Kategori
Daerah

Mohammad Fauzil Adhim: Pujian Menag untuk Banser Bikin Susah Orangtua Mendidik Anak

IDTODAY NEWS – Makin berat tantangan mendidik anak di masa sekarang, terutama ketika keluarga muslim membuka dirinya terhadap berbagai kebisingan sosial. Kebingungan nilai dapat dengan mudah terjadi, kecuali jika orangtua hadir sebagai sosok yang kokoh, benar-benar dipercaya dan dihormati sepenuhnya oleh anak. Bukan cuma di permukaan hormat, sementara di balik itu anak sebenarnya sekedar menjaga perasaan orangtua. Orangtua hadir sebagai sosok yang kokoh sekaligus secara sengaja menanamkan prinsip hidup, orientasi hidup dan keyakinan hidup yang bersumber dari keimanan yang teguh.⁣

Tetapi jika orangtua lemah perannya, atau sudah cukup aktif tetapi banyak disibukkan dengan kebisingan dari luar, maka kebingungan nilai dapat terjadi.⁣

Ambillah contoh sederhana. Bagaimana anak akan dapat memaknai kata santun, toleran maupun damai jika anak muda yang teriak-teriak tanpa adab, menyalak dengan suara menggelegar memenuhi seluruh penjuru langit hingga nyamuk pun tak sempat berdenging, justru dipuji dan diapresiasi sebagai cara-cara damai??! Bukankah terhadap Fir’aun saja Nabi Musa ‘alaihissalam diperintahkan untuk berbicara dengan santun dan menyentuh? Padahal kakek yang ada di hadapan anak muda itu bukan Fir’aun.⁣

Tantangan mendidik di segala zaman sebenarnya sama. Tetapi intensitasnya bisa berbeda. Ini semua menunjukkan betapa orangtua semakin perlu berbenah memperbaiki diri.

(Mohammad Fauzil Adhim)

Kategori
Daerah

Sosok Ustadz Zainulloh, Seorang Ustadz Yang Sangat Tenang Walau Dihardik Banser

Pembawaannya tenang..

Gak sedikitpun mengisyaratkan beliau ketakutan kala ratusan orang mengepung dan menghardiknya.

Tutur katanya jelas dan teratur..

Tidak terbata saat meminta laporkan dirinya pada yang berwajib jika menemukan kesalahan.

Dihadapannya selain ada Banser, ada 2 orang polisi yang hanya terpaku tanpa berani maju. Membiarkan seorang ketua Ansor berlaku arogan, mengangkangi kewenangan pria berseragam coklat.

Si pria berpeci putih tetap memainkan peranannya, duduk santai menikmati makian dengan seulas senyuman.

Dirinya tau hukum dan aturan. Tidak ada satupun UU yang melarangnya melakukan aktifitas. Bagaimana mungkin dia harus tunduk dengan permintaan surat pernyataan? Biarlah pengadilan yang memutuskan dia bersalah atau tidak. Bukan menuruti persekusi.

Pria berseragam mirip tentara yang konon anggota DPRD itu harusnya lebih paham konstitusi.

Dirinya dan para anak buah berseragam disekelilingnya tidak mempunyai hak mengintimidasi orang lain. Bersikap arogan dan sewenang-wenang.

Pria berpeci masih tetap tersenyum. Memegang teguh apa yang diyakini benar olehnya. Tiada gentar menghadapi ratusan berseragam loreng, tiada gusar dengan makian yang kasar.

Hormat untuk pria berpeci putih, terima kasih sudah mengajarkan pada kami bagaimana adab menghadapi kemarahan.

Berikut akun fb beliau: https://web.facebook.com/zainulloh.muslim?_rdc=1&_rdr

Sumber: portal-islam

Kategori
Daerah

Tokoh Papua: HTI Sudah Bubar Diributi, Sementara Ada yang Mau Rubah Pancasila Banser Tidak Ngamuk, Aneh

IDTODAY NEWS – Tokoh masyarakat Papua Christ Wamea merasa aneh dengan tindakan puluhan anggota Banser yang melakukan intimidasi atas seorang guru dan juga ulama di Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Itu karena organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah resmi dibubarkan tetapi masih dipersoalkan oleh Banser.

Sementara, dalam wacana pengkerdilan Pancasila dalam RUU Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) di mana Pancasila diwacanakan menjadi Ekasila tidak diributkan.

Padahal selama ini ormas Banser sering menyatakan diri sebagai penjaga NKRI dan Pancasila.

“Di video ini terlihat ada dua polisi di TKP. Polisi tersebut tidak interogasi pak kyai tapi Banser yang interogasi pak kyai. HTI yang sudah dibubarkan diributin sementara yang nyata2 mau rubah pancasila sah 18 Agustus 1945 menjadi eka sila dan trisila versi 1 Juni 1945 Banser tidak ngamuk. Aneh2 saja,” kata Chist Wamea di akun twitternya @ChristWamea dikutip Sabtu(22/8).

Dalam sebuah video viral, seorang ulama dikelilingi sejumlah orang berbaju loreng yang mengenakan atribut Barisan Serbaguna atau Banser.

Sementara itu, Menteri Agama Fachrul Razi mengapresiasi langkah tabayyun atau klarifikasi yang dilakukan oleh Banser PC Ansor Bangil.

Klarifikasi itu berkenaan dengan adanya dugaan penghinaan terhadap tokoh NU Habib Luthfi oleh akun media sosial salah seorang guru di sebuah yayasan lembaga pendidikan Islam di Rembang.

Yayasan tersebut diduga menjadi tempat penyebaran ideologi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang keberadaannya sudah dilarang oleh Pemerintah.

“Saya memberi apresiasi atas langkah tabayyun yang dilakukan oleh Banser PC Ansor Bangil yang mengedepankan cara-cara damai dalam menyikapi gesekan yang terjadi di masyarakat terkait masalah keagamaan,” tutur Menag Fachrul Razi di Jakarta, Sabtu (22/08).

Menag kembali mengingatkan agar masyarakat berhati-hati bermedia sosial dan tidak menggunakannya untuk mengumbar kebencian, cacian, apalagi terkait isu keagamaan yang sangat sensitif.

Sumber: indonesiainside.id |Eko Pujianto

Kategori
Daerah

Terkait Banser dan Ust Zainullah, Menag Fachrul Razi: Saya Apresiasi Langkah Tabayyun yang dilakukan Banser

IDTODAY NEWS – Aksi yang dilakukan Banser PC Ansor Bangil Pasuruan, Jatim, direspons positif Menteri Agama Fachrul Razi .

Diketahui, Banser berupaya melakukan tabayun atau klarifikasi berkenaan dengan adanya dugaan penghinaan terhadap tokoh NU Habib Luthfi oleh akun media sosial salah seorang guru di sebuah yayasan lembaga pendidikan Islam di Rembang.

Yayasan tersebut diduga menjadi tempat penyebaran ideologi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), yang keberadaannya sudah dilarang pemerintah.

Ketua PC Ansor Bangil Saad Muafi menemui Zainulloh, yang disebut sebagai pimpinan di lembaga pendidikan madrasah dengan nama Yayasan Al Hamidy Al Islamiyah.

Meski terjadi perdebatan panas, tetapi tidak terjadi aksi kekerasan.

“Saya apresiasi langkah tabayyun yang dilakukan Banser PC Ansor Bangil yang mengedepankan cara-cara damai dalam menyikapi gesekan di masyarakat terkait masalah keagamaan,” kata Menag Fachrul Razi dalam siaran persnya, Sabtu (22/8).

Dia kembali mengingatkan agar masyarakat berhati-hati bermedia sosial dan tidak menggunakannya untuk mengumbar kebencian, cacian, apalagi terkait isu keagamaan yang sangat sensitif.

Fachrul menegaskan, tidak ada ruang untuk berkembangnya ideologi apapun yang dimaksudkan sebagai pengganti Pancasila sebagai ideologi negara.

“Setiap umat beragama harus memiliki komitmen kebangsaan atas dasar Pancasila dan UUD 1945 yang telah menjadi kesepakatan bersama. Kesalehan dalam beragama tidak boleh dihadap-hadapkan dengan kesetiaan dalam bernegara,” bebernya.

Menag sangat menghargai partisipasi masyarakat, seperti ditunjukkan Banser Bangil, dalam menjaga kerukunan dan mengawal komitmen kebangsaan, dengan tetap berpegang pada koridor hukum.

“Ini contoh yang baik. Kalau ada pelanggaran dan penyimpangan, memang seyogyanya diserahkan pada proses hukum yang berlaku, hindari aksi kekerasan,” terangnya.

Menurut Menag, jajarannya di Kankemenag Pasuruan sudah menindaklanjuti laporan dari masyarakat terkait dugaan penyebaran ideologi HTI di wilayah tersebut.

“Aparat kami di Kanwil Jatim dan Kankemenag Pasuruan telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini sesuai ketentuan,” pungkasnya.

Sumber: jpnn

Kategori
Daerah

Prof Musni Umar Kecam Video Banser Intimidasi Ulama: Memalukan Sekali, Padahal Dia Anggota DPR

IDTODAY NEWS – Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Prof Musni Umar mengecam tindakan puluhan anggota Banser intimidasi ulama di Rembang, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

“Memalukan sekali. Melakukan intimidasi dan memaksa ulama. Padahal dia anggota DPR yang terhormat,” kata Prof Musni Umar mengomentari video Banser persekusi ulama yang dibagikan oleh akun Twitter @C_NdoenK_531, Jumat (21/8).

Dalam video itu, seorang ulama dikelilingi sejumlah orang yang mengenakan atribut Barisan Serbaguna atau Banser.

Aksi itu dipimpin oleh Saad Muafi, Ketua PC Anshor Bangil yang juga Anggota DPRD Kabupaten Pasuruan.

“Anggota dewan berteriak-teriak tanpa adab di hadapan kiyai sepuh. Justru dia sedang mempermalukan dirinya sendiri,” cetus @C_NdoenK_531 yang membagikan vidoe tersebut.

Dalam video titu, seorang ulama yang mengaku bernama Zainullah mempertanyakan alasan Banser melakukan intimidasi kepadanya.

“Salah saya itu di mana?,” kata Zainullah.

Saad Muafi kemudian menjelaskan bahwa Zainullah bersalah karena mengajarkan ideologi HTI. Padahal, HTI merupakan organisasi terlarang di Indonesia.

“Karena (HTI) dilarang oleh Undang-undang. Perpu Nomor 2 Tahun 2017, tidak boleh lagi ada organisasi HTI dan seluruh ideologinya. Itu salah,” kata Saad Muafi.

Menanggapi hal itu, Zainullah menyarankan agar Banser melapor ke polisi dengan menunjukkan bukti-bukti kesalahannya.

“Kalau saya salah, laporkan ke polisi. Sampeyan tunjukkan buktinya apa saya salahnya,” jawab Zainullah.

Saad Muafi mengatakan bahwa kepala desa setempat dan semua warga desa juga sudah mengetahui bahwa Sainullah menyebarkan ideologi khilafah.

“Nama saya Zainullah, terus salah saya apa? Buktinya mana sampeyan nuduh seperti itu? Laporkan ke polisi, laporkan ke Koramil, ke yang berwajib,” tantang Sainullah.

“Nama Zainullah, alamat ini, salahnya ini, sampeyan tunjukkan buktinya, sidang di pengadilan, ok silahkan,” ucapnya.

Menjawab itu, Saad Muafi menegaskan bahwa dia pasti akan melaporkan ke polisi.

Menurut Saad Muafi, gara-gara ajaran HTI, anak buah Zainullah, menghina Habib Lutfi dan NU di media sosial.

Sainullah menjawab bahwa sebaiknya hal itu dilaporkan ke polisi saja untuk diproses. Sebab, Indonesia adalah negara hukum.

Saad Muafi kemudian meminta Sainullah untuk berjanji tidak lagi menyebarkan ideologi khilafah di Rembang.

Namun lagi-lagi Zainullah meminta agar masalah tersebut dilaporkan ke polisi dengan menunjukkan bukti-buktinya.

“Sampeyan laporkan saja saya. Laporkan saja saya salah apa. Kalau saya salah, laporkan saya. Sampeyan anggota DPR,” tutur Sainullah.

“Saya di sini bukan atas nama anggota DPR, saya di sini atas nama Ketua Ansor. Dan saya berkewajiban mengamankan wilayah saya dari ajaran khilafah,” kata Saad Muafi dengan suara keras.

Berikut ini video Banser intimidasi ulama di Rembang, Pasuruan, Jawa Timur:

Sumber: pojoksatu.id

Kategori
Daerah

Zainullah, Pria Tua ini Diinterogasi Puluhan Pemuda Berbaju Banser Dituduh HTI

IDTODAY NEWS – Beredar video berdurasi 2 menit 20 detik di media sosial Twitter yang memperlihatkan seorang pria tua dikelilingi pemuda berbaju loreng-loreng mirip seragam Barisan Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU).

Video tersebut diunggah oleh akun @Muslim_AntiPKI, Jumat (21/8) pukul 11.04 WIB dan mendapatkan ratusan like dan retweet.

Dalam video tersebut, tampak pria tua mengenakan peci putih berbaju batik diinterogasi dan disebut menyebarkan ideologi khilafah dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

“Siapa pentolannya HTI? Sampeyan ambe po nyebarno ideologi HTI? (anda sama siapa mau menyebarkan ideologi HTI?)” tegas pria berbaju loreng bersongkok hitam dalam video.

Merasa diintimidasi, pria tua tersebut berulangkali bertanya mengenai kesalahannya kepada para pemuda yang mengerubunginya. Namun pria berbaju loreng tetap menuding pria tua tersebut sebagai penyebar ajaran yang dilarang.

“Lho wong wis dilarang kok salahnya? Opo bedane ambe PKI, wong wis dilarang ning negara iki, hayo aku kepengen weruh alesane? Kepengen ganti negoro iki tah? (sudah dilarang kok nanya salahnya, apa bedanya dengan PKI yang sudah dilarang di negara. Saya mau tahu alasannya, mau ganti negara ini?)” tegas pemuda berbaju lureng di video tersebut.

“Karena dilarang oleh UU. Perppu Nomor 2/2017 tidak boleh lagi ada, ya, organisasi HTI dan seluruh ideologinya. Itu salah,” lanjutnya.

Tak terima dituduh, pria tua itu pun meminta pihak yang menuduhnya HTI dan menyebarkan ideologi khilafah untuk melaporkan ke pihak berwajib dengan menyertakan barang bukti.

“Kalau saya salah, saya laporkan ke polisi. Sampeyan (kalian) tunjukkan buktinya apa saya salahnya, nama saya Zainullah, terus salah saya apa?” ucap Zainullah dengan nada lembut.

Dengan nada tinggi, pria berbaju loreng itu pun menegaskan dengan kepada pria tua yang diketahui bernama Zainullah itu. “Salahnya nyebar ideologi khilafah. Iya apa enggak?” serunya.

“Buktinya mana sampeyan nuduh seperti itu,” tanya pria tua yang mengaku bernama Zainullah.

Menurut pria berbaju loreng itu, Kepala Desa dan semua orang di kampung tersebut sudah mengetahui pergerakan dari Zainullah yang dianggap telah menyebarkan ideologi khilafah HTI.

“Laporkan ke polisi, ke Koramil, ke yang berwajib, nama Zainullah alamat ini salahnya ini, sampeyan tunjukkan buktinya sidang di pengadilan oke silakan. Iya silakan,” ucap Zainullah menjawab.

“Saya pastikan akan saya laporkan,” tekan pria berbaju loreng itu lagi.

Tak henti sampai di situ, pria berbaju loreng yang tidak diketahui namanya itu pun kembali menegaskan bahwa Zainullah telah menyebarkan ideologi khilafah hingga para pengikutnya menghina ulama Nahdlatul Ulama (NU) Habib Lutfi dan menghina NU itu sendiri.

“Ini, gara-gara ajarane sampeyan (ajaran anda), anak buahe sampeyan nginokno (anak buah anda menghina) habib Lutfi nginokno (menghina) NU,” tegasnya.

Perdebatan keduanya berlangsung cukup lama hingga pria tua tersebut menyebut bahwa pria yang menekannya disebut sebagai salah seorang anggota DPR RI.

“Saya salah apa. Kalau saya salah, laporkan saja. Sampeyan punya bukti, sampeyan kan anggota DPR,” kata Zainullah.