IDTODAY NEWS – Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Aswanto yang memimpin sidang gugatan hasil Pilkada Kuantan Singingi pasangan Halim-komperensi, Jumat (29/1/2021).

Dalam sidang dengan nomor perkara 60/PHP.BUP-XIX/2021 tersebut Kuasa hukum pasangan Halim-komperensi disemprot Hakim MK, Aswanto.

Aswanto kala itu didampingi dua hakim lain, Suhartoyo dan Daniel Yoesmic F Foekh, menyebut, Kuasa Hukum Halim-Komperensi melakukan tindakan copy paste dalam surat tuntutan yang dilayangkan ke MK.

Seperti yang diketahui Kuasa Hukum Halim-Komperensi adalah yakni Asep Ruhiat & Partners.

Hakim MK menemukan sejumlah kesamaan redaksional dengan perkara Pilkada Rokan Hilir bernomor perkara 85/PHP.BUP-XIX/2021.

“Kuasa hukum 85 dan 60 satu lembaga? Pantas saja ini banyak meng-copy paste saja. Saya baca ini tidak ada bedanya,” cecar Hakim MK Aswanto dikutip dari Riauonline.co.id–jaringan Suara.com.

Menurutnya, majelis hakim hal ini tidak dapat dilakukan karena karakteristik permasalahan dua kabupaten tersebut berbeda.

Tak pelak hakim menyebut hal ini sebagai plagiasi.

Baca Juga  Debat Kedua Pilkada Pangkep, Anir-Lutfi Siap Beri Kejutan

“Saudara baca di halaman 6 permohonan 85 ini sama dengan halaman 21 permohonan 60. Ini penyakitnya beda obatnya sama. Kan masing-masing kabupaten beda karakteristiknya. Ini argumentasi saudara kalau di karya ilmiah ini sudah masuk plagiasi. Ini banyak sekali yang sama,” ujar Hakim.

Hakim menyebut, hal ini seharusnya dicermaati oleh kuasa hukum dan jangan beranggapan bahwa majelis hakim tidak melakukan pemeriksaan secara detail terhadap tuntutan Pilkada tersebut.

“Jangan dikira mahkamah tidak periksa. Mahkamah periksa sampai titik koma,” tegas Majelis Hakim.

Baca Juga  Pengamat: Calon Tunggal Vs Kotak Kosong Terjadi Karena Hilangnya Idealisme Partai

Diketahui Asep Ruhihat dan Partners menjadi kuasa hukum untuk dua paslon yakni Suyatno dan Jamiluddin di Rokan Hilir dan Halim-Komperensi.

Perbedaannya hanya pada susunan kuasa hukumnya saja dimana pada kasus Suyatno Jamiluddin dikuasakan pada Aswandi dan Asep Ruhihat, sementara pada kasus Halim-Komperensi dikuasakan pada Asep Ruhihat dan Artion.

Baca Juga: Jokowi: Selamat Ulang Tahun Nahdlatul Ulama

Sumber: suara.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan