Kategori
Hukum

Hari Ini Cak Imin Diperiksa KPK Soal Dugaan Korupsi Pengadaan Sistem Proteksi TKI di Kemnaker 2012

IDTODAY NEWS – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, akan menjalani pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan korupsi pengadaan sistem proteksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) tahun 2012.

Sesuai dengan agenda pemeriksaan ulang dari tim penyidik KPK, Cak Imin akan menjalani pemeriksaan sebagai saksi pada hari ini, Kamis (7/9).

“Pemeriksaan sebagai saksi akan dilakukan pada Kamis (7/9),” kata Jurubicara Bidang Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri, Rabu (6/9).

Penjadwalan ulang tersebut, kata Ali, sebagaimana penundaan yang dimohonkan oleh Cak Imin pada saat menyampaikan konfirmasi ketidakhadirannya dalam jadwal pemanggilan sebelumnya pada Selasa (5/9).

“Dalam pemeriksaan nanti, penyidik tentunya akan menggali informasi dan pengetahuan saksi terhadap duduk perkara dugaan TPK (Tindak Pidana Korupsi) dimaksud. Sehingga akan membuat terang konstruksi perkaranya. Dalam proses itu dibutuhkan sikap kooperatif saksi agar proses penegakan hukum tindak pidana korupsi dapat berjalan secara efektif, dan segera memberikan kepastian hukum bagi para pihak terkait,” pungkas Ali.

Namun demikian, belum ada keterangan resmi dari KPK soal lokasi pemeriksaan nanti. Apakah di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, atau di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi C1 KPK atau Gedung KPK lama di Kuningan, Jakarta Selatan. Pemeriksaan saksi biasanya dimulai sekitar pukul 10.00 WIB.

Meski sudah resmi mengumumkan penyidikan perkara ini pada Senin (21/8), hingga kini KPK belum menyampaikan identitas tersangka, maupun uraian perbuatannya. Yang pasti, perkara ini terkait dengan dugaan kerugian keuangan negara yang mencapai miliaran rupiah.

Berdasarkan informasi yang diperoleh redaksi, tiga orang telah ditetapkan tersangka dalam kasus ini. Yaitu Sekretaris Badan Perencanaan dan Pengembangan (Barenbang) Kemnaker, I Nyoman Darmanta; dan Direktur PT Adi Inti Mandiri, Kurniadi.

Lalu, pensiunan PNS, Reyna Usman, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPW PKB Bali dan menjadi Caleg PKB Dapil Gorontalo nomor urut 1. Dalam perkara ini, Reyna Usman ditetapkan sebagai tersangka dalam kapasitasnya saat menjabat sebagai Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kemnaker.

Untuk tersangka Reyna Usman, sebelumnya telah diperiksa sebagai saksi di Gedung Merah Putih KPK pada Senin (4/9). Saat itu, Reyna didalami soal perencanaan awal proyek pengadaan sistem proteksi TKI.

Sumber : Rmol

Kategori
Politik

Anies-Cak Imin Bersatu, Pengamat: Sejarah yang Persatukan Kekuatan Politik Islam

IDTODAY NEWS – Sebuah dinamika baru tengah mengguncang dunia politik nasional, usai bersatunya Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai bakal pasangan calon pada Pilpres 2024.

Bahkan, turbulensi politik ini dianggap sebagai sejarah yang mempersatukan kekuatan politik Islam.

“Ini saya kira mengubah kontestasi atau struktur strategi secara total,” ujar komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (1/9).

Sosok yang akrab disapa Kang Tamil ini melihat, PKB merupakan satu-satunya partai politik yang memiliki basis elektoral yang jelas, memiliki kursi yang cukup signifikan di DPR, punya tokoh yang cukup berkaliber, dan tidak memiliki ikatan atau belenggu tersandera kepentingan politik Presiden Joko Widodo.

“Maka dalam konteks ini, kalau Nasdem saja yang memiliki 59 kursi di DPR dan kita boleh katakan tidak memiliki basis elektoral yang jelas, berani mengusung orang untuk menjadi capres. Maka PKB yang memang sudah jadi partai cukup tua, memiliki basis elektoral yang jelas, tentu sangat realistis dengan mengusung Cak Imin sebagai cawapres,” papar Kang Tamil.

Dosen Universitas Dian Nusantara ini menilai, bersatunya Anies dengan Cak Imin merupakan sejarah yang mempersatukan kekuatan politik Islam.

“Kalau bahasa saya itu, bersatunya kekuatan politik Islam amar maruf nahi munkar, dengan rahmatan lil alamin. Kalau kita mau mengelompokkan, kelompok Islam putih dengan kelompok Islam hijau, itu hari ini bersatu, dan itu merupakan kekuatan politik yang sangat besar,” pungkas Kang Tamil.

Sumber  : Rmol

Kategori
Politik

PKB Aceh Berharap Cak Imin Sah Jadi Bakal Cawapres Anies

IDTODAY NEWS – Kabar terpilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, sebagai bakal calon wakil presiden yang mendampingi bakal capres Anies Baswedan disambut antusias oleh kader partai di daerah.

Bahkan bagi PKB Aceh, kabar tersebut akan memberi pencerahan bagi masyarakat Serambi Mekkah. Terutama pencerahan bagi pendidikan pesantren maupun dayah yang notabene lokalitas yang dimiliki Aceh.

“Pak Muhaimin punya kedekatan khusus dengan pesantren dan dayah, ia juga lahir dari rahim pesantren,” kata Ketua DPW PKB Aceh, Irmawan, dalam keterangannya yang diterima Kantor Berita RMOLAceh, Jumat (1/9).

Irmawan menyebutkan, dirinya optimistis apabila pendidikan di Aceh akan maju ke depannya karena sosok Anies Baswedan adalah sosok yang cukup memahami pendidikan. Sementara Muhaimin Iskandar merupakan sosok yang dikenal dengan panggilan Bapak Santri Indonesia.

“Muhaimin cukup memberi perhatian pada dunia dayah di Aceh,” ujar Irmawan.

Selain itu, bila Cak Imin dipercaya menjadi Wakil Presiden, Aceh termasuk daerah yang menjadi perhatian khusus lantaran punya kekhususan.

Bahkan, menurut Irmawan, Cak Imin adalah sosok kerap meminta kepada kadernya agar memperhatikan Aceh, baik melalui infrastruktur maupun kebutuhan masyarakat Serambi Mekkah hingga ke pembangunan pedesaan.

“Inilah syukur kami kader PKB Aceh dan memohon doa kepada rakyat Aceh agar pasangan Anies Baswedan-Muhaimin benar-benar mendapat ridho Allah SWT,” ujarnya.

Di samping itu, Irmawan menambahkan, saat rapat pimpinan wilayah bersama DPC se-Aceh beberapa waktu lalu juga bersepakat mengusulkan ke DPP usulan dari Provinsi Aceh agar mengusung Anies-Muhaimin

“Saat rapim bersama seluruh pengurus cabang se-Aceh di Takengon beberapa waktu lalu mayoritas teman-teman di Aceh juga menyarankan untuk Pilpres 2024 mengusung Anies-Gus Muhaimin,” sebutnya.

Sumber : Rmol

Kategori
Politik

BREAKING NEWS! Surya Paloh Pilih Cak Imin Jadi Cawapres Anies

IDTODAY NEWS – Partai Demokrat mengungkap pengkhianatan yang dilakukan oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memutuskan untuk memilih Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres mendampingi calon presiden (capres) Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya melalui keterangan tertulisnya.

“Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023 di NasDem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS,” kata Teuku dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/8/2023).

Teuku mengungkapkan kalau pada malam itu, Anies dipanggil Surya Paloh untuk menerima keputusan tersebut. Kemudian, pada 30 Agustus 2023, Anies meminta Sudirman Said untuk menyampaikannya kepada Demokrat dan PKS tanpa menemui secara langsung.

Partai Demokrat sempat mengonfirmasi soal informasi tersebut kepada Anies. Anies pun tak bisa mengelaknya.

“Ia (Anies) mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar,” terangnya.

Sumber: suara

Kategori
Politik

Politisi PKB ini Cairkan Dana Bantuan PIP untuk Siswa SD di Pasuruan

IDTODAY NEWS – Ketua Komisi VI DPR RI, Faisol Riza mencairkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk siswa sekolah (SD) dasar di Kabupaten Pasuruan. Pencairan itu diserahkan secara simbolis oleh Faisol Riza dengan cara menyerahkan SK PIP pada penerima di Kabupaten Pasuruan, Rabu (30/8).

Dalam pencarian PIP untuk para siswa di Kabupaten Pasuruan, hadir kepala desa serta kepala sekolah.

Faisol Riza mengatakan, kalau bantuan tersebut merupakan program dari pemerintah pusat yang diberikan pada siswa baik di SD, SMP dan SMA. Menurutnya, bantuan tersebut agar dapat dimanfaatkan oleh para penerima untuk membeli kebutuhan siswa pada saat proses belajar.

“Ini dikhususkan untuk siswa agar dapat dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan anak-anak kita,” ucap Faisol Riza dikutip Kantor Berita RMOL Jatim.

Sebab, kata Faisol Riza pemerintah pusat memberikan program tersebut, karena siswa saat ini merupakan aset masa depan bangsa.

“Anak-anak kita ini aset masa depan bangsa, sehingga pemerintah merawat anak-anak kita agar belajarnya fokus,” sebutnya.

Politisi PKB ini menerangkan kalau bantuan pemerintah yang merupakan program kemitraan antara DPR RI dengan Kemendikbud RI melalui PIP kini terus dilakukan pengawalan dalam proses percepatan pencairan bagi pelajar penerima.

“Saya berharap pelajar penerima PIP agar dapat lebih bijak dalam penggunaan bantuan uang tunai. Tetap rajin dan semangat belajar dalam menggapai cita-cita,” ungkap dia.

Sehingga, dananya harus digunakan untuk kebutuhan pendidikan demi mengejar cita-cita anak bangsa.

“Dananya harus digunakan untuk kebutuhan pendidikan, terutama untuk peningkatan mutu pendidikan sehingga bisa menjadi generasi penerus yang bisa membanggakan bangsa dan negara nantinya,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sumber Banteng Kecamatan Kejayan Kabupaten Pasuruan, Yani mengatakan, kalau pihaknya berterima kasih kepada Faisol Riza.

“Kami selaku Kepala Desa Sumber Banteng, mengucapkan Alhamdulillah, atas perhatiannya dari Bapak Faisol Riza,” katanya.

Salah satu Wali Murid yang mendapatkan bantuan PIP ini, Halimatus Sa’diah mengatakan, kalau bantuan itu nantinya untuk kebutuhan anaknya. “Yang jelas untuk dimanfaatkan untuk anak saya,” katanya.

Selain itu, dia mengaku bersyukur atas dana PIP yang dikawal oleh Faisol Riza cair, sehingga kebutuhan anaknya tercukupi.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Faisol Riza yang telah memberikan bantuan ini,” pungkasnya.

Sumber : Rmol

Kategori
Politik

Yenny Wahid dan Kualitas Politiknya

TANGGAL 11 Agustus 2023, Yenny Wahid putri Abdurrahman Wahid tampil di Kompas TV. Yenny terjebak dalam arus pertanyaan host dalam menilai Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa.

Pernyataan yang tidak pantas diucapkan figur publik adalah tuduhan terhadap Cak Imin, dinilai mengkudeta Gus Dur, dan mungkin ke depan akan mengkudeta rakyat?

Kata kudeta berasal dari Perancis, coup d’état, yang berarti usaha tiba-tiba sekelompok kecil orang mengambil alih pemerintahan melalui kekerasan. Dari pengertian ini, kudeta terdiri dari tiga unsur: tindakan kekerasan, pemerintahan, kelompok minoritas.

Tanpa tiga unsur itu tidak ada kudeta. Seperti Pemilu, yang merupakan proses pengambilalihan kekuasaan dan pemerintahan, tetapi tidak ada kekerasan dan dilakukan bersama.

Kudeta adalah murni seperti asal-usul bahasanya, yaitu: berkenaan dengan pemerintahan atau negara (d’état). Tidak pernah terdengar ada term baru yang disebut “Coup du Peuple’ (Mengkudeta Rakyat). Jika yang dimaksud Yenny adalah perampasan kedaulatan rakyat, maka itu disebut “La Dictature” (kediktatoran).

Yenny Wahid bukan saja melakukan penyimpangan ilmiah, melalui ketidaktepatan diksi-diksi yang dia gunakan. Lebih jauh, tampak ada upaya “Legal Institutional Distrust” (Ketidakpercayaan Lembaga Hukum).

Bagaimana bisa figur publik seperti Yenny Wahid masih mengabadikan kebencian terhadap Cak Imin hingga hari ini. Padahal, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah memenangkan Muhaimin Iskandar atas Abdurrahman Wahid.

Pernyataan Yenny bahwa Cak Imin mengkudeta Gus Dur hanya bisa dibenarkan dengan lebih dulu menyatakan keputusan PN Jaksel tidak adil dan tidak sah secara hukum. Tanpa lebih dulu menyebut keputusan PN Jaksel tidak adil, maka pernyataan Cak Imin mengkudeta Gus Dur adalah tindakan pencemaran nama baik yang telah diatur dalam undang-undang.

Seandainya Yenny Wahid tetap ingin mengabadikan term “Cak Imin Mengkudeta Gus Dur”, maka keputusan PN Jaksel yang memenangkan Cak Imin atas Gus Dur harus dibatalkan terlebih dahulu. Jika tidak, tapi terus membuat narasi kebencian pada Cak Imin, maka Yenny, maaf tidak pantas disebut figur publik yang ideal, karena kualitas politiknya sangatlah tidak etis sekali.

Yenny Wahid memang tidak bisa dipungkiri secara biologis adalah anak kandung Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tetapi, secara ideologis, Yenny tidak menampilkan sosok yang ideal untuk mewarisi Gus Dur.

Salah satu buktinya adalah tidak punya kebesaran hati dan merangkul pada siapapun. Apalagi pernah secara emosional mendirikan partai politik yang “mentah” dan “gagal”. Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB) didirikan oleh Yenny Wahid pada tahun 2009. Namun, sudah berusia 14 tahun sampai sekarang atau tiga kali periode kepemimpinan malah tidak memiliki perwakilannya di DPR.

Berbeda dengan Gus Dur bersama para ulama NU yang mendirikan PKB pada 1998 dan mengikuti Pemilu 1999, mampu tampil mewakili 13 persen suara santri. Terbukti Gus Dur menjadi Presiden RI ke-4.

Sampai di sini saja, berat sekali untuk mengatakan bahwa Yenny Wahid mewarisi kualitas-kualitas politik dari ayah biologisnya. Dengan kualitas yang pas-pasan begini, Yenny malah mengkritik Cak Imin yang mampu mengumpulkan 9,6 persen pada Pemilu 2019.

Dengan demikian, penulis melihat beberapa poin utama. Pertama, kritikan Yenny Wahid, apapun itu, terhadap Cak Imin lahir dari kebencian mendalam, permusuhan yang dihidupkan terus-menerus. Padahal, Indonesia adalah negara hukum.

Apapun keputusan hukum harus ditaati oleh warga negara. Termasuk keputusan PN Jaksel yang memenangkan PKB Cak Imin. Menolak keputusan pengadilan sama saja menolak hukum yang berlaku.

Kedua, tidaklah perlu berbangga diri dengan meruncingkan perbedaan antara PKB Cak Imin versus PKB Gus Dur/Yenny. Jika ini terus terjadi, maka perbedaan umat bukan lagi sebagai rahmat, tetap akan berubah menjadi laknat.

Minimal laknat di dunia, yaitu permusuhan antara kubu Cak Imin dan kubu Yenny membara sepanjang masa. Jika kubu Yenny tidak percaya keputusan hukum dari pengadilan, kepada siapa lagi solusi atas masalah ini bisa dicarikan?

Alhasil, penulis berharap, kritik tetap harus diapresiasi, namun kritik yang konstruktif, ilmiah, dan berlandaskan hukum. Kritik yang hanya lahir dari kebencian dan permusuhan tidaklah berguna.

Mungkin saja Yenny Wahid bisa tertawa terbahak-bahak pada acara Kompas TV itu, karena host bisa memancing emosinya. Tetapi, publik di luar hanya bisa mengelus dada, betapa bobrok figur publik bahkan yang lahir dari pesantren.

Tampak sekali mereka mengabadikan permusuhan di antara sesama umat muslim. Naudzubillah min dzalik.

*Penulis adalah alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur

Sumber : Rmol

Kategori
Politik

Soal Kritikan Rocky Gerung, Cak Imin Minta Pendukung Jokowi Tak Bereaksi Berlebihan

IDTODAY NEWS – Para pendukung dan loyalis Presiden Joko Widodo diminta untuk tidak bereaksi berlebihan dan bersikap tenang menanggapi kritik keras Rocky Gerung.

Permintaan itu datang dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menyoal sikap para relawan Jokowi yang memperkarakan Rocky Gerung.

Menurutnya, para loyalis Jokowi seharusnya meniru sikap idolanya tersebut dengan bersikap tenang dalam menyikapi kritik Rocky Gerung.

“Saya harap pendukung Pak Jokowi tenang,” kata Cak Imin di Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/8).

Cak Imin lantas membandingkan kondisi sekarang dengan era Orde Baru, di mana saat itu kebebasan berbicara atau berekspresi sangat terbatas.

“Zaman Orde Baru, orang memberikan kritik bisa dikriminalisasi. Beda dengan sekarang zaman demokrasi, orang bebas untuk menyampaikan aspirasi dan ekspresinya,” sebutnya.

Sebagai ketum parpol sekaligus Pimpinan DPR RI, Cak Imin mengaku hampir setiap hari mendapatkan kritikan bahkan caci maki.

“Biasa saja, enggak usah alergi dengan kritik. Karena justru dengan kritikan kita bisa melakukan perbaikan,” demikian Cak Imin.

Sumber :rmol