IDTODAY NEWS – Prabowo Subianto diketahui telah masuk ke dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Pertahanan Indonesia.
Menanggapi hal tersebut salah satu Budawayan Betawi, Ridwan Saidi mengaku kecewa.
Pasalnya menurut Ridwan Saidi atau yang kerap disapa Babe Saidi, Prabowo dinilai meninggalkan para pendukung setianya.
Babe Saidi juga mengaku enggan memberi maaf untuk Menhan Prabowo yang dianggap lebih memilih Jokowi ketimbang para pendukungnya.
Kekecewaan Babe Saidi ditunjukkan saat menghadiri sesi perbincangan dengan Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun.
Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-Bekasi.com dalam artikel “Kecewa pada Prabowo Subianto, Ridwan Saidi: Gak Ada Persediaan Maaf Lagi, Berpolitik Bukan Bakat Dia”, awalnya, Refly Harun menanyakan pendapat Babe Saidi terkait Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan korupsi perizinan ekspor benih lobster.
Menurut Babe Saidi, tertangkapnya Edhy Prabowo merupakan puncak dari kehancuran sistem kepartaian.
“Menurut saya, ini puncak dari kehancuran sistem kepartaian. Karena hampir rata partai-partai yang mempunyai kursi di DPR itu terlibat dalam korupsi,” kata Ridwan Saidi.
Melihat banyaknya para pejabat di pemerintahan yang terlibat kasus korupsi, bahkan sampai melibatkan keluarganya, Babe Saidi lantas mengusulkan agar partai politik cukup dilibatkan di parlemen saja.
Sementara jabatan di dalam pemerintahan cukup diisi oleh orang-orang ahli di bidangnya, bukan dari partai politik.
“Jadi menurut saya, sistem politik kita, partai di parlemen saja, tidak usah di pemerintahan, biar di kabinet itu orang-orang ahli atau zaken kabinet. Bentuklah pemerintahan tanpa partai politik, itu jalan keluar terbaik bagi kita untuk menyelamatkan keuangan negara,” kata Babe Saidi.
Babe Saidi menjelaskan, zaken kabinet adalah suatu kabinet yang jajaran menterinya berasal dari kalangan ahli dan bukan representasi dari suatu partai politik tertentu, yang berlangsung pada tahun 1950-1959.
“Dan jujur selama 9 tahun gak ada sepotong menteri yang kena perkara,” ujar Babe Saidi.
Refly Harun lantas menyinggung terkait permintaan maaf Edhy Prabowo. Namun, Babe Saidi mengatakan bahwa stok maafnya sudah habis.
Apalagi yang meminta maaf bukan Edhy Prabowo langsung tetapi Partai Gerindra yang diwakilkan oleh Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani.
“Yang minta maaf itu bukan Edhy Prabowo tapi Ahmad Muzani,” ujar Babe Saidi.
Lebih lanjut Babe Saidi juga mengatakan tak ada maaf untuk Prabowo Subianto.
“Saya gak ada persedian maaf buat dia (Prabowo), yang lebih gede dan yang lebih besar itu dia tinggalkan, puluhan juta pemilih di Lebak Bulus, kok enggak minta maaf?,” kata Babe Saidi.
Babe Saidi sangat kecewa dengan sikap Prabowo Subianto yang lebih memilih Jokowi ketimbang puluhan juta pemilihnya.
“Puluhan juta Prabowo tinggalkan begitu saja, dia pergi ke Jokowi. Kita tahu bagaimana rakyat berpanas-panasan, berdesak-desakan, rakyat teriak-teriak, suaranya habis, dia pakai ongkos sendiri dan sebagainya, sekarang dia pergi ke Jokowi begitu saja, ngomong pun enggak sampai gini hari. Kok enggak minta maaf?,” tutur Babe Saidi.
Saat ditanya tentang peluang Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 mendatang, Babe Saidi menilai karier politik Prabowo Subianto telah habis.
“Ini sudah berat lah buat Gerindra bangkit. Gak ada (peluang), selesai dia. Saya kira buat dia (Prabowo), sportif saja. Berpolitik itu bukan bakat dia. Berpolitik itu gak gampang, mesti ada blood. Jadi politikus itu berat, gak mudah,” kata Babe Saidi.
Baca Juga:ICW Minta Tim OTT Edhy Prabowo Dilibatkan Dalam Pencarian Harun Masiku
Sumber: pikiran-rakyat.com