IDTODAY NEWS – Wasekjen PA 212 Novel Bakmumin menanggapi soal aksi Presiden Jokowi bagi sembako di Terminal Grogol, Jakarta Barat yang berujung kerumunan warga.

Menurut Novel Bamukmin, aparat harus segera menangkap Presiden Jokowi lantaran aksinya bagi sembako telah menimbulkan kerumunan.

Novel juga menilai aksi Jokowi itu merupakan kesalahan besar dan telah direncanakan secara matang.

“Jokowi harus ditangkap karena sudah sangat fatal melakukan kesalahan besar dan berbahaya karena aksi arogan itu terencana dengan matang,” kata Novel Bamukmin.

Oleh karenanya, ia mendesak aparat keamanan agar berani menindak presiden lantaran diduga melakukan pelanggaran. Novel meminta aparat memperlakukan Jokowi seperti para tokoh FPI yang ditangkap.

“Karena melakukan kerumunan dan sudah jelas ada yuris prudensinya yaitu sanksi hukum 8 bulan penjara yang mana IB HRS telah menjadi korbannya,” tegasnya.

Selain itu, Novel Bamukmin juga meminta agar diskriminasi hukum tidak terjadi lagi. Menurutnya, bangsa ini akan gaduh bila ketidakadilan terus dipertontonkan.

Baca Juga  Mulyanto: Pemerintah Jangan Diamkan Politik Dinasti, Bahaya!

“Kalau Jokowi tidak diproses hukum maka IB HRS harus dibebaskan karena semua kasus kerumunan yang telah terjadi tidak ada yang dijerat hukum,” ungkapnya.

Melansir Suara.com (jaringan Terkini.id), Presiden Jokowi sebelumnya membagikan sembako kepada warga di Terminal Grogol, Jakarta Barat, pada Selasa 10 Agustus 2021.

Adapun pembagian sembako itu lantas memicu kerumunan lantaran warga tidak sabaran mengantre untuk mendapatkan bantuan sembako dari mantan Wali Kota Solo itu.

Baca Juga  Ujaran Rasis Ambroncius Pada Pigai Bisa Turunkan Citra Jokowi

Jokowi sendiri tiba di lokasi pembagian sembako tersebut sekitar pukul 16.12 WIB. Namun saat tiba, ia tidak turun dari mobil kepresidenan.

Saat Jokowi tiba, pembagian sembako sebenarnya berjalan kondusif. Warga mengantre dengan menjaga jarak. Namun setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu meninggalkan lokasi, situasi tidak terkendali sehingga timbul kerumunan akibat masyarakat saling dorong. Alhasil, protokol kesehatan jaga jarak pun terabaikan.

Sumber: terkini.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan