Kategori
Politik

Prof Haedar Nashir: Jangan Sampai Gagasan Amandemen UUD 45 Menyalahi Spirit Reformasi

IDTODAY NEWS – Wacana amandemen terbatas UUD 1945, seyogyanya dipikirkan dengan hikmah-kebijaksanaan yang berjiwa kenegarawanan autentik, bukan justru sebaliknya.

Apalagi, jika wacana amandemen UUD 1945 berorientasi kepentingan pragmatis jangka pendek.

Sebab, itu jelas-jelas bertentangan dengan spirit reformasi, Pancasila dan UUD 1945 yang telah dibangun 76 tahun lalu.

Demikian disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dalam pidato kebangsaan bertajuk “Indonesia Moderat, Indonesia Milik Semua!” yang disiarkan secara live di kanal YouTube TV Muhammadiyah, pada Senin siang (30/8).

“Jangan sampai di balik gagasan amandemen ini menguat kepentingan-kepentingan pragmatis jangka pendek yang dapat menambah berat kehidupan bangsa, menyalahi spirit reformasi 1998, serta lebih krusial lagi bertentangan dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945 yang dirancang-bangun dan ditetapkan para pendiri negeri 76 tahun yang silam,” tegas Haedar Nashir.

Haedar menuturkan, para elite bangsa diharapkan belajar dari empat kali amandemen di awal reformasi, yang mengandung sejumlah kebaikan, tetapi masih menyisakan masalah lain yang membuat Indonesia kehilangan sebagian jati dirinya yang asli.

“Di sinilah pentingnya “hikmah kebijaksanaan” para elite negeri di dalam dan di luar pemerintahan dalam membawa bahtera Indonesia menuju pantai idaman,” tuturnya.

“Indonesia yang bukan sekadar ragad-fisik, tetapi menurut Mr. Soepomo, Indonesia yang “bernyawa”. Itulah Indonesia Jalan Tengah dan Indonesia Milik Semua,” demikian Haedar Nashir.

Sumber: rmol.id

Kategori
Hukum

Keras! Muhammadiyah dan NU Kompak Ingin Polisi Penjarakan Abu Janda?

IDTODAY NEWS – Sejumlah tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) kompak mendesak polisi menangkap dan memenjarakan Permadi Arya atau Abu Janda.

Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Razikin meminta polisi bertindak preventif dan responsif dalam menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan penistaan agama. Mengingat, menurutnya, persoalan tersebut sangat sensitif dan mudah memicu konflik.

Lebih jauh, Razikin berpendapat, untuk merajut toleransi keberagamaan di Indonesia, diperlukan ‘biaya’ yang mahal.

Itulah mengapa, saat ada yang berusaha merusaknya, maka pihak kepolisian harus segera mengambil tindakan.

“Pada titik itu, harus zero toleran terhadap siapapun yang berupaya mengganggu atau mengacak-acaknya. Karena sangat mahal ongkos sosial dan politik yang harus kita tanggung jika terjadi benturan yang berlatar belakang keagamaan,” ujar Razikin.

Hal senada juga diungkapkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Ia menilai, Indonesia merupakan negara hukum. Tidak ada dan tidak boleh ada individu atau kelompok yang kebal dari aturan tertentu.

“Jadi, siapapun yang melanggar hukum dan terbukti bersalah harus ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku. Termasuk para buzzer yang justru menimbulkan kekisruhan dan kegaduhan yang berpotensi memecah belah masyarakat,” tutur Mu’ti.

Tokoh NU, Umar Hasibuan alias Gus Umar turut mengapresiasi langkah polisi menangkap Muhammad Kece dan Yahya Waloni. Namun, jangan lupa, hukum harus ditegakkan seadil-adilnya. Maka, dia meminta buzzer seperti Abu Janda turut mendapat perlakuan serupa.

“Okelah penista agama ditangkap, baik Yahya Waloni atau Muhammad Kece. Tapi kenapa buzzer tak tersentuh hukum, why?” kata Gus Umar.

Sumber: suara.com

Kategori
Politik

Pemuda Muhammadiyah: Polisi Harus Jawab Tuntutan Masyarakat untuk Tangkap Abu Janda dan Denny Siregar

IDTODA NEWS – Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Razikin meminta pihak Kepolisisan memenuhi tuntutan masyarakat untuk menangkap Abu Janda dan Denny Siregar.

Seperti diketahui, nama dua pegiat media sosial itu memang disebut-sebut usai dua tersangka penistaan agama, Yahya Waloni dan Muhammad Kece ditangkap.

Razikin meminta agar polisi bertindak preventif dan responsif dalam menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan penistaan agama.

“Polisi harus menjawab tuntutan dari masyarakat untuk menangkap Abu Janda dan Denny Siregar,” ujarnya pada Minggu, 29 Agustus 2021, dilansir dari RMOL.

Sebagai bangsa yang kental dengan keberagaman, kata Razikin, perlu kecermatan dan kearifan dalam mengembangkan sikap toleransi serta wawasan multkulturalisme dalam merawat keharmonisan sosial.

“Pada titik itu, harus zero toleran terhadap siapapun yang berupaya mengganggu atau mengacak-acaknya,” tegasnya.

Karena, lanjut Razikin, sangat mahal ongkos sosial dan politik yang harus ditanggung jika terjadi benturan yang berlatar belakang keagamaan.

Hal yang senada pernyataan Razikin juga diungkapkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.

Abdul Mu’ti mengingatkan, Indonesia adalah negara hukum sehingga tidak ada dan tidak boleh ada individu atau kelompok yang kebal hukum.

Ia menyinggung bahwa fenomena buzzer memang adalah konsekuensi perkembangan media sosial dan penggunaan Internet yang sangat masif di masyarakat.

“Meski demikian, fenomena buzzer lebih banyak mendatangkan mudlarat dibandingkan dengan manfaat dan maslahat,” kata Razikin.

“Para buzzer justeru menimbulkan kekisruhan dan kegaduhan yang berpotensi memecah belah masyarakat,” tambahnya.

Abdul Mu’ti pun berharap pihak-pihak tertentu yang mengelola “industri buzzer” dapat menghentikan aktivitas yang kontraproduktif dan provokasi yang tidak mendidik.

Sumber: terkini.id

Kategori
Politik

Ketokohan Amien Rais Diuji, Mampukah Bawa Suara Muhammadiyah ke Partai Ummat

IDTODAY NEWS – Pengamat politik Universitas Al-Azhar Ujang Komaruddin mengatakan bahwa Partai Ummat yang telah resmi menjadi pemain dalam kancah politik Indonesia merupakan ujian bagi ketokohan Amien Rais . Seperti diketahui Amien Rais merupakan pendiri Partai Ummat.

“Nah ini diuji ketokohan Pak Amien Rais . Apakah bisa membesarkan Partai Ummat atau tidak. Bagaimana Pak Amien Rais (membuat) suara Muhammadiyah ke Partai Ummat,” katanya, Minggu (29/8/2021)

Dia mengatakan, saat masih di PAN, ketokohan Amien Rais cukup berhasil mempertahankan suara Muhammadiyah meskipun ada Partai Matahari Bangsa (PMB).

“Dulu ada Partai Matahari Bangsa itu berebut suara juga basis massa Muhammadiyah. Tapi Pak Amien Raisnya masih di PAN. Maka massa tetap di PAN,” ujarnya.

Terlebih lagi, PAN juga besar karena campur tangan sosok Amien Rais. Menurutnya, ketokohan tersebut akan tergantung bagaimana Amien Rais membawa suara Muhammadiyah ke Partai Ummat.

“PAN besar oleh Pak Amien Rais karena basis massanya jelas. Nah, sekarang basis massa Muhammadiyah diperebutkan antara PAN dan Partai Ummat. Jadi saya melihat ketokohan Pak Amien Rais tergantung bagaimana Pak Amien Rais bisa meyakinkan Muhammadiyah agar basis massanya ke Partai Ummat.”

Sumber: sindonews.com

Kategori
Politik

Sempat Dikabarkan Dirawat di RS, Eks Ketua KPK Busyro Muqoddas Sudah Kembali ke Rumah

IDTODAY NEWS – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas saat ini telah diizinkan pulang dan beristirahat di rumah.

Dikutip dari Tribunnews.com, Busyro disebut sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Yogyakarta sejak Jumat (27/8/2021).

“Saya mendapat kabar dari dokter, Pak Busyro sudah diperbolehkan pulang. Sekarang sudah beristirahat di rumah,” kata Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (29/8/2021).

“Mohon didoakan semoga beliau segera sehat walafiat,” sambung dia.

Ia menyebut bahwa mantan Ketua PP Muhammadiyah itu tidak mengalami serangan jantung sehingga mesti dilarikan ke rumah sakit.

“Hanya pemeriksaan jantung biasa. Setahu saya pemeriksaan jantung biasa,” tegas dia.

Adapun Ketua Komisi Yudisial (KY) Suparman mengatakan bahwa Busyro dirawat sejak Jumat pekan lalu.

Namun Suparman memastikan bahwa perawatan Busyro bukan karena terpapar Covid-19.

Sementara itu pihak PKU Muhammadiyah Yogyakarta Irsyad menerangkan bahwa kondisi Busyro pada Sabtu (28/8/2021) kemarin sudah membaik. Namun ia masih menjalani perawatan karena efek samping obat.

“Insya Allah saget (bisa) pindah di bangsal. Dan mudah-mudahan besok saget kondor (bisa pulang). Mboten wonten (tidak ada) serangan jantung,” ucap Irsyad.

Sumber: kompas.com

Kategori
Politik

Kalau M Kece tak Ditangkap, Pemuda Muhammadiyah Jakarta Ancam Demo Besar-besaran

IDTODAY NEWS – Tindakan Youtuber Muhammad Kece sudah di luar batas toleransi umat beragama dan dapat menimbulkan keresahan serta hubungan yang tidak harmonis antar sesama umat beragama. Oleh karenanya meminta aparat Kepolisian segera menangkap M. Kece

Demikian ditegaskan Ketua DPD Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta Akmil Faisal dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Selasa (24/8).

“Meminta kepada pihak aparat kepolisian, untuk segera menindaklanjuti semua laporan polisi oleh umat Islam dan ormas Islam Indonesia terhadap M. Kece, dengan menangkap, memeriksa motif dan kejiwaan serta menahan saudara M. Kace, karena telah menistakan agama Islam,” kata Akmil.

Oleh karena itu, Akmil menegaskan, pihaknya memberikan waktu 3 hari kepada aparat untuk segera menangkap M. Kece. Jika tidak, pihaknya, tegas Akmil, bakal melakukan konsolidasi umat yang lebih besar.

“Apabila setelah 3×24 jam, M. Kece tidak ditangkap maka kami akan melakukan konsolidasi dan aksi umat yang lebih besar,” tekan Akmil.

Disisi lain, ia menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan menjaga persatuan antar umat beragama dan antara sesama anak bangsa, agar kondisi umat tetap kondusif.

“Karena kami meyakini setiap tindakan yang dilakukan saudara M. Kece tidak mewakili umat kristiani secara keseluruhan,” pungkasnya.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Buka Festival Kampung Kreativitas, Haedar Nashir: Kader Muhammadiyah Tidak Boleh Antikebudayaan

IDTODAY NEWS – Pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan merupakan sosok yang sangat peduli pada kebudayaan dan menjadikan budaya sebagai sarana dakwah.

Atas alasan itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak kader dan elite Muhammadiyah untuk mendukung dan menaruh perhatian akselerasi kegiatan kebudayaan dan membangun kebudayaan berkemajuan.

Ajakan disampaikan langsung saat Haedar Nashir memembuka acara Festival Kampung Kreativitas Nasional Muhammadiyah untuk Negeri 2021” yang digelar secara daring, Jumat (20/8).

“Kader dan elite Muhammadiyah tidak boleh anti terhadap kebudayaan, sebab menurut Fatwa Majelis Tarjih kebudayaan bukan suatu yang diharamkan,” kata Haedar Nashir dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Minggu (22/8).

Dalam acara ini, Haedar Nashir turut membacakan puisi karyanya berjudul “Kampoengku”. Setelah itu, puisi “Kampoengku” juga dibacakan bergiliran oleh sastrawan Heru Joni Putra dengan David K Alka, esais dan alumni INS Kayu Tanam, Padang Pariaman.

Sastrawan Heru Joni Putra merupakan tokoh seni 2017 versi Majalah Tempo. Buku puisi pertamanya berjudul Badrul Mustafa Badrul Mustafa Badrul Mustafa (2017) memperoleh penghargaan “sebagai Buku Sastra Terbaik 2017 versi Majalah Tempo”.

Buku tersebut sudah dialihbahasakan ke bahasa Inggris oleh George A Fowler dengan judul “Will Badrul Mustafa Never Die: Verse from the Front” (2020).

Sementara David K Alka telah menulis puisi sejak di bangku SMA di INS Kayu Tanam dan pernah dimuat di Majalah Sastra Horison.

Selain itu, dia juga pernah menjadi nominasi dalam lomba menulis puisi antologi Bung Hatta dalam Puisi (2001). Sajaknya juga masuk dalam buku Dian Sastro for President (2004), Luka Aceh Duka Semua (2005), Muhammadiyah Sebagai Tenda Kultural (2004), dan lain sebagainya.

David juga pernah membaca puisi di Kafe Sastra Jakarta, Ambon, Padang, dan Bengkulu.

Adapun puisi “Kampoengku” karya Prof. Haedar Nashir adalah sebagai berikut:

Kampoengku

Dulu ditulis Kampoeng
Sekarang dieja Kampung
Di Portugis aselinya Campo
Bernama sama di negeri serumpun
Berpenduduk rukun hidup berhimpun

Kampoengku
Ranah terkecil berhunikan warga
Alamnya kaya anugerah Allah Pencipta
Berkomunitas satu bermahkota budaya
Kuat adab taat beragama
Tonggak utama hidup berbangsa

Kampoengku
Engkau suluh masa laluku
Di rantau jauh orang mengenangmu
Pulang kampung terjadi selalu
Jalin ikatan kuat menyatu
Asa hidup menyala di kalbu

Kampoengku
Masihkah lugu seperti dulu
Alam dirawat sejiwa sekalbu
Setiap warga saling membantu
Masalah bersama dipecahkan selalu
Bersendi guyub rukun bersatu

Kampoengku
Apa jejakmu setanggguh dulu
Ketika zaman berubah arah
Media sosial mengubah wajah
Lingkungan kian tak ramah
Hubungan warga sarat ananiyah

Kampoengku
Ketika di tanahmu mewabah pandemi
Alam marah terkuras kerakusan
Warga terbelah berebut serpihan kepentingan
Sadarkanlah dengan jiwamu nan aseli
Agar Nur Ilahi datang merahmati

Kampoengku
Kami rindu paras aselimu
Tanah leluhur warisan generasimu
Antargolongan hidup damai bersatu
Gemah ripah unggul nan maju

Itulah Kampung Indonesiaku!

Peleman, Jum’at 20 Agustus 2021.

Sumber: rmol.id