Kategori
Politik

Komentari Pengangkatan Tasdi sebagai Stafsus Mensos Risma, Rocky Gerung: Miskin Akal!

IDTODAY NEWS – Tasdi, mantan Bupati Purbalingga, ramai jadi perbincangan si media sosial. Pasalnya, jebolan napi koruptor Lapas Kedungpane ini diangkat sebagai stas khusus (Stafsus) Mentri Sosial, Tri Rismaharini.

Satu di antara yang melontarkan kritik pengangkatan Tasdi sebagai Stafsus Mensos adalah Rocky Gerung.

Melalui akun YouTube Rocky Gerung Official, Rocky menyebut pengangkatan Tasdi sebagai Stafsus Mensos sebagai keputusan pejabat yang miskin akal, bahkan miskin moral.

“Ini kelihatan ibu Risma ini miskin akal,” kata dia.

Rocky mengungkap, tak sepantasnya Risma mengangkat bekas napi koruptor sebagai Stafsus. Ini lantaran korupsi merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime).

Koruptor menurutnya lebih nista dari maling ayam dan jambret. Koruptor mencuri uang negara karena rakus. Sementara maling ayam mencuri karena kebutuhan.

Pengangkatan Tasdi sebagai Stafsus Mensos juga menandakan tidak adanya mekanisme kontrol internal Kemensos. Semestinya Inspektorat Kemensos mengingatkan Risma agar tidak menerima begitu saja bekas napi koruptor sebagai Stafsus, terlebih Stafsus bidang pengentasan kemiskinan.

“Irjen bu Mensos seharusnya mengingatkan,” tuturnya.

Efek dari pengangkatan Tasdi sebagai Stafsus Mensos ialah tak ada kekhawatiran bagi para pejabat untuk korupsi. Sebab, meski dipenjara, masih tetap kaya dan selepas dari penjara masih bisa melenggang menjabat di posisi jabatan lembaga negara.

Seperti dikabarkan, Tasdi merupakan bupati PurbaIingga 2016-2021. Namun pada 2017 Tasdi kena OTT KPK karena kasus suap proyek Islamic Center Purbalingga.

Tasdi divonis tujuh tahun penjara dan denda Rp 300 juta. Setelah mendekam di penjara selama 4 tahun 8 bulan Tasdi bebas bersyarat pada September 2022.

Beberapa bulan kemudian Tasdi disebut Megawati Soekarnoputri sebagai sosok yang dekat dengan rakyat di momen HUT PDIP. Tak berlangsung lama, Tasdi diangkat menjadi Stafsus Mensos.

Meski disebut belum ber-SK, namun ia mulai bertugas keliling Indonesia membantu kerja-kerja Mensos Risma. Tasdi mengaku akan berkunjung ke Aceh dan Natuna dalam rangka tugas sebagai Stafsus Mensos.***

Sumber: suara.com

Kategori
Politik

Peduli Anak Terdampak Covid-19, Mensos Risma Beri Dukungan Moril dan Materi

IDTODAY NEWS – Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya melumpuhkan sektor ekonomi, tetapi juga menjatuhkan mental anak-anak. Utamanya mereka yang telah ditinggal kedua orangtua akibat virus SARS-CoV-2.

Sebagai bentuk kepedulian, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini memberikan perhatian khusus berupa dukungan moril dan materi terhadap anak-anak terdampak Covid-19. Khususnya anak yatim dan piatu, serta yatim piatu.

“Kalian semua yang ada di sini harus percaya. Kalian adalah anak-anak yang disayang Allah Subhanahu wata’ala. Kalian harus bisa buktikan bahwa kalian adalah anak-anak yang luar biasa,” kata Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (20/9/2021).

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat membuka sesi khusus untuk bertemu, menyapa, dan memotivasi anak-anak terdampak Covid-19 di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) Budi Luhur Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) belum lama ini.

Dalam kunjungan itu, Risma disambut secara antusias oleh anak-anak, terutama saat Risma berdialog dengan mereka.

Risma mengaku sedih melihat kondisi anak-anak terdampak pandemi. Terlebih ketika mereka ditinggalkan seorang diri oleh kedua orangtua akibat Covid-19.

Meski demikian, ia menekankan bahwa kondisi yang dihadapi anak-anak sebenarnya merupakan bentuk dari kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa.

“Kalian tidak boleh menyerah dan putus asa. Kalian tidak boleh minder, karena kalian tidak sendiri. Kalian anak-anak ibu,” ucap Risma.

Dalam kesempatan itu, ia juga memberi dukungan materi berupa bantuan dana senilai total Rp 863 juta.

Adapun rincian bantuan tersebut diberikan untuk Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) anak yatim, piatu, dan yatim piatu sebesar Rp 41 juta, bantuan kewirausahaan Rp 473 juta, bantuan aksesibilitas Rp 138 juta, serta bantuan kebutuhan dasar Rp 210 juta.

Bantuan Atensi juga diperuntukkan bagi penyandang disabilitas, lanjut usia (lansia), korban penyalahgunaan (KP) narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA), dan tuna sosial.

Selain bantuan dana, Risma juga meresmikan Sentra Kreasi Atensi (SKA) ke-8 di BRSPDM Budi Luhur Banjarbaru Kalsel.

Peresmian tersebut ditandai dengan pemotongan pita sebagai simbolisasi. Setelah pemotongan pita, Risma mengunjungi tempat kuliner, minimarket, kafe, budi daya tanaman, hingga kerajinan tangan di SKA.

Pada akhir kunjungan, Risma berpesan kepada anak-anak BRSPDM yang ia tulis di sebuah kanvas.

“Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, semua mungkin asal kita mau. Jangan surut saat kegagalan datang, kekuatan kita ada di kemauan,” tulisnya.

Sebagai informasi, dalam kegiatan itu turut hadir mendampingi Mensos Risma, yaitu para pejabat eselon I, staf khusus menteri, dan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor beserta jajaran.

Jumlah anak yatim, piatu, dan yatim piatu saat pandemi meningkat

Untuk diketahui, jumlah angka anak yatim, piatu, dan yatim piatu diprediksi meningkat tajam dalam situasi pandemi Covid-19.

Satgas Covid–19 memberikan estimasi sekitar 11.045 anak telah kehilangan orangtua mereka akibat serangan virus SARS-CoV-2.

Bahkan, Indonesia diklaim sebagai salah satu negara dengan jumlah anak yatim piatu terbanyak yang diasuh oleh pihak Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) atau Panti Sosial Asuhan Anak.

Berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), terdapat sekitar 4.023.622 jiwa anak berusia di bawah 18 tahun, belum menikah, dan tercatat dalam kartu keluarga dengan status ayah, ibu, atau ayah dan ibu yang sudah meninggal.

Sebagai penghimpun masukan data dari Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), Data Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG) pada Mei 2021 mencatat, dari 6.244 LKS menunjukkan 191.696 anak berada dalam pengasuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Anak, baik di panti asuhan, yayasan maupun balai.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 8.882 anak berstatus yatim, 40.321 piatu, dan 5.048 yatim piatu. Sementara itu, sisanya, yaitu sebanyak 137.445 masih memiliki orangtua lengkap.

Sumber: kompas.com

Kategori
Politik

Dimarahi Soal Bantuan, Kadinsos Katingan Kesal ke Risma: Kemarahan Bu Menteri Keliru!

IDTODAY NEWS – Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini mengatakan kepala dinas sosial kabupaten Katingan tidak bisa komunikasi. Hal ini terkait dengan adanya sejumlah warga Katingan yang mengakui dihadapan Risma belum mendapat bantuan.

Pernyataan mantan Wali Kota Surabaya tersebut terekam dan tersiar dimedia sosial jenis Facebook.

Dalam video berdurasi 34 detik tersebut tampak Mensos Risma berdialog dengan warga. Diduga karena ada warga yang mengeluh belum mendapatkan bantuan, Mensos langsung mengatakan ke Kadinsos terkait keluhan tersebut.

“Pak kadis ini loh. Ngga ada yang terima ni, ku tanya,” ujar Risma dalam video tersebut.

Mendengar pernyataan politisi PDIP itu, pria berbaju putih dalam video tersebut yang adalah Kadinsos Katingan, Elmon Sianturi, langsung meminta maaf. Selain itu, ia juga menyebutkan kekurangan jatah bantuan yang diperoleh di daerahnya.

“Jadi mohon maaf Bu, jatah yang kita terima hanya sedikit,” sahut Kadis ke Mensos.

Siapa ngomong bapak itu, ngomong jatah, siapa yang ngomong,” tanya Risma memotong pembicaraan Kadinsos.

Kepada Elmon, Mensos Risma mengatakan bahwa dirinya telah menambah usulan daerah sebanyak 5,9 juta usulan. Jika tidak diusulkan artinya salah Kadinsos.

“Bapak tahu. Saya nambah 5,9 juta usulan daerah. Kalau bapak tidak manfaatkan itu salah bapak,” terang Risma sambil menunjuk ke Kadinsos.

Menanggapi apa yang dikatakan Mensos, Kadinsos Katingan mengatakan bahwa pihaknya mendapat dalam jumlah yang tidak banyak.

“Yang kami dapat itu bu dalam jumlah yang tidak banyak,” sahut Kadinsos.

“Astaghfirullah, pak. Bapak bisa ngusulkan. Bapak tidak bisa komunikasi berarti,” sahut Risma lagi.

Berkaitan dengan kemarahan Risma tersebut, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Katingan, Elmon Sianturi saat dihubungi via telepon mengatakan kemarahan Mensos Risma dinilai keliru.

“Saya katakan kemarahan Bu Menteri itu keliru. Hal ini karena permasalahan yang menjadi penyebab kemarahan itu belum ditelusuri dengan baik. Masalah bantuan yang mana. Apakah PKH atau bantuan untuk korban banjir dari Kementerian Sosial,” ujar Elon

Elmon menjelaskan bahwa jika kemarahan tersebut terkait dengan Program Keluarga Harapan (PKH), pihak Dinsos Katingan sudah melakukan pendataan secara baik dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

“Kalau untuk PKH itu ada mekanisme nya yang harus kita lakukan. Ada syarat-syaratnya. Itu semua sudah kita lakukan sesuai sistemnya,” ujarnya.

Lanjutnya, jika kemarahan Mensos terkait bantuan untuk korban banjir dari Kementerian, Elmon menegaskan jatah yang diterima oleh Kabupaten Katingan hanya sedikit.

“Jatah bantuan dari Kementerian untuk korban banjir itu tidak banyak. Hanya sedikit. Tidak semua dapat. Kalau mau semua dapat ya tambahin dong jatahnya dari Kementerian,” tegas Elmon sedikit kesal.

Selain kedua hal tersebut, Elmon juga meminta kepada pihak Kementerian agar mempercepat penyaluran bantuan dari pusat ke Kabupaten, sehingga pendistribusiannya pun cepat ke masyarakat.

“Seperti kemarin itu boleh dibilang lama, karena banjir Katingan sudah parah baru bantuannya muncul. Ini menjadi evaluasi lah ke depan,” pinta Elmon.

Sebagaimana diketahui bahwa pada hari ini, Kamis 16 September, Mensos RI Tri Rismaharini melakukan kunjungan ke Palangka Raya dan Katingan. Politisi PDIP ini meninjau banjir dan memberikan sejumlah bantuan kepada para korban yang terdampak banjir.

@infopbunDimarahi Mensos RI Soal Bantuan, Kadinsos Katingan: Kemarahan Bu Menteri Keliru Selengkapnya di kumparan.com/infopbun #fyp

♬ suara asli – InfoPBUN

Sumber: kumparan.com

Kategori
Politik

Temukan Data Bansos Daerah Masih Bermasalah, Risma: Saya Jumpai Kepala Desa dan Orang Kaya Masuk Penerima

IDTODAY NEWS – Data penerima bantuan sosial (bansos) yang berasal dari daerah dituding masih bermasalah oleh Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

Risma megaku menemukan data penerima bansos yang bermasalah disalah satu daerah. Yakni di Bolaang Mongodow, Sulawesi Utara.

“Di mana kepala desa memasukkan sendiri namanya sebagai penerima bantuan,” ujar Risma dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Kamis malam (9/9).

Tak hanya itu, Risma juga menyebutkan kalangan masyarakat lainnya yang tidak layak menjadi penerima bansos, atau masuk kalangan orang kaya. Sehingga ia menduga ada data yang tidak tepat sasaran di daerah.

“Saya juga menjumpai ada penerima bantuan yang rumahnya saja lebih besar dari rumah dinas saya,” katanya.

Mengetahui hal itu, Risma memastikan Kementerian Sosial masih terus berupaya memperbaiki data degan melakukan pemutakhiran setiap sebulan sekali. Namun dia meminta pemerintah daerah untuk iikut bersinergi merealisasikan hal tersebut.

Karena berdasarkan UU 13/2011 tentang penanganan fakir miskin, tugas dan kewenangan dalam verifikasi, validasi data serta pembaruan data kemiskinan merupakan tugas pemda.

Bahkan dijelaskan Risma, pada Pasal 8, 9, dan 10 UU tersebut disebutkan tahapan pemutakhiran data merupakan proses berjenjang yang ditugaskan kepada pemerintah kabupaten/kota.

Kemudian dijeaskan lebih rinci pada pasal 8 yang menyebutkan verifikasi dan validasi sebagaimana dimaksud ayat (4) dilaksanakan oleh potensi dan sumber kesejahteraan sosial yang ada di kecamatan, kelurahan atau desa.

“Jadi, memang Kementerian Sosial tidak melakukan pendataan langsung, tugasnya menetapkan data yang proses pemutakhiran datanya dilakukan oleh daerah,” demikian Risma.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Pogram Baru Risma Dinilai Visioner dan Nasionalistis, Bukhori Yusuf: Terima Kasih Bu Mensos

IDTODAY NEWS – Program nasional menyantuni anak-anak yatim, piatu, dan yatim-piatu yang disusun Menteri Sosial Tri Rismaharini disambut gembira oleh anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Mensos yang telah mengeluarkan program yang memang dibutuhkan masyarakat di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19.

“Saya menyambut positif program baru Mensos Risma yang mengusung nama ATENSI (Asistensi Rehabilitasi Sosial). Program ini relevan dan senapas dengan ‘concern’ Komisi VIII DPR RI terhadap persoalan sosial belakangan ini. Sejak awal pandemi, kami sudah mulai menaruh perhatian yang tinggi terhadap kelompok rentan imbas pandemi, salah satunya anak-anak,” tutur Bukhori di hadapan Menteri Sosial Risma saat acara serah terima bantuan di Pendopo Kabupaten Semarang beberapa waktu lalu.

Anggota Komisi Sosial ini menerangkan, program yang membantu anak-anak yatim, piatu, dan yatim piatu belum pernah ada sebelumnya. Menurutnya, program ini adalah wujud inovasi Kemensos yang responsif menjawab tantangan sosial seiring dengan berkembangnya zaman.

“Bantuan bagi anak yatim piatu ini merupakan yang perdana, memiliki konten yang humanis, sehingga layak memperoleh apresiasi,” ucap Bukhori melalui keterangannya, Selasa (7/9).

“Berdasarkan catatan yang saya peroleh, terdapat sebanyak 25 ribu anak yang sudah terdaftar sebagai penerima manfaat program ini. Alhamdulillah,” tambahnya.

Politikus PKS ini menambahkan, program santunan bagi kelompok anak rentan ini memiliki karakter yang visioner dan nasionalistis. Sebab, program ini mencerminkan kepedulian Menteri Sosial dalam menyelamatkan generasi sekaligus masa depan bangsa.

“Menyelamatkan anak-anak berarti menyelamatkan masyarakat. Dan itu juga berarti menyelamatkan bangsa.” pungkasnya.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Ajak Bagikan Bansos di Semarang, Bukhori PKS Ingin Risma Pecahkan Masalah di Lapangan

IDTODAY NEWS – Anggota Komisi VIII DPR RI Bukhori Yusuf bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan sejumlah bantuan sosial (Bansos) bagi warga Jawa Tengah. Bertempat di pendopo Kabupaten Semarang, Bukhori menyalurkan berbagai jenis bantuan Kementerian Sosial kepada warga.

Beberapa bantuan itu, antara lain: bantuan program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kepada pemerlu dan anak yatim, piatu, dan yatim-piatu, sebanyak 200 penerima manfaat, stimulan graduasi PKH bagi dua penerima manfaat masing-masing sebesar Rp 2,5 juta, dan bantuan keserasian sosial bagi dua desa yang tersebar di Kabupaten Semarang dengan total nilai bantuan sebesar Rp 300 juta.

Di samping itu, Bukhori juga menyalurkan bantuan kewirausahaan bagi karang taruna di Kabupaten Semarang, yakni sebuah traktor mini, satu unit mesin pencacah rumput dan satu unit mesin pencacah pupuk, serta satu unit kipas angin dengan nilai total bantuan sebanyak Rp 55 juta.

Melalui bantuan dari Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial (Ditjen Dayasos), Bukhori selanjutnya menyerahkan bantuan tunai sebesar Rp 150 ribu kepada 100 penerima manfaat serta bantuan penguatan daya tahan tubuh dan pencegahan Covid-19 bagi Yayasan Nurul Amal, Kabupaten Semarang.

Tidak hanya itu, anggota DPR Fraksi PKS ini juga membawa bantuan dari Ditjen Rehabilitasi Sosial berupa bantuan kewirausahaan bagi kelompok difabel seperti peralatan las, mesin jahit, freezer, dan bahan sembako dengan total nilai bantuan sebesar Rp 291 juta.

Sementara dari Ditjen Penanganan Fakir Miskin, legislator daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah 1 ini menyerahkan bantuan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RTLH) bagi 134 penerima manfaat yang tersebar di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Kendal dengan total nilai bantuan sebesar Rp 2,6 miliar.

Selain menyerahkan bantuan, Bukhori turut mengajak Menteri Sosial Risma menyelesaikan masalah penyaluran Bansos di daerah pemilihannya.

Berdasarkan aspirasi yang dia terima sekaligus temuannya di lapangan, dirinya menjelaskan sejumlah persoalan distribusi bansos kepada Menteri Sosial, misalnya keterlambatan pencairan, kesalahan data, kartu ATM milik penerima manfaat yang diblokir oleh bank, hingga pengaturan e-wallet yang gagal.

“Kami tidak punya wewenang untuk melakukan intervensi lebih jauh dalam beberapa hal terkait masalah bantuan sosial. Sebab itu, kami berinisiatif mengundang Menteri Sosial untuk melihat secara langsung masalah yang konstituen kami hadapi sekaligus membantu kami memecahkan masalah yang terjadi dengan kewenangan yang dimiliki,” ujar Bukhori saat membagikan Bansos di hadapan Mensos Tri Rismaharini, Sidoarjo, Minggu (5/9).

Merespons hal itu, Menteri Sosial memerintahkan perwakilan Himpunan Bank Negara (Himbara) untuk segera menyelesaikan masalah pemblokiran ATM hingga pengaturan ulang e-wallet milik penerima manfaat dalam waktu singkat.

Selain itu, ia juga menginstruksikan kepada jajarannya di kementerian sosial dan dinas sosial terkait untuk membenahi masalah lainnya secara tepat dan cepat.

Di akhir acara, politisi PKS ini menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasinya atas respons positif Menteri Sosial yang memenuhi undangannya untuk menangani secara langsung persoalan sosial di Dapilnya.

“Apa yang dikerjakan oleh Menteri Sosial ini sesungguhnya sejalan dengan ajaran agama, yakni siapa yang memudahkan urusan orang lain, maka Allah akan mudahkan urusannya,” tutup anggota Komisi Agama dan Sosial DPR ini.

Sumber: rmol.id

Kategori
Politik

Seperti Ahok, Risma Cuma Marah dan Overacting tapi Kinerja Tidak Signifikan

IDTODAY NEWS – Gaya politik marah-marah Menteri Sosial Tri Rismaharini mirip mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok. Keduanya lebih mengedepankan sensasi ketimbang kinerja.

Begitu kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Kamis pagi (2/9).

“Risma setara dengan BTP (Ahok), hanya soal marah dan overacting, sementara hasil kerja tidak signifikan,” katanya.

Dedi Kurnia menyebut bahwa sikap Risma marah-marah soal distribusi bansos di Jember dan teranyar di Riau, tidak semestinya dipertontonkan ke publik. Seharusnya seorang menteri memberikan solusi bukan hanya marah-marah.

Sebab, citra politik marah-marah Risma seperti BTP alias Ahok dinilai sudah tidak efektif untuk mengerek elektoral.

“Bahkan jauh lebih baik tokoh lain yang tidak gemar membangun popularitas,” katanya.

Atas dasar itu, pengamat politik dari Universitas Telkom ini menyatakan wajar apabila Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyarankan agar Risma mundur karena kerjanya cuma bisa marah-marah.

“Memang jika dibanding kinerja, tampak lebih menonjol adalah aksi marah-marah,” pungkasnya.

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid sebelumnya menyarankan agar Risma mundur dari jabatan menteri jika memang sudah tidak bisa mencari solusi.

“Tidak ada gunanya marah-marah lah. Kalau marah-marah terus kan mending mundur aja. Artinya kan enggak mampu bekerja,” ujar Jazilul di Media Center DPR RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/8).

Menurut Wakil Ketua MPR RI fraksi PKB ini, aksi marah-marah Risma membuktikan ketidakmampuan mengkoordinir anak buahnya yang seharusnya bisa dievaluasi di internal Kementerian Sosial. Apalagi, penyaluran bansos yang dipersoalkan Risma merupakan kewenangan Kementerian Sosial RI.

“Oleh sebab itu yang dipentingkan hari ini koreksi yang di dalam (pegawai Kemensos),” kata Jazilul.

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini mengamuk di sebuah forum di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dalam sebuah video yang beredar di jagat maya, mantan Walikota Surabaya itu terlihat menuding-nuding lembaga perbankan, yang kemudian meminta semua pihak untuk bersinergi agar penyaluran bansos tidak lagi terlambat.

“Omong kosong. Itu sebenarnya kita yang harus jawab. Sementara kamu seperti itu,” cetus Risma sembari menunjuk ke arah pihak yang ia tuding dengan nada tinggi.

Teranyar, Risma marah-marah lagi pada sejumlah kepala dinsos di Riau. Ia menyatakan banyak bantuan PKH dan BST yang tak terdistribusi.

Sumber: rmol.id