IDTODAY NEWS – Pendakwah Yusuf Mansur mengajak netizen untuk salat sunnah selama 40 hari ke depan, mendoakan masyarakat terutama para pekerja yang terdampak atas pengesahan UU Cipta Kerja. Menurutnya, saat ini hal yang bisa dilakukan adalah berdoa.
“Menemui presiden kita enggak bisa, menemui anggota dewan kita enggak bisa, ketua MPR/DPR kita enggak bisa, ketua fraksi-fraksi kita enggak bisa, ketua partai-partai kita enggak bisa. Mau ketemu siapa kita kalau gak bisa, satu-satunya wakil yang bisa kemudian kita temui kapan saja, izin Allah bahwa dia lah wakil yang paling tinggi, tidak ada wakil lagi setelah dia. Sebaik-baiknya wakil kita, sebaik-baik penolong kita adalah Allah Subhanahu wa ta’ala,” katanya.
Yusuf Mansur mengajak pula keluarga besarnya untuk bersama-sama berdoa selama 40 hari ke depan. Selain kepada para pekerja, doa yang ia maksud juga ditujukan kepada para pengusaha. “Mulai hari ini, 40 hari ke depan, kita salat malam dengan izin Allah. Malam ini sampai 40 malam berikutnya kita doain para pekerja seluruh Indonesia, berikut kemudian pengusaha-pengusahanya dan perusahaan-perusahaannya. Kita doain buruh-buruh se Indonesia,” katanya.
Ayah Wirda Mansur ini berharap dengan adanya ajakan ini bisa meringankan beban para pekerja terutama buruh yang merasa kecewa dengan pengesahan RUU Omnibus Law tersebut pada Senin, 5 Oktober 2020. “Mudah-mudahan salat malamnya di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala membawa tangisannya, membawa air matanya, membawa kesedihannya, membawa kebingungannya, membawa kegundahannya, membawa kemudian ketakutannya, membawa kecemasannya akan rezekinya, pekerjaannya, cutinya, hak pesangonnya,” katanya.
Pemimpin Pondok Pesantren Daarul Qur’an, Tangerang, Banten ini kerap disalahkan karena dianggap menjadi pendukung Joko Widodo. Yusuf Mansur menerima dan ingin menebusnya lewat doa selama 40 hari ke depan.
“Saya terima salah, saya salah. Untuk menebusnya bismillah 40 malam saya juga mengajak teman-teman kita ngadu kepada Allah. Mau ngadu kepada siapa? Kita demo juga diterimanya di pagar kok, mau apa? Bisa kita percaya sama pemimpin-pemimpin yang kemudian ngobrol dengan pemimpin yang lain? Kita gak tahu apa yang dibicarakan di dalam ruang pertemuan,” katanya.
Sumber: tempo.co