IDTODAY NEWS – Anak sulung dan menantu Presiden Joko Widodo selangkah lagi menjadi Wali Kota Solo dan Medan. Mereka unggul berdasarkan hasil Sistem Informasi Rekapitulasi yang dipublikasikan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Selain mengumumkan raihan suara, KPU mengungkap keduanya mengeluarkan dana kampanye jauh lebih besar dibandingkan lawan.
Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi yang menjadi calon Wali Kota Solo bersama wakil Teguh Prakosa, mengeluarkan dana Rp5,9 miliar. Jumlahnya memang jauh di bawah limit pengeluaran yang ditetapkan KPU Kota Solo, yakni Rp 19,8 miliar, tapi 50 kali lipat lebih banyak dibandingkan pengeluaran lawannya, Bagyo Wahyono dan FX Suparjo (Bajo).
Laporan pengeluaran Bajo hanya Rp110 juta. Bajo bahkan tidak menggunakan semua anggaran, sebab masih ada selisih atau sisa Rp43 juta yang tak mereka pakai.
Bajo yang maju melalui jalur independen melaporkan penerimaan Rp153 juta, semuanya berasal dari sumbangan. Sementara Gibran-Teguh melaporkan penerimaan sama besar dengan pengeluaran; dana kampanye dari mereka sendiri sebesar Rp25 juta, sumbangan Rp650 juta.
Ketua Tim Pemenangan Gibran-Teguh Putut Gunawan mengatakan porsi paling besar modal kampanye adalah “biaya sosialisasi dengan tokoh-tokoh masyarakat.”
“Kedua, untuk operasional petugas pemilu dari partai, kemudian untuk biaya saksi-saksi,” kata Putut pekan lalu.
Dia mengklaim dana itu memang “tonggak pencapaian perolehan suara” sehingga Gibran-Teguh mendapatkan 85,13 persen suara.
Ketua Tim Pemenangan Bajo, Sigit Prakosa, berkata semula percaya “gerakan rakyat” dengan mengandalkan sukarelawan akan mampu memenangkan Bajo. Dengan kata lain pakai tenaga, bukan materi. Tapi, ternyata itu tak terbukti. Modal duitlah menentukan perolehan suara.
“Saya sepakat bahwa uang memengaruhi hasil akhir dari kontestasi,” katanya.
Bobby Nasution, menantu Presiden Jokowi, yang berpasangan dengan Aulia Rachman di Pilkada Kota Medan, mengeluarkan dana jauh lebih besar dibandingkan lawannya.