Kategori
Politik

Sandiaga Uno dan Nadiem Makarim, Termasuk Pembantu Jokowi yang Hartanya Turun Drastis Selama Pandemi

IDTODAY NEWS – Selain mengalami kenaikan harta, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga mengungkapkan sebanyak 22 persen lebih penyelenggara negara hartanya mengalami penurunan selama pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan di acara Webinar Talkshow LHKPN bertajuk “Apa Susahnya Lapor LHKPN Tepat Waktu & Akurat” secara virtual, Selasa siang (7/9).

“Kita amati juga selama pandemi, setahun terakhir ini secara umum penyelenggara negara 70 (70,3) persen hartanya bertambah. Kita pikir pertambahannya masih wajar,” ujar Pahala.

Akan tetapi kata Pahala, juga ada penyelenggara negara yang hartanya mengalami penurunan. Yakni sebanyak 22,9 persen penyelenggara negara.

Lalu, siapa saja anggota Kabinet di periode kedua Presiden Joko Widodo yang mengalami penurunan harta paling drastis selama pandemi?

Berdasarkan penelusuran Kantor Berita Politik RMOL di website resmi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK, terdapat lima menteri yang hartanya paling turun drastis selama pandemi Covid-19.

Yang pertama adalah, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno yang mengalami penurunan harta sebanyak Rp 1.284.193.138.775.

Harta itu dibandingkan antara LHKPN 2018 dengan LHKPN 2020. Di mana pada LHKPN 2018, Sandi yang sebelumnya menjadi rival Presiden Joko Widodo di Pilpres 2014 memiliki harta sebanyak Rp 5.099.960.524.965. Akan tetapi, setelah ditunjuk sebagai Menteri, Sandi mengalami penurunan harta pada LHKPN 2020 menjadi Rp 3.815.767.386.190.

Selanjutnya yang kedua adalah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim yang mengalami penurunan harta mencapai Rp 32.581.122.602.

Harta itu dibandingkan antara LHKPN 2019 dengan LHKPN 2020. Pada LHKPN 2019, Nadiem memiliki harga sebanyak Rp 1.225.006.640.485. Akan tetapi setelah menjadi Menterinya Jokowi, harta Nadiem pada LHKPN 2020 tercatat turun menjadi Rp 1.192.425.517.883.

Kemudian yang ketiga adalah, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang mengalami penurunan harga sebanyak Rp 18.170.659.999.

Harta itu dibandingkan antara LHKPN 2019 dengan LHKPN 2020. Pada LHKPN 2019, Agus Gumiwang mempunyai harta sebesar Rp 216.730.175.508. Sedangkan pada LHKPN 2020, harta Agus Gumiwang menjadi Rp 198.559.515.509.

Lalu yang keempat adalah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy yang mengalami penurunan harta sebanyak Rp 8.382.845.859.

Harta itu dibandingkan antara LHKPN 2019 dengan LHKPN 2020. Pada LHKPN 2019, Muhadjir memiliki harta sebanyak Rp 81.007.102.922. Sedangkan pada LHKPN 2020, harta Muhadjir menjadi Rp 72.624.257.063.

Yang kelima adalah, Menteri BUMN Erick Thohir yang mengalami penurunan hartanya sebanyak Rp 3.661.833.531. Di mana, pada LHKPN 2019, Erick mempunyai harta sebesar Rp 2.316.600.097.385. Sedangkan setelah setahun menjadi Menteri di saat pandemi, harta Erick menjadi Rp 2.312.938.263.854.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Ketua Komisi X Desak Nadiem Batalkan Rencana Renovasi Ruang Kantor

IDTODAY NEWS – Renovasi ruang kerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset Dikti, Nadiem Makarim senilai Rp 6,5miliar menuai polemik di kalangan masyarakat.

Menteri Nadiem dianggap tidak memiliki sense of crisis,/i> di tengah masyarakat yang saat ini mengalami kesulitan dalam ekonomi akibat hantaman pandemi Covid-19.

Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda bahkan meminta Nadiem untuk membatalkan renovasi ruang kerjanya tersebut, agar tidak menuai polemik berkepanjangan di tengah masyarakat.

“Kalau belum kontrak saya kira batalkan saja,” tegas Syaiful kepada wartawan, Minggu (12/9).

Legislator dari Fraksi PKB ini mengatakan merenovasi ruang kerja bukanlah sesuatu hal yang penting saat ini. Apalagi, ruang kerja Nadiem juga tidak rusak parah, sehingga belum perlu direnovasi dengan mengeluarkan anggaran yang fantasis tersebut.

“Tidak urgent menurut saya, masih cukuplah dipakai walaupun belum direnovasi,” tandasnya.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Soal Renovasi Ruang Kerja Nadiem Makarim, PAN: Semestinya Lebih Peka

IDTODAY NEWS – Anggaran Rp6,5 miliar untuk renovasi ruang kerja Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dan staf khusus menteri menjadi sorotan. Anggota Komisi X F-PAN, Zainuddin Maliki, meminta Nadiem untuk peka dengan kesulitan di tengah pandemi Covid-19.

“Semestinya Menteri Nadiem lebih peka mengenai kesulitan berbagai organisasi dan lembaga penyelenggara pendidikan di tengah pandemi Covid-19,” kata Zainuddin kepada wartawan, Jumat (10/9).

Menurutnya, anggaran lebih diprioritaskan untuk dana bantuan operasional sekolah (BOS).

“Oleh karena itu, seharusnya yang lebih diprioritaskan adalah pemberian BOS reguler kepada sekolah-sekolah yang siswanya kurang dari 60 daripada merenovasi ruang kerjanya,” ujarnya.

Zainuddin mengatakan bahwa Nadiem harusnya lebih bijak dalam menetapkan prioritas alokasi anggaran pendidikan.

“Menteri Nadiem Makarim harus lebih bijak dalam menetapkan prioritas alokasi anggaran pendidikan. Seharusnya lebih diarahkan untuk meringankan beban masyarakat menghadapi dampak Covid-19,” katanya.

Ia meminta Nadiem untuk turun ke lapangan melihat situasi lembaga pendidikan.

“Dengan sering turun ke lapangan dan bersedia mendengar masukan dari berbagai pihak, seperti dari berbagai organisasi penyelenggara pendidikan, akan lebih mudah menetapkan prioritas alokasi anggaran pendidikan dengan benar,” kata Zainuddin.

Sebelumnya, Kemendikbud menjelaskan bahwa renovasi dilakukan seluruh lantai dua Gedung A Kemendikbudristek.

“Renovasi yang dilakukan pada keseluruhan lantai dua Gedung A Kemendikbudristek yang dilakukan bukan untuk ruangan menteri, tetapi keseluruhan lantai,” ujar pelaksana tugas Kepala Biro Kerja sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, Anang Ristanto, di Jakarta.

Sumber: jitunews.com

Kategori
Politik

Ruang Nadiem dan Stafsus Bakal Direnovasi, Komisi X DPR: Batalkan!

IDTODAY NEWS – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) menyiapkan anggaran senilai Rp 6,5 miliar untuk renovasi ruang kerja Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim hingga ruang kerja stafsus menteri.

Merespon hal itu, Komisi X DPR angkat bicara. Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menilai kebutuhan itu tidak urgen.

“Nggak urgen menurut saya ya, setahu saya kantor kementerian masih cukup lah nya untuk dipakai walaupun belom direnov dalam tempo lama,” kata Syaiful, kepada wartawan, Jumat (10/9/2021).

Huda meminta Kemendikbud Ristek untuk melakukan penghematan. Dia juga meminta anggaran itu dibatalkan.

