Kategori
Dunia

Tak Terima Turki Dikeroyok, Rusia Langsung Kirim Armada Perangnya ke Laut Mediterania Hadapi Militer Yunani-Prancis

IDTODAY NEWS – Militer Yunani melakukan manuver tempur ke wilayah perbatasan Turki.

Bukan hanya Yunani, militer Prancis juga mengerahkan kapal induk Charles de Gaulle ke perairan Laut Mediterania Timur pada Rabu 2 September 2020.

Baik militer Yunani-Prancis akan melakukan hantaman ke wilayah Turki dan merebut sebagian teritorinya.

Posisi Turki menjadi kini terjepit dan tidak disangka-sangka armada perang Rusia mendadak datang ke laut Mediterania bersiap menghadapi militer Yunani.

Tak hanya itu, ternyata Armada Angkatan Laut (AL) Rusia pun bakal menuju lokasi yang sama dengan alasan menggelar latihan di Mediterania timur pekan depan.

Langkah itu diyakini dapat memicu gesekan di tengah ketegangan di wilayah tersebut.

“Kapal perang Rusia akan melakukan latihan tembak antara 8-22 September dan 17-25 September,” kata situs angkatan laut Turki dilansir zonajakarta.com dari Bloomberg dan Galamedianews, Kamis (3/9/2020)

Igor Korotchenko, Kepala Pusat Analisis Perdagangan Senjata Dunia di Moskow, mengatakan latihan itu adalah unjuk kekuatan Rusia terhadap NATO dan bukan upaya untuk mendukung Turki.

Namun baik Yunani maupun Prancis melihat kekuatan tangguh Rusia di Mediterania berpotensi mengusir mereka dari wilayah yang disengketakan.

“Kami memang memiliki hubungan ekonomi dan pertahanan yang kuat dengan Turki, tetapi kebijakan kami adalah menghindari dukungan dari kedua belah pihak dalam perselisihan ini,” katanya melalui telepon.

Rusia akan mengawasi armada NATO, Yunani dan Prancis agar tak macam-macam dengan Beruang Merah Sputnik / V. Kiselev

“Turki cukup mampu menjaga kepentingannya sendiri,” tegas Igor.

Turki dan NATO tengah berselisih atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Ankara.

Turki juga bertentangan dengan Uni Eropa atas sengketa teritorialnya dengan anggota blok itu Yunani dan Siprus.

Kekuatan Uni Eropa, Prancis, baru-baru ini telah meningkatkan kehadiran militernya di wilayah tersebut untuk menopang negara-negara tersebut.

“Ada orang-orang yang datang dari ribuan kilometer dan mencoba untuk menggertak, mengklaim hak dan memainkan peran malaikat pelindung,” kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar dalam sebuah postingan di Twitter, dengan referensi yang jelas ke Prancis.

“(Turki) tidak mungkin menerima ini, mereka akan kembali secepat mereka datang,” imbuhnya.

Eksplorasi energi Turki di Mediterania timur telah memicu ketegangan dengan Yunani dan Siprus yang berakar pada interpretasi yang bertentangan tentang perbatasan laut, serta perseteruan antara Turki dan Siprus atas cadangan gas di sekitar pulau itu, yang sepertiga utaranya dikendalikan oleh pasukan Turki.

Ketegangan baru muncul minggu ini ketika Amerika Serikat (AS) melonggarkan embargo senjata yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Siprus.

Turki mengutuk langkah itu dan mendesak Washington untuk membatalkannya, dengan mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil “langkah timbal balik” untuk melindungi warga Siprus yang berbahasa Turki.

Pasukan Turki merebut sepertiga utara Siprus pada tahun 1974, menyusul upaya kudeta di mana junta militer di Athena berusaha untuk menyatukan Siprus dengan Yunani.

Republik Siprus secara resmi memiliki kedaulatan atas seluruh pulau, meskipun pada dasarnya tetap terbagi.*

Sumber: zonajakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *