IDTODAY NEWS – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) kembali melaporkan terjadinya awan panas guguran Gunung Merapi, Sabtu (16/1/2021). Awan panas ini terpantau pukul 17.00 WIB di seismogram dengan durasi 83.1 detik dan amplitudo 28 mm.
“Kolom letusan setinggi 200 meter dari puncak dengan jarak luncur 1 kilometer (km) angin beriup ke timur,” kata petugas penyusun laporan aktivitas Gunung Merapi BPPTKG, Alzwar Nurmanaji, Sabtu (16/1/2021) malam.
Secara meteorologi, cuaca di puncak Merapi berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur. Suhu udara 18-26.5 derajat Celcius, kelembaban udara 29-90 persen, dan tekanan udara 833-944 mmHg. Secara visual ada kabut 0-II hingga kabut 0-III dan asap kawah tidak teramati.
“Visual gunung tidak teramati tertutup kabut,” katanya.
Petugas juga mencatat terjadi gempa guguran sebanyak 23 kali, amplitudo 3-23 mm, durasi 15-122 detik. Gempa embusan, tiga kali, amplitudo 4-8 mm, durasi 12-29 detik. Gempa hybrid atau fase banyak 9 kal, amplitudo 3-25 mm, S-P antara 0.3-0.5 detik, durasi 4-10 detik dan tektonik jauh 1 kali, amplitudo 8 mm, S-P antara 7.5 detik, selama 151 detik.
“Status Gunung Merapi masih level III (siaga),” paparnya.
Sebelumnya, pada pukul 04.00 WIB BTPPTKG juga mencatat guguran awan panas sejauh 1,5 km tinggi koom 500 meter ke arah sungai Boyong dan percabangan ke sungai Bedog, Kuning dan Krasak.
Atas kondisi tersebut merekomendasikan potensi bahaya berupa guguran lava pijar dan awan panas guguran pada sektor selatan barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan putih sejauh 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif sejauh 3 km dari puncak.
Untuk itu semua aktivitas penambagan di alur sungai yang berhulu di gunung Merapi dan pariwisata dalam kawasan rawan bencana (KRB) III dihentikan.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut Negara Bisa Memaksa Warga Ikut Vaksin Covid-19, Ini Dasarnya
Sumber: inews.id