Sebagaimana diketahui, Kemendikbud-Ristek menyiapkan anggaran senilai Rp 6,5 miliar untuk renovasi ruang kerja Mendikbud-Ristek Nadiem Makarim hingga ruang kerja stafsus menteri. Renovasi itu dilakukan untuk menindaklanjuti Perpres 62 Tahun 2021.

Dalam situs Sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Jumat (10/9/2021), tender dilakukan untuk penataan ruang kerja dan ruang rapat gedung A Kemendikbud-Ristek. Satuan kerja dalam tender tersebut merupakan Biro Umum dan Pengadaan Barang dan Jasa.

Baca juga : Catat! Naik KRL Wajib Tunjukkan Sertifikat Vaksin Mulai Hari Ini
Adapun nilai pagu paket yang tertulis di situs LPSE itu senilai Rp 6,5 miliar. Sedangkan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp 5.391.858.505,00 (Rp 5,3 miliar).

Sumber: lawjustice

Kategori
Politik

Kritik Keras Aktivis 98: Menteri Nadiem Terlalu Elitis dan Malas Turun ke Bawah

IDTODAY NEWS – Komposisi Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo dinilai perlu dirombak. Sebab ada beberapa pos kementerian yang dianggap tidak bekerja maksimal sesuai visi misi presiden.

Ketua Koalisi Prodem Untuk Pendidikan Nasional (KP2N), Rahmat Sanjaya menyampaikan, salah satu pos yang perlu dirombak adalah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek yang ditempati Nadiem Makarim.

“Nadiem terlalu elitis. Dia tak pernah turun ke bawah. Terlalu sibuk dengan teknologi dan mengendalikan kementerian dari sebuah tempat,” kata Rahmat Sanjaya kepada redaksi, Kamis (9/9).

Pendiri Front Aksi Mahasiswa Tangerang ini menilai, Menteri Nadiem telah gagal dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional di era pandemi. Rahmat mengklaim, saat ini banyak siswa hanya diberi tugas saja sama guru. Padahal para siswa tersebut ada di kota-kota besar.

“Kalau di daerah masih masuk akal. Ini di Jabodetabek, banyak siswa yang tak zoom. Ini akibat menterinya yang elitis tidak kontrol ke bawah,” ucap tokoh relawan Jokowi ini.

Aktivis 98 ini berujar, harusnya Menteri Nadiem rajin turun ke sekolah-sekolah. Sang menteri harus kontrol ke sekolah-sekolah untuk memastikan kegiatan belajar mngajar berjalan dengan baik.

“Ada persoalan guru yang gagap teknologi. Kalau di kota kecil, apalagi desa kita maklumi, tapi aneh kalau guru di kota besar tidak mampu pakai zoom atau justru malas,” ucapnya.

Hal lain, Koalisi Prodem untuk Pendidikan Nasional juga mengkritik keputusan Menteri Nadiem yang tidak memberikan BOS bagi sekolah/madrasah yang muridnya kurang 60 orang. Ini memperlihatkan dia tidak paham pendidikan nasional.

“Itu adalah kebijakan diskriminatif terhadap anak bangsa yang bertentangan dengan UUD 1945, dan karena itu wajib segera dicabut,” tutup Rahmat.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Menteri Nadiem Curhat: Saya juga Stres Dampingi Anak Belajar Online

IDTODAY NEWS – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim meluapkan perasaannya sebagai ayah yang lelah mendampingi anaknya belajar online. Nadiem mengaku stres juga selama anak belajar online di rumah.

Menurutnya kebijakan pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka terbatas dengan protokol kesehatan ketat bukan dibuat begitu saja, melainkan berdasarkan pengalaman pribadinya juga sebagai orang tua.

“Saya juga orang tua yang terbebani, saya kerja, saya masih harus mengatur pembelajaran anak saya, bermain dengan anak, walaupun saya senang dan dekat dengan anak saya, tapi lama-lama saya juga merasa semua ada di pundak saya, edukasi, ngajarin matematika, sekaligus jadi menteri dan istri saya juga kerja jadi salah satu founder perusahaannya, jadi ini bukan observasi atau spektator saja, saya termasuk orang tua yang stress karena PJJ,” kata Nadiem dalam diskusi virtual, Jumat (3/9/2021).

Dia memastikan, ketika sekolah anaknya sudah mulai dibuka untuk belajar tatap muka, maka ia tidak ragu untuk mengizinkan anaknya pergi ke sekolah dengan bekal pengetahuan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.

“Saya saat ini belum ada opsi, tapi saya dengan sekolah anak saya, anak saya masih balita, dua-duanya di PAUD, tapi saya dengar sebentar lagi atau minggu depan buka, saya langsung kirim anak saya belajar tatap muka, itu preferensi saya,” jelasnya.

Nadiem merasa khawatir dengan pendidikan anak saat masa pandemi ini karena banyak tertinggal karena hambatan pembelajaran jarak jauh atau belajar online.

“Kita tidak menutup sekolah lebih lama lagi, sudah cukup kritis, kalau mal saja sudah dibuka tidak ada alasan sekolah yang jauh lebih penting tidak dibuka,” tegasnya.

Nadiem menegaskan meski sekolah didorong untuk dibuka, protokol kesehatan ketat harus dilakukan oleh setiap warga sekolah sesuai dengan pedoman di Surat Keputusan Bersama 4 Menteri dan aturan PPKM.

Diketahui, pemerintah mulai memperbolehkan sekolah dibuka untuk pembelajaran tatap muka kepada daerah-daerah dengan status PPKM Level 3.

Penetapan sekolah tatap muka ini diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 35 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, Level 2 Coronavirus Disease 2019 di wilayah Jawa dan Bali.

Inmendagri Nomor 35 Tahun 2021 menetapkan ada 67 kabupaten/kota di Jawa dan Bali yang telah menerapkan PPKM level 3.

Sumber: suara.com

Kategori
Politik

Tips Nadiem ke Orang Tua untuk Mendampingi Anak saat Pandemi Covid-19

IDTODAY NEWS – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim membeberkan tips untuk orang tua dalam mendampingi anak belajar masa pandemi Covid-19. Sebab, saat ini banyak orang tua yang angkat tangan dalam mendampingi anaknya.

Kata dia hal yang perlu diperkuat adalah ikatan batin dengan anak. Kondisi di dalam rumah harus harmonis agar terciptanya suasana belajar yang nyaman bagi anak.

“Tips saya atau cara saya adalah pertama koneksi batin antara anak-anak kita harus kuat, keluarga kita harus kompak, jangan terjadi perkelahian dalam rumah, kondisi harus damai,” ucap dia dalam acara Mas Menteri Nadiem dan Sekolah Melawan Pandemi secara daring, Jumat (3/9).

Lalu, yang perlu dipastikan selanjutnya adalah kesehatan. Tentu di masa seperti ini, kondisi fisik serta mental menjadi terpukul, untuk itu dia merekomendasikan untuk berolahraga atau bermeditasi agar bisa mengatasi masalah tersebut.

“Kedua adalah memastikan kesehatan fisik kita, makan makanan yang sehat, olahraga, itu juga sangat baik untuk kesehatan fisik dan mental,” tambahnya.

Ketiga adalah orang tua jangan terlalu khawatir bagi yang tidak paham pembelajaran anak. Menurutnya, koneksi adalah yang terpenting sehingga anak-anak merasa aman dan terlindungi, kunci dari ini adalah ayah dan ibu.

“Lalu orang tua juga ikut benar-benar membantu menjaga keammanan PTM ini, 80 persen orang tua ini mau PTM, jadi ini tolong orang tua dan masyarakat memonitor sekolah. Pastikan semua daftar periksa SKB terpenuhi. Saya minta orang tua bergerak untuk memastikan bahwa skeolah ini benar-benar menerapkan prokes,” tutup Nadiem.

Sumber: jawapos.com