IDTODAY NEWS – Belakangan ini nama Pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS) tengah santer dibicarakan publik.

Pasalnya, Habib Rizieq dikabarkan akan kembali ke Tanah Air pada 9 November 2020 mendatang.

Habib Rizieq bersama keluarga rencananya akan tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada 10 November 2020.

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-Bekasi.com dalam artikel “Habib Rizieq Pulang ke Indonesia, Pengamat: Islah yang Membawa Kesejukan dan Stabilitas Politik”, Habib Rizieq sendiri diketahui pergi ke Arab Saudi pada 2017 silam.

Ketika itu pihak kepolisian tengah menyelidiki kasus yang menjerat Habib Rizieq yakni tuduhan pesan pornografi.

Namun, polisi telah menerbitkan penghentian penyidikan perkara (SP3) kasus itu.

Menanggapi kabar tersebut, Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin berharap, kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia bisa membawa kesejukan.

“Kepulangan itu islah yang membawa kesejukan dan stabilitas politik ke depan. Jadi, jangan ada lagi menuding-menuding yang macam-macam,” kata Ujang Komarudin di Jakarta, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 7 September 2020.

Baca Juga  FPI Tuding Cebong Paksakan Opini Habib Rizieq Positif Covid-19

Menurutnya, kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia menjadi bukti bahwa negara tidak pernah menghalangi hak warganya.

Sehingga, setibanya di Tanah Air, keberadaan Habib Rizieq diharapkan bisa membawa kesejukan.

Ujang menjelaskan, selama Habib Rizieq di Arab Saudi, ada banyak isu yang ditujukan kepada pemerintah, salah satunya yaitu pemerintah mencekal Habib Rizieq, dan pemerintah tidak ingin Habib Rizieq pulang ke Indonesia.

Baca Juga  Soal Polemik TWK, Moeldoko: Semaksimal Mungkin Jokowi Tak Terlibat di Dalamnya

Meski demikian, dirinya menegaskan bahwa tudingan itu tidak pernah terbukti.

“Sedari awal pemerintah beberapa kali mengatakan tidak pernah menghalang-halangi kepulangan Rizieq ini,” kata Ujang Komarudin.

Ujang juga mengingatkan agar proses penyambutan kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia jangan sampai membuat masalah baru dalam upaya mengurangi penyebaran Covid-19.

Dirinya mengimbau, agar pengumpulan masa sebaiknya dihindari.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan