Kategori
Politik Selebitis

Tepis Tudingan Staf Ahli Menkominfo, Yosi ‘Project Pop’: Boro-boro Rp 90 M, Anggaran Siberkreasi Rp 1,6 M

IDTODAY NEWS – Hermann Josis Mokalu atau Yosi Mokalu ‘Project Pop’ menepis tuduhan bahwa Siberkreasi mendapatkan anggaran Rp 90 miliar. Ketua Umum Siberkreasi itu menegaskan, anggaran yang dikelola pihaknya tak sebesar itu.

“Itu boro-boro Rp 90 M. Kita untuk 14 kegiatan di lima kota itu budgetnya Rp 1,6 M. That’s it,” kata Yosi seperti dilansir dari Antara, Minggu (30/8/2020).

Yosi juga menjelaskan, para pekerja di Siberkreasi selama ini tak ada yang digaji. Sebab, para pengurus wadah kolaborasi itu bersifat sukarela.

“Terus para pekerja di Siberkreasi tidak ada yang digaji. Ada kan yang bilang harus kerahkan KPK untuk periksa rekening saya, ya silahkan. Paling saya malu dikit karena ada kasbon juga sama manajer sekali-kali,” tuturnya.

Tudingan dana Rp 90 miliar mengalir ke Siberkreasi itu bermula dari pernyataan Staf Ahli Menkominfo Henry Subiakto. Henry menjelaskan mengenai salah satu program Siberkreasi yang memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk menjadi influencer.

Pernyataan Henry pun kemudian viral di media sosial. Beragam tudingan pun muncul untuk Siberkreasi, salah satunya mendapat kucuran dana Rp 90 miliar untuk membayar influencer.

Tudingan itu sebelumnya juga telah ditepis oleh Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Digital dan SDM, Dedy Permadi. Dedy menegaskan School of Influencer dalam Siberkreasi bukanlah pelatihan untuk para influencer.

Dedy juga menepis kucuran dana Rp 90 miliar mengalir ke program School of Influencer. Dia menjelaskan, School of Influencer menjadi satu paket pembiayaan dengan program lainnya.

“School of Influencer itu satu rangkaian paket pembiayaan bersama, bentuknya adalah coaching clinic, pelatihan. Jadi bukan pelatihan influencer dan tidak digunakan untuk membayar influencer.

Begitupun dengan Siberkreasi. Dedy menegaskan, Siberkreasi merupakan wadah kolaborasi, sehingga anggaran yang didapatkan berbentuk kontribusi non-uang.

“Karena ini wadah kolaborasi, maka anggarannya didapatkan dari kontribusi, tidak dalam bentuk uang ya. Biasanya kontribusinya dalam bentuk kegiatan, dalam bentuk support narasumber, dalam bentuk kegiatan pelatihan yang didapatkan dari mitra jejaring Siberkreasi tersebut,” ujarnya.

Sumber: detik.com

Kategori
Politik

Terima Proyek Kominfo Rp10,83 M untuk Melatih Influencer, Aktivis Politik: KPK Harus Periksa Yosi Project Pop

IDTODAY NEWS – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus memeriksa Yosi Mokalu atau Yosi Project Pop yang telah mendapat proyek Rp10,3 miliar dari Kominfo untuk melatih influencer.

“KPK harus periksa Yosi Project Pop yang mendapat proyek Rp10,3 miliar dari Kominfo untuk melatih influencer. Mulai dari proses awal tender sampai mendapatkan proyek tersebut,” kata aktivis politik Rahman Simatupang kepada suaranasional, Sabtu (29/8/2020).

Menurut Rahman, publik harus mengetahui penggunaan dana yang dipakai Yosi Project Pop itu. “Termasuk laporan keuangan dari kegiatan selama ini,” papar Rahman.

Rahman meminta BPK melakukan auditing terhadap Kominfo dan proyek yang dikerjakan Yosi Project Pop itu. “Rp10,3 miliar itu dari uang rakyat dan harus jelas dalam pertanggungjawabannya,” ungkap Rahman.

Kata Rahman, aparat kepolisian juga bisa memeriksa Yosi Project Pop dalam proyek dari Kominfo untuk melatih influencer ini. “Semua aparat penegak hukum bisa saling koordinasi untuk membongkar proyek ini,” paparnya.

Staf ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Hukum, Prof Henry Subiakto menegaskan bahwa Kominfo tidak pernah menggunakan jasa influenzer.

Dana Rp10,83 miliar di Kominfo dipakai untuk melatih influencer dan membiayai artis yang membawa obor Sea Games.

“Jadi ada program itu melatih masyarakat, karena sekarang kita tahu masyarakat itu sudah menggunakan media sosial, dan banyak masyarakat yang kita coba untuk menjadi aktivis, kita dorong mereka menjadi influencer, maka program itu adalah program mendidikan masyarakat, menjadi influencer,” ucap Prof Henry dalam program acara Dua Sisi di tvOne, dikutip Pojoksatu.id dari channel YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Jumat 28/8).

Henry menjelaskan, program Digital Literasi itu ditangani oleh organisasi Siberkreasi yang diketuai oleh personel grup musik Project Pop, Yosi Mokalu.

“Ketua Siberkreasi Yosi Mokalu dari Project Pop, boleh dicek. Dia adalah ketua yang melatih yang namanya digital literasi kepada publik, kepada mahasiswa, kepada masyarakat, untuk dilatih gimana menjadi influencer, karena influencer itu rakyat,” tandas Henry.

Sumber: suaranasional.com