Kategori
Politik

Hidup Rocky Gerung yang Menyerempet Bahaya

IDTODAY NEWS – Pengamat sekaligus filsuf politik Rocky Gerung sedang menjalani Vivere Pericoloso (Bahasa Italia: hidup menyerempet bahaya, red) menghadapi penguasa melalui kritiknya yang sangat tajam, lugas, penuh satire, menghibur, bahkan kontroversial.

“Kritik Rocky kepada Presiden Jokowi dalam konsolidasi Akbar Aliansi Aksi Sejuta Buruh akhir Juli 2023 di Bekasi, menjadi pilihan politiknya untuk menjalani ‘Vivere Pericoloso’ terhadap penguasa,” kata analis politik Universitas Nasional (Unas), Selamat Ginting, dikutip Kantor Berita RMOLJakarta, Sabtu (12/8).

Menurut Selamat Ginting, Rocky tidak boleh dipenjarakan karena kritik sarkasnya kepada penguasa. Tanya jawab adalah jalan untuk memperoleh pengetahuan. Itulah permulaan dialektika para filsuf politik. Dialektika merupakan dialog untuk menyelesaikan persoalan antara dua pihak yang berbeda, bukan dengan pemenjaraan.

“Rocky tidak boleh bernasib sama seperti filsuf politik dari Athena, yakni Socrates dan Plato yang dipenjara, karena berbeda pandangan dengan penguasa istana. Bahkan Socrates mati di dalam penjara. Dunia akan mengutuk pemerintah Presiden Jokowi jika Rocky dipenjara,” ujar Selamat Ginting.

Awalnya, lanjut Ginting, Rocky berorasi menyikapi berbagai isu dan kritik terhadap pemerintah. Sampai menyinggung rencana aksi besar pada Kamis (10/8). Aksi buruh itu mendesak pemerintah mencabut UU Cipta Kerja dan sejumlah undang-undang yang tidak berpihak kepada rakyat.

“Saya pikir Rocky dan sejumlah elemen sudah pada tahap frustrasi politik, karena Presiden Jokowi diduga melakukan sabotase politik. Sabotase politik, karena memveto hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK),” ujar Ginting.

MK, lanjut Ginting, sebelumnya sudah memutuskan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) cacat secara formil. Bahkan MK menyatakan UU Cipta Kerja inkonstitusionalitas bersyarat. Bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara bersyarat.

“Presiden Jokowi menanggapi keputusan MK dengan menerbitkan Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang) tentang Cipta Kerja dengan alasan dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Di sisi lain, pemerintah justru terus melanjutkan program Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), padahal pemerintah mengakui situasi sedang tidak baik-baik saja. Ini jelas sesuatu yang tidak konsisten,” ungkap Ginting.

Menurut Ginting, bukan hanya Rocky Gerung yang sedang menjalani Vivere Pericoloso, melainkan pemerintahan Presiden Jokowi serta partai-partai politik dan institusi negara juga melakukan langkah politik menyerempet bahaya menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Apa yang dilakukan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) bergabung dengan partai oposisi, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat, kemudian mengusung Anies Baswedan menjadi bakal calon presiden, itu merupakan langkah ‘Vivere Pericoloso’,” jelas Ginting.

Termasuk, lanjut Ginting, konflik politik antara Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Sukarnoputri, dengan Presiden Jokowi dalam mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres dari PDIP. Megawati ingin hal itu menjadi hak prerogatifnya sebagai ketua umum partai, artinya mengabaikan peran Jokowi yang dianggap hanya sebagai petugas partai.

“Konflik elite itu juga masuk dalam Vivere Pericoloso, seperti peristiwa politik di era Demokrasi Terpimpin Sukarno pada 1964 hingga lengser dari kursi presiden pada 1967,” ungkap Ginting.

Menurut Ginting, jika Presiden Jokowi salah langkah politik, seperti cawe-cawe dalam pemilihan presiden 2024, dia akan dikenang sejarah sebagai penguasa yang menapak jalan otoritarian.

Diawali Soekarno

Vivere Pericoloso, menurut Ginting, awalnya digunakan Presiden Soekarno dalam pidato HUT ke-19 Republik Indonesia, 1964. Di mana saat itu Indonesia mengalami masa-masa genting dengan terjadinya konfrontasi dengan Malaysia (Ganyang Malaysia).

Kehidupan politik, lanjutnya, juga sangat panas. Salah satunya TNI Angkatan Darat bersitegang dengan Presiden Soekarno dan Partai Komunis Indonesia (PKI), karena menolak konsepsi Nasakom (Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) serta usulan pembentukan Angkatan Kelima (Buruh dan Tani dipersenjatai). Soekarno juga membuat poros Jakarta-Peking (Beijing)-Pyongyang.

“Situasi Vivere Pericoloso akhirnya menjungkalkan Soekarno dari kursi presiden secara menyakitkan. PKI yang dekat dengan Soekarno dihancurkan Angkatan Darat, akibat pimpinan Angkatan Darat diculik dan dibunuh pasukan pengamanan presiden yang berafiliasi kepada komunis,” ujar Ginting.

“Jadi situasi politik saat ini jelang Pemilu 2024, kurang lebih mirip dengan situasi politik 1964-1967,” pungkas Ginting.

 

Sumber : Rmol

Kategori
Politik

Soal Kritikan Rocky Gerung, Cak Imin Minta Pendukung Jokowi Tak Bereaksi Berlebihan

IDTODAY NEWS – Para pendukung dan loyalis Presiden Joko Widodo diminta untuk tidak bereaksi berlebihan dan bersikap tenang menanggapi kritik keras Rocky Gerung.

Permintaan itu datang dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menyoal sikap para relawan Jokowi yang memperkarakan Rocky Gerung.

Menurutnya, para loyalis Jokowi seharusnya meniru sikap idolanya tersebut dengan bersikap tenang dalam menyikapi kritik Rocky Gerung.

“Saya harap pendukung Pak Jokowi tenang,” kata Cak Imin di Bogor, Jawa Barat, Kamis (10/8).

Cak Imin lantas membandingkan kondisi sekarang dengan era Orde Baru, di mana saat itu kebebasan berbicara atau berekspresi sangat terbatas.

“Zaman Orde Baru, orang memberikan kritik bisa dikriminalisasi. Beda dengan sekarang zaman demokrasi, orang bebas untuk menyampaikan aspirasi dan ekspresinya,” sebutnya.

Sebagai ketum parpol sekaligus Pimpinan DPR RI, Cak Imin mengaku hampir setiap hari mendapatkan kritikan bahkan caci maki.

“Biasa saja, enggak usah alergi dengan kritik. Karena justru dengan kritikan kita bisa melakukan perbaikan,” demikian Cak Imin.

Sumber :rmol

Kategori
Politik

Bagaimana Negara Dapat Memberdayakan Rocky Gerung?

IDTODAY NEWS – ROCKY Gerung adalah satu nama yang tak asing lagi di belantika dunia politik Indonesia. Tak ada satupun akademisi dan kaum intelektual termasuk elite politik yang tidak mengenalnya. Fansnya banyak, yang antipati termasuk alergi juga banyak. Itulah RG alias si Rocky Gerung.

Dalam bahasa umum, RG ini dibilang sebagai kaum cerdik pandai. Menguasai ilmu yang diucapkannya. Termasuk segala pandangan dan pemikirannya ada di sana. Paket komplet lah. Yang mencoba memberi kritik nilai pada dirinya akan mendapat balasan pandangan yang seru bahkan terkadang sulit untuk dibantah maupun menimpalinya.

Kemampuannya memberi analisis praktis atas suatu kebijakan politik atau sosial oleh penguasa cenderung menjadi referensi kalangan aktivis. Apalagi kelompok oposisi, dan meskipun benar dan realistis tapi soal digubris atau tidak oleh penguasa adalah urusan lain.

Memang di era kepemimpinan presiden ketujuh ini sedang minim karakter besar hati para penguasa. Baperan, tak mampu membantah dan yang terjadi upaya membalasnya pun terkesan secara pinjam tangan pihak lain. Rakyat dibakar emosinya bukan diberi ruang belajar berdemokrasi secara nalar sehat dan dewasa.

Urusan narasi “bajingan tolol” yang merupakan paralel dari pandangan politik secara hak kritik demokratik rakyat yang cerdas cara seorang cendekiawan akhirnya malah menjadi bukti empiris masih adanya tipikal mental “bajingan tolol” yang seakan punya hak atas “nyawa” Rocky Gerung.

Apa yang terjadi pada RG sesungguhnya bagian fakta gagalnya reformasi mental yang menjadi salah satu tujuan politik Presiden Jokowi. Dan bukan salahnya meskipun presiden adalah lembaga kebijakan tertinggi dalam membangun bangsa dan negaranya.

Apakah para petinggi negara termasuk Istana tak pernah terlintas untuk justru bagaimana sebaiknya dapat memberdayakan keilmuan doktrin moral dan etika berdemokrasi, berbirokrasi, hingga berbangsa dan bernegara sosok Rocky Gerung ini ketimbang antipati bahkan cenderung “memusuhinya”?

Tentu saja hal itu dapat dilakukan dengan mencermati kritikan dan pandangannya di mimbar luar bebas di manapun atau diangkat sebagai konsultan negara.

Sehingga dengan demikian pemanfaatan anak bangsa ini dapat dijadikan model contoh di bidang lain, ketimbang sekadar memelihara “geng buzzer” yang lebih banyak mudharat daripada manfaatnya.

Sumber : Rmol

Kategori
Politik

Rumah Rocky Gerung Dilempar Massa Berbaju Kotak-kotak

IDTODAY NEWS – Sejumlah orang mendatangi rumah kediaman Rocky Gerung di Bojong Koneng Babakan Madang Sentul Bogor, Jawa Barat. Minggu siang (6/8/2023).

Rumah milik pengamat politik yang juga filsuf, Rocky Gerung itu menjadi sasaran pelemparan. Nampak seorang pria berambut panjang bertopi merah itu memberi Aba-aba nya.

Pria yang belum diketahui indentitasnya itu berteriak mengatakan Rocky Gerung telah membuat keonaran rakyat Indonesia dan membuat kegaduhan.

“Rocky Gerung telah membuat keonaran rakyat Indonesia dan membuat kegaduhan. Makanya mari sama-sama kita lempar rumah Rocky Gerung,” teriak pria gondrong itu memberi aba-aba.

Para penyerang rumah Rocky Gerung itu pun secara bersama-sama melemparkan batu ke pintu pagar besi rumah milik pengamat politik itu.

“Ayo kita lempar rumah Rocky Gerung, anggaplah kita melempar jumroh,”

“Allah Akbar,” teriak para penyerang.

“Rocky Dancok…!!!” teriak pria bertopi merah itu.

Untuk diketahui Kata “Dancok memiliki makna encuk. Encuk merupakan bahasa Jawa yang memiliki arti “berhubungan badan” terutama yang dilakukan di luar nikah.

Unggahan video akun tiktok @Jibril Al Kahfi telah dikomentari 3.993 dan dibagi sebanyak 1.246 kali.

Berbagai ragam komentar netizen. Baik yang pro maupun yang kontra terhadap Rocky.

Alloh bersama orang baik seperti Rocky Gerung..Sehat selalu bang RG..Amin” tulis netizen.

“Lumayan dapat uang jajan,” tulis akun @ezar

“Semakin nyata RG top banget,” tulis @Aljaz

Hal yang berbeda disampaikan akun tiktok @reinhard Sigaloho

“Saudara tlah membantu menyuarakan suara para rakyat yang membela Jokowi” tulis @reinhard Sigaloho

“Bukti rakyat cinta Jokowi,” sambaran tulisan akun @pirdaus05

Di Jakarta, Staf Khusus KSP (Kepala Staf Kepresidenan) Ali Muchtar Ngabalin seperti dikutip dari kanal YouTube CNN Indonesia, Minggu (6/8/2023) mengatakan pihaknya (KSP) sangat sungguh-sungguh (serius) seperti apa yang dikatakan Moeldoko.

“Kami sungguh-sungguh sangat serius ya, apa yang disampaikan oleh Kepala Staf kepresidenan adalah sesuatu yang serius,” kata Ngabalin, Minggu

Lebih lanjut, Ngabalin menyatakan, meski Presiden Jokowi menanggapi santai persoalan ini, namun orang-orang di sekitarnya arus melakukan tindakan dan sikap siaga yang ekstra.

“Jadi cara-cara yang dilakukan oleh Rocky Gerung ini adalah cara-cara orang yang tidak beradab tidak punya tutur kata,” tegasnya.

Dia pun secara tegas menyebut Rocky Gerung yang juga akademisi, dan intelektual publik Indonesia itu. sebagai manusia yang sombong.

Bahkan, Ngabalin menyamakan akademisi tersebut dengan sosok Qorun, Firaun, hingga Haman.

“Manusia-manusia yang sombong itu dikategorikan sebagai manusia berperilaku iblis. Karena itu kami sangat serius supaya memberikan pembelajaran kepada pihak-pihak lain untuk jangan seenak perutnya,” tegas Ngabalin.

Ngabalin menegaskan KSP memberikan dukungan kepada pihak yang melaporkan Rocky Gerung ke kepolisian atas ucapan yang dinilai menghina Presiden Jokowi.

“Kami sungguh sangat serius dan karena itu memberikan support kepada sejumlah kelompok-kelompok masyarakat maupun relawan yang melaporkan si Gerung itu ke kepolisian. Kita tunggu hasilnya karena polisi sedang proses juga,” katanya.

Seperti diketahui, Rocky Gerung mendapat sorotan tajam hingga dilaporkan ke kepolisian usai mengkritik Presiden Jokowi. Dalam pernyataannya yang beredar di sebuah video viral di media sosial, Rocky terang-terangan berkata kasar saat mengkritik Presiden.

“Begitu Jokowi kehilangan kekuasaannya dia jadi rakyat biasa, enggak ada yang peduli nanti. Tetapi ambisi Jokowi adalah mempertahankan legacy-nya. Dia masih pergi ke Cina buat nawarin IKN dia masih mondar-mandir dari satu koalisi ke koalisi yang lain untuk mencari kejelasan nasibnya. Dia memikirkan nasibnya sendiri, dia enggak pikirin nasib kita, itu bajingan yang tolol, dia bajingan yang pengecut,” kata Rocky Gerung.

Sumber: legion

Kategori
Hukum Peristiwa

Rocky Gerung Minta Maaf, Gus Nabil: Tetap Harus Ada Sanksi

IDTODAY NEWS – Permintaan maaf dari pengamat politik Rocky Gerung terkait kritikannya terhadap Presiden Joko Widodo yang telah bikin gaduh masyarakat tak lantas membuatnya lepas dari sanksi.

Permintaan maaf dari pengamat politik Rocky Gerung terkait kritikannya terhadap Presiden Joko Widodo yang telah bikin gaduh masyarakat tak lantas membuatnya lepas dari sanksi.

“Mengkritik boleh saja, tapi jangan sampai mencaci maki atau menghina. Rocky Gerung telah melemparkan hinaan dan cacian, ia menciptakan gelembung kebencian di masyarakat kita. Gelembung kebencian inilah yang berbahaya, menjadi duri dalam demokrasi,” ucap Gus Nabil, sapaan akrabnya, Sabtu (5/8).

Gus Nabil pun memuji sikap Presiden Jokowi yang tidak menanggapi kritikan Rocky dan menganggapnya sebagai hal kecil.

“Bagi saya, respons Presiden Jokowi sudah tepat, tidak perlu merespons,” kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa ini.

Namun demikian, Gus Nabil tetap meminta ada sanksi yang diberikan kepada Rocky Gerung. Baik itu sanksi hukum maupun sanksi sosial atau moral.

“Sanksi hukum biarlah menjadi fokus para penegak hukum. Masyarakat bisa memberi sanksi moral dengan tidak memberi ruang atau panggung bagi Rocky. Jika tidak ada komunitas, kampus, maupun pihak yang mengundang atau mendengarkan Rocky, maka itulah sanksi yang menyakitkan baginya,” paparnya.

Usai melontarkan kritikan keras kepada Presiden Jokowi, Rocky Gerung, menggelar konferensi pers untuk menyatakan permintaan maafnya yang telah membuat gaduh.

“Saya menyesalkan bahwa persoalan hukum yang dari awal saya katakan ini adalah kritik saya terhadap Presiden Jokowi yang saya ucapkan dengan sangat tajam dan biasa saya lakukan itu di mana-mana,” ucap Rocky Gerung di Jalan Doktor Kusuma Atmaja 76, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat sore (4/8).

Sumber : rmol

Kategori
Selebitis

Anggota DPR Banyak yang Absen dalam Pengesahan RUU Kesehatan, Rocky Gerung Penanda Nggak Ada Keseriusan dari Mereka

IDTODAY NEWS – Pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) Kesehatan oleh DPR beberapa waktu lalu menuai prokontra. Bahkan pengesahan dari RUU menjadi undang-undang memicu aksi demonstrasi dari kalangan pekerja kesehatan.

Belakangan berembus kabar bahwa pengesahan RUU tersebut dinilai tidak sah. Musababnya, jumlah anggota dewan yang hadir secara fisik hanya 105 orang.

Sementara itu, anggota DPR lain memberi keterangan izin sebanyak 197 orang dan sisanya tidak disebutkan jumlah anggota yang hadir secara virtual.

Pengamat Politik Rocky Gerung pun menyorotinya. Ia mempertanyakan, bila undang-undang tersebut betul-betul urgen seharusnya semua anggota DPR hadir untuk mendengarkan.

“Kalau undang-undang itu betul-betul urgen, itu pasti anggota DPR-nya datang bahkan untuk mendengarkan,” ungkap Rocky Gerung melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official.

Ia sendiri menilai tidak adanya keseriusan dari anggota dewan yang seharusnya ikut memikirkan kesehatan Bangsa Indonesia.

“Jadi ini penanda, bahwa nggak ada keseriusan dari mereka yang diminta untuk memikirkan kesehatan bangsa ini,” katanya.

Rocky menambahkan, pembahasan tersebut bahkan tidak melibatkan kalangan yang ahli dalam bidang health policy.

“Pembahasannya tidak melibatkan kalangan etikus, kalangan kritisi metodologi, mereka yang mengerti tentang political economy of health policy kan nggak ada tuh,” ungkapnya.

Hal itu membuat masyarakat menganggap undang-undang itu dibuat sebagai upaya mempermudah investor menanamkan modal pada sektor kesehatan.

Bahkan, Rocky menilai, tentu hal tersebut bukan demi kesehatan masyarakat, melainkan akumulasi kapital.

“Apakah prinsip-psrinsip local wisdom dipakai buat menyusun undang-undang itu? Jadi semua orang yang membaca undang-undang itu menganggap bahwa ini adalah upaya membackup mereka mudah menanamkan modal di Indonesia atau mengundang penanam modal.” katanya.

“Jadi bukan demi kesehatan masyarakat, tapi demi akumulasi kapital,” katanya.

Sumber: suara

Kategori
Politik

Polling Iwan Fals, Rocky Gerung Langkahi Prabowo Subianto

IDTODAY-NEWS – Bursa calon presiden jelang Pemilu 2024 kian hangat. Secara garis besar, elektabilitas tokoh potensial masih berkutat di antara tiga nama.

Ketiga nama yang selalu bertengger dalam tiga besar survei elektabilitas tokoh, adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Mengukur elektabilitas tokoh, tidak hanya dilakukan lembaga survei. Sejumlah tokoh publik sekelas musisi kawakan Iwan Fals pun melakukan.

Melalui Twitter, Iwan Fals menyajikan polling empat nama tokoh dengan disertai kapsion sederhana, “Presiden 2024”. Selain tiga nama yang sudah disebutkan, Iwan menambahkan tokoh filsuf Recky Gerung.

Secara umum, hasilnya tak jauh beda dengan survei pada umumnya. Yakni, Anies unggul 42,8 persen di atas Ganjar yang mendapatkan pilihan 23 persen.

Menariknya, pada polling Iwan Fals, pilihan pada Prabowo hanya tercatat 14,5 persen. Bahkan, lebih rendah dari pilihan pada Rocky yang mencatatkan 19,6 persen.

Polling Iwan Fals dilakukan di Twitter pada Senin (3/7). Survei tersebut bersifat terbuka bagi warganet. Setidaknya, ada 57.199 warganet yang memberikan pilihan pada survei tersebut. Rmol