Vaksinasi Covid-19 Mandiri Dinilai Berpotensi Gagalkan Target Herd Immunity

V Associate Professor Sosiologi Bencana NTU Singapura, Sulfikar Amir(Foto: KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN)

IDTODAY NWES – Pakar sosiologi bencana Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Sulfikar Amir mengatakan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 secara mandiri berpotensi menggagalkan target pemerintah dalam mencapai herd immunity (kekebalan komunitas).

Menurutnya, dalam situasi pandemi Covid-19 vaksinasi harus dilakukan berdasarkan tingkat risiko dalam populasi.

Di Indonesia, kelompok yang berisiko terdiri dari petugas pelayan publik dan warga lansia yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

“Ketika ada sekelompok orang yang punya uang lebih dan mendapatkan akses memadai dari yang lain ini sebenarnya merusak yang sudah dibangun. Berisiko menggagalkan target herd immunity,” ujar Sulfikar dalam diskusi “Potret Gerakan Digital Indonesia 2020” yang digelar secara virtual oleh Change.org, Senin (18/1/2021).

“Juga secara etika ini tidak etis sebab dia mengambil jatah orang lain,” lanjutnya.

Sulfikar pun mengingatkan bahwa vaksinasi mandiri bersifat komersial. Sehingga, idealnya vaksin yang digunakan pun sudah komersial.

Apabila kondisinya demikian, dia menyebut idealnya vaksinasi secara mandiri dilakukan pada 2022.

“Vaksin ini baru bisa komersial apabila pandemi sudah reda. Lalu terjadi supply vaksin yang besar karena kandidat-kandidat vaksin saat ini mulai masuk ke pasaran,” tutur Sulfikar.

Baca Juga  Kepulan Asap Di DPR Bukan Kebakaran, Cuma Cipratan Alat Las

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah akan membuka opsi vaksinasi Covid-19 secara mandiri oleh perusahaan kepada karyawannya.

Perusahaan akan diizinkan membeli vaksin sendiri dari produsen vaksin Covid-19.

Syaratnya, vaksin tersebut harus sesuai dengan yang diiizinkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Data penerima vaksin juga harus dilaporkan kepada pemerintah sehingga tidak ada tumpang tindih vaksinasi.

“Bolehnya untuk korporasi. Jadi korporasi mau beli (vaksin Covid-19), dengan syarat semua karyawannya mesti dikasih,” ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (14/1/2021).

Baca Juga  Pemimpin Harus Beri Contoh, Sujiwo Tejo Tantang Para Petinggi Divaksin Duluan

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan, akses tersebut mampu mendorong percepatan vaksinasi nasional dan meringankan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Dibukanya akses vaksinasi mandiri akan mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk memenuhi kebutuhan biaya vaksinasi,” kata Rosan dalam siaran pers, Kamis (14/1/2021).

Baca Juga: Ketua PMI Jusuf Kalla Ajak Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen

Sumer: kompas.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan