” kata Risma.

BACA: Pemulung dan Gelandangan yang Ditemui Risma Akan Dipekerjakan di Perusahaan BUMN

Sumber: rmol

Kategori
Politik

Geisz Chalifah ke Politikus PDIP: Pemprov DKI Blusukannya Nggak Cari Kamera

IDTODAY NEWS – Blusukan menemui tunawisma di Jakarta yang dilakukan Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma menjadi perdebatan. Suara pro dan kontra muncul menanggapi cara blusukan yang dilakukan eks Wali Kota Surabaya tersebut.

Polemik blusukan Risma ini jadi perdebatan antara Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak dengan pendukung Gubernur DKI Anies Baswedan, Geisz Chalifah dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Jumat, 8 Januari 2021.

Awal pedebatan dimulai dengan pemaparan Gilbert yang heran dengan munculnya kehebohan Risma melakukan blusukan. Kata dia, seharusnya yang dipersoalkan adalah pejabat yang tak pernah turun blusukan.

“Saya heran, itu kenapa jadi persoalan ya. Itu kejadian spontan yang artinya ya sah-sah saja. Yang kalau masalah adalah bila pejabat tidak turun blusukan, tidak turun ke lapangan,” kata Gilbert dalam Youtube tvOne yang dikutip VIVA, Sabtu, 9 Januari 2021.

Gilbert menyinggung kehebohan Risma blusukan karena ada pihak yang merasa mainannya diambil. Ia bilang cara pihak itu kekanak-kanakan dan tak menunjukkan kedewasaan. Meski demikian, dia tak menyebut nama yang dimaksudnya.

“Ya, mungkin yang merasa mainan diambil lah. Kalau kita melihat ya orang yang protes ya begitu,” jelas Gilbert.

Merespons itu, Geiz Chalifah, mengkritisi tupoksi Kementerian Sosial atau Kemensos. Ia merincikan tupoksi yang dimaksud seperti memiliki kebijakan, mengelola dan merawat fakir miskin, dan segala macam persoalan sosial dalam skala nasional.

Menurut dia, jika merujuk tupoksi itu mestinya bukan Jakarta yang jadi prioritas blusukan Risma. Sebab, Jakarta tak termasuk 10 provinsi termiskin di Tanah Air.

“Jumlah provinsi yang paling banyak itu ada lima, Jakarta enggak termasuk. Di 10 provinsi termiskin Jakarta juga enggak termasuk,” ujar Geisz.

Geisz mengatakan Jakarta memiliki Kepala Dinas Sosial yang menangani urusan tunawisma di Ibu Kota. Maka itu, jika ada menteri yang mau blusukan di Ibu Kota seyogyanya berkoordinasi dengan Gubernur DKI.

“Kalau secara adat, datang aja, atau panggil pak Anies, yuk kita kontrol kondisi Jakarta. Apa yang salah sih?” tutur Geisz.

Kategori
Politik

Mantan Mensos: Tidak Ada Tuna Wisma atau Pengemis di Daerah Protokol DKI

IDTODAY NEWS – Aksi blusukan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini alias Risma jadi heboh karena menemui tuna wisma gelandangan di jalan protokol Ibu Kota Jakarta. Namun, aksi Risma itu justru memunculkan kritikan karena dianggap pencitraan.

Terkait itu, mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah terkejut mengetahui blusukan Risma menemui tuna wisma seperti pengemis di jalan protokol Jakarta.

“Kalau saya melihat tentu saya terkejut. Sepanjang sepengetahuan saya, itu daerah-daerah protokol tidak ada tuna wisma atau pengemis,” kata Bachtiar dalam acara Kabar Petang tvOne yang dikutip VIVA, pada Jumat, 8 Januari 2021.

Dia menilai Pemprov DKI akan menjaga wibawa Ibu Kota terutama untuk area jalan protokol dari keberadaan tuna wisma. Kata dia, untuk penjagaan di area protokol itu dilakukan sampai 24 jam.

“Kalau tiba-tiba muncul pengemis di sana, saya pun merasa heran juga. Tentu yang lebih tahu itu adalah pemerintah daerah,” jelas politikus senior PPP itu.

Pun, ia menyarankan agar Risma sebaiknya tak melakukan blusukan. Sebab, masih ada tugas penting yang dikerjakan yaitu mengoptimalkan bantuan sosial atau bansos yang diinstruksikan langsung Presiden Jokowi.

“Umpamanya anggaran Depsos itu kan besar. Hitungan saya mungkin Rp92,8 triliun. PKH saja itu Rp34 atau Rp35 triliun. Itu bukan anggaran yang kecil,” ujar Bachtiar.

Menurutnya, jika program itu tepat sasaran maka dinilai sudah membantu mengangkat kemiskinan. Namun, ia mengingatkan data warga penerima bantuan itu juga mesti di-update.

“Persoalan yang paling mendasar di sana adalah tentang data. Apakah orang diberikan itu sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Jika datanya tidak tepat, maka timbul masalah,” kata Bachtiar.

“Data itu yang tahu adalah pemerintah daerah. Data itu harus di-update. Tidak boleh dibiarkan saja, bisa saja orang itu meninggal atau pindah. Harus di-update. Itu bukan pekerjaan yang mudah,” tutur Bachtiar.

PDIP Bela Risma

Risma yang dikritik membuat elite PDIP pasang badan membela koleganya tersebut. Politikus PDIP Aria Bima menyampaikan cara Risma dengan melakukan blusukan tak ada yang salah.

Aria pun tak sependapat dengan sejumlah pihak yang menganggap Risma melakukan pencitraan karena blusukan.

Kategori
Politik

Mensos Blusukan Di Jakarta, Tapi Tak Blusuki Kolong Tol Waru-Tanjung Perak Selama Pimpin Surabaya

IDTODAY NEWS – Manuver Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial tak habis-habisnya disorot publik. Sejak hari pertama menjabat, Mensos langsung blusukan ke kolong jembatan Kali Ciliwung hingga yang terbaru di kawasan elite Jalan Sudirman-Thamrin.

Sukses menghebohkan warga, mantan Walikota Surabaya ini kemudian mulai dikuliti masyarakat. Hingga muncul pernyataan dari warga di Kampung 1001 Malam yang berdekatan dengan kolong Jalan Tol Waru-Tanjung Perak yang juga ditempati warga.

Dari pengakuan pengurus Kampung 1001 Malam, mereka tak mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Surabaya, termasuk di era kepemimpinan Tri Rismaharini selama dua periode.

Merespons hal ini, Rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar pun merasa prihatin.

“Saya prihatin, 10 tahun pimpin Surabaya, warga kolong tol tersebut tidak pernah diblusuki, apalagi dibereskan,” kata Musni Umar di akun Twitternya sembari menautkan pemberitaan pengakuan warga kolong tol di Surabaya, Kamis (7/1).

Hal itu diakuinya berbeda saat politisi PDIP tersebut ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Sosial menggantikan Juliari Batubara.

Sejak duduk di kursi Menteri Sosial, Risma langsung blusukan ke sejumlah tempat. Mulai dari kolong jembatan Kali Ciliwung di hari pertama menjabat, hingga terbaru bertegur sapa dengan tunawisma di kawasan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat.

“Hari l masuk kerja, Mensos sudah blusukan. Seharusnya visi misi presiden dijabarkan dalam rencana kerja, menata organisasi, melaksanakan, mengawasi,” tandasnya.

BACA: PSI Nilai Risma Figur Tepat Pimpin Penyaluran Bansos Tunai untuk Rakyat

Sumber: rmol

Kategori
Politik

Dipindah Risma ke Balai, Pemulung: Kemerdekaan Saya Hilang

IDTODAY NEWS – Pemulung yang ditemui Menteri Sosial Tri Rismaharini di Pasar Baru, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, telah dikirim ke Balai Rehabilitasi Sosial eks Gelandangan dan Pemulung (BRSEGP) Pangudi Luhur, Bekasi. Namun, sebagian dari mereka merasa tak betah tinggal di balai tersebut.

Salah satunya adalah pria berusia 69 tahun bernama Kastubi. Dia mengatakan, sudah bertahun-tahun menggeluti profesi pemulung. Dia biasa beraktivitas di sekitar Pasar Baru Jakarta Pusat.

“Kita terang-terangan saja. Biasa bebas, saya di sini walaupun makan dikasih, apa dikasih, tapi kepala ini jadi beku. Biasa jalan kemana-mana, ada aktivitas. Ini enggak ada aktivitas. Tidur bangun gitu saja,” terang Kastubi, saat ditemui wartawan, Kamis (7/1).

Dia mengaku, bekerja sebagai pemulung di Jakarta. Penghasilannya tidak menentu, namun berkisar antara Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu. Kadang, lanjut dia, ada orang yang dermawan datang dan memberikan uang.

“Kalau kita lagi bawa karung gini datang orang orang dermawan bawa mobil ngasih Rp 20 ribu kadang Rp 50 ribu,” ujar dia.

Kastubi bercerita, awal mula dia bertemu dengan Mensos Risma dan digiring ke balai. Saat itu, dia sedang tidur di wilayah Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Dia sempat terkejut saat disambangi oleh mobil dan dihampiri oleh mantan wali kota Surabaya itu. “Pagi-pagi saya mau tidur ibu Risma di situ. Terus dia ngomong sama temannya ke rumah. Saya lagi di Pasar Baru datang motor. Ya dibawalah saya ke sini,” ujarnya.

Dia pun berpesan kepada Risma untuk dapat menjalankan tugas dengan bagus. “Pesan saya kalau tugas, tugas lah yang bagus. Kalau orang dikurung-kurung begini kurang bebas, kemerdekaan itu hilang. Biasa di jalan sih ya. Biasa di jalan menimbang (sampah) dapat Rp 12 ribu atau Rp 8 ribu tetapi merdeka. Kalau kayak gini otaknya jadi beku, bengong saja,” ucap dia.

BACA: Pengakuan Tukang Parkir di Lokasi Risma Temui Gelandangan

Sumber: Republika

Kategori
Daerah Politik

Sentil Blusukan Risma Ke Tunawisma, Pakar Telematika: Perlukah Buka CCTV?

IDTODAY NEWS – Blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin saat bertemu dengan tunawisma kini menjadi polemik.

Pasalnya, publik ramai mempertanyakan kebenaran tunawisma yang ditemui politisi PDIP tersebut. Banyak yang beranggapan bahwa seorang pria tua yang ditemui bukan seorang tunawisma.

Polemik yang berkembang liar di publik ini pun turut dikomentari pakar telematika Roy Suryo. Ia turut mengunggah beberapa tangkapan layar pemberitaan yang mengabarkan ada dugaan pria tersebut bukan seorang ‘gelandangan’.

“Haha. Ini yang namanya terkonang/terciduk,” kata Roy Suryo di akun Twitternya sembari menautkan beberapa tangkapan layar pemberitaan blusukan Risma, Rabu (6/1).

Tak hanya itu, untuk membuka polemik blusukan mantan Walikota Surabaya itu, Roy Suryo pun menawarkan opsi untuk membuka rekaman kamera pengawas atau CCTV di lokasi blusukan Risma di Sudirman-Thamrin.

“Dasar syantik, syantik. Masih perlu dibuka CCTV-nya? Bisa mati ketawa cara Jakarta lho,” tandasnya.

Belakangan sosok pria yang disebut seorang tunawisma itu dipertanyakan publik. Bahkan opini berkembang liar di media sosial.

Warganet dengan akun Twitter @herditiya1 juga mengunggah dua foto. Satu foto merupakan tangkap layar percakapan warganet di kolom komentar Facebook. Sementara foto kedua tangkap layar sebuah kios penjual poster.