Twit Fadjroel Nyerang SBY Digoreng-goreng Kembali

Fadjroel Rachman,(Foto: Antara/M Ali Wafa)

IDTODAY NEWS – Hingga akhir November 2020, utang pemerintah Indonesia menembus nyaris di angka Rp 6 ribu triliun.

Gara-gara utang yang makin bengkak itu, Jubir Presiden, Fadjroel Rachman kena imbasnya. Twit Fadjroel yang pernah nyerang Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono soal utang, digoreng-goreng kembali.

Pada 10 September 2014, Fadjroel yang saat itu masih berstatus sebagai tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla, membuat cuitan kontroversial di akun Twitternya, @fadjroeL. Cuitan itu sebagai euforia atas kemenangan Jokowi-JK dalam Pilpres 2014.

“Ayo Indonesia, kita kawal Presiden Jokowi untuk tidak menyelenggarakan negara menggunakan utang. Cukup SBY utang ugal-ugalan,” demikian bunyi cuitan Fadjroel.

Setelah 6 tahun, cuitan Fadjroel kembali diungkit-ungkit lagi. Yang menggoreng cuitan Fadjroel adalah politisi Demokrat, Ossy Dermawan. Lewat akun Twitter miliknya, Ossy memposting ulang tangkapan layar dari cuitan Fadjroel.

“Melihat situasi utang saat ini, mohon agar twit ini bisa dijelaskan oleh yang bersangkutan agar masalahnya menjadi KLIR,” cuit Ossy, Kamis (24/12) lalu.

Cuitan Ossy ini mendapat beragam tanggapan dari warga dunia maya. Ada 1.400 netizen yang memberikan komentar dan 4.600 orang menyukai cuitan tersebut.

“Bang @fadjroeL tolong dijawab sesuai substansi, dan jangan mempermasalahkan tentang sebuah kalimat “Klir” lagi,” sindir akun @GueBorneo. “Om Fadjroel.. kawal utangnya, jangan ugal-ugalan,” timpal akun @oposisiygkritis. “Klir kita kawal utang ribuan triliun utang JKW yang lebih gila ugal-ugalannya,” sambut akun @indrawsk.

Baca Juga  Demokrat Dukung Gerakan BEM SI, Teddy Gusnaidi: Gue Tunggu Nyali AHY dan SBY Turun ke Jalan

Meskipun namanya disebut dan di-mention banyak orang, Fadjroel tidak memberikan komentar apa pun. Hingga tadi malam, eks Komisaris Adhi Karya itu tidak sekalipun mencuitkan pendapatnya terkait utang pemerintah.

Untuk diketahui, posisi utang pemerintah per akhir November 2020 berada di angka Rp 5.910,64 triliun dengan rasio terhadap PDB (Product Domestic Bruto) sebesar 38,13 persen.

Dengan jumlah tersebut, Bank Dunia memasukkan Indonesia di peringkat ke-6 dengan jumah utang terbesar di dunia. Lima negara lain selain China, yang memiliki utang terbesar di dunia adalah Brasil, India, Meksiko, Rusia, dan Turki.

Apakah utang akan semakin membengkak? Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah mengatakan, porsi utang akan sangat dipengaruhi oleh segala jenis subsidi pemerintah, terutama bantuan sosial.

Baca Juga : Uno-Risma Sibuk Kerja, Yaqut Sibuk Klarifikasi

Kendati begitu, sukses atau tidaknya program vaksinasi, menurut Piter, juga bakal memberi pengaruh terhadap keberhasilan pemulihan ekonomi.

Apabila ekonomi belum pulih dan pendapatan pemerintah masih minim, mau tidak mau, utang akan terus meningkat. Bahkan biaya untuk pemulihan ekonomi itu akan terus berlanjut hingga tahun 2022.

“Kalau vaksin Corona tidak efektif atau tidak sesuai rencana, dipastikan pandemi akan terus berlanjut. Pemerintah masih harus menanggung biaya pemulihan ekonomi sampai tahun 2022,” ujar Piter.

Sementara, pemerintah masih harus merogoh kocek untuk mengeluarkan bantuan sosial (bansos), lalu stimulus untuk UMKM dan juga Kartu Pra Kerja. “Bisa terjadi sejak bulan Januari 2021 atau bulan selanjutnya, utang akan terus bertambah,” katanya.

Ekonom senior Dradjad Wibowo juga mengkritik tingginya beban utang dalam setiap APBN Indonesia. Utang yang tinggi menimbulkan risiko bagi perekonomian. Baik utang dalam negeri maupun luar negeri. Menurutnya, APBN tidak bisa terus bergantung pada utang, sementara ada sisi pendapatan lain yang belum diberdayakan.

Apa tanggapan Kemenkeu? Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu, Rahayu Puspasari mengatakan, pemerintah mengelola utang dengan prinsip kehati-hatian dan terukur. Kata Rahayu, pihaknya selalu berkoordinasi dengan BI memantau perkembangan utang luar negeri.

Selain itu, Kemenkeu juga akan memaksimalkan peran pemerintah dalam mendukung pembiayaan pembangunan dengan meminimalisasi risiko yang memengaruhi stabilitas perekonomian.

Di dunia maya, jumlah utang ini tentu saja menjadi sorotan warga dunia maya. “Masih tersisa Rp 5.090 T Genapin Rp 11 ribu T,” cuit akun @ujang_awit. “Ini utang nggak ikutan program KB apa? Berkembang biaknya cepet bener,” sambung akun @MakanApaAj4.

“Sing bayar kih sopo??…hati-hati…di akherat nanti ditagih loh….,” tanya akan @JoeWongJava. “Cicilannya sampe ke anak cucu,” timpal akun @HendriPurnadi.

“APBN sekitar 2.000 T, bayar bunga utang sekitar ratusan T per tahun, yang didapat dari utang juga, jadi buat bayar bunga utang saja harus berutang lagi, belum lagi tahun ini pendapatan negara tekor 900 T,” kata akun @bobsaid88

Namun, akun @JustKaka04 coba menjelaskan soal posisi utang. Menurutnya, rakyat tak perlu khawatir dengan ukuran besar kecilnya utang negara. “Sepanjang utang tersebut dikelola dengan prinsip kehati-hatian dan tingkat kemampuan bayar (solvancy ratio) cukup baik!” cuit akun @JustKaka04.

Baca Juga:Kecewa PSI Musuhi Anies Baswedan, Refly Harun: Partai Politik Kok Jadi Sarana Membenamkan Demokrasi

Sumber: rmco.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan