IDTODAY NEWS – Wakil Sekertaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI), Tengku Zulkarnain menyentil seseorang yang dianggapnya tidak sanggup berdebat hingga harus bawa-bawa gelar akademis.

“Kalau mau debat bawa akal, bawa otak, bukan bawa gelar. Buat apa bawa gelar kalau kalah debat?,” sindir Tengku Zulkarnain di akun twitternya, Rabu (2/9).

Dia melanjutkan, dalam debat penonton ingin mendengar argumen bukan malah menyebut-nyebut gelar. Atau bahkan menyerang pribadi.

“Penonton mau dengar hujjah dan keunggulan mempertahankan pendapat,” ucap Tengku Zul.

“Bukan keunggulan menyerang pribadi orang Komunis selalu bawa ajaran Mao, jika kalah berhujjah, serang pribadinya.” Katanya lagi.

Dia mengatakan, di negara-negara Eropa dan Amerika, semu dosen di perguruan tinggi disebut profesor apa pun gelarnya.

“Di luar negeri spt Amerika, Eropa, India dll semua Dosen Perguruan Tinggi disebut Profesor.” Katanya

“Di Indonesia Profesor itu karena punya pangkat IV B sekolah S3 atau Golongan IV D atau IV E bukan S3. Jadi kareba lama mengajar dan rajin utus kenaikan pangkat disebut Profesor. Kalau Ilmu?” Sambung Tengku Zul.

Baca Juga  Muhammad Kece dan Jozeph Paul Zhang Bukan Hanya Intoleransi, Tapi Merusak Kerukunan

Meskipun tidak secara gamblang maksud sindiran Tengku Zul itu kepada siapa, namun netizen menduga, sindiran itu ditujukan ke Guru Besar Universitas Air Langga (Unair), Henry Subiakto saat debat dengan Rocky Gerung di program ‘dua sisi’ TV One.

Saat itu, dalam debat Henry menyerang Rocky Gerung soal gelar akademisnya. Henry juga membawa-bawa statusnya sebagai Guru Besar di Unair.

Baca Juga  Besok, BEM Seluruh Indonesia Kembali Demo Desak Jokowi Cabut UU Cipta Kerja

Sumber: fajar.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